Teks -- Filipi 4:7-23 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Flp 4:7 - DAMAI SEJAHTERA ALLAH ... AKAN MEMELIHARA HATI DAN PIKIRANMU.
Nas : Fili 4:7
Ketika kita berseru kepada Allah dari hati yang tinggal di dalam
Kristus dan Firman-Nya (Yoh 15:7), maka damai sejahtera Allah akan
...
Nas : Fili 4:7
Ketika kita berseru kepada Allah dari hati yang tinggal di dalam Kristus dan Firman-Nya (Yoh 15:7), maka damai sejahtera Allah akan membanjiri jiwa kita yang susah.
- 1) Damai sejahtera ini adalah kesentosaan batin yang dibawa oleh Roh Kudus (Rom 8:15-16). Perasaan itu meliputi keyakinan yang teguh bahwa Yesus dekat dan bahwa kasih Allah akan bekerja di dalam kehidupan kita demi kebaikan (Rom 8:28,32; bd. Yes 26:3).
- 2) Bila kita menyerahkan segala kesusahan kita di hadapan Allah dalam doa, damai sejahtera ini akan mengawali pintu hati dan pikiran kita, sambil mencegah kesusahan dan dukacita hidup ini yang mengganggu kehidupan kita dan meruntuhkan harapan kita di dalam Kristus (ayat Fili 4:6; Yes 26:3-4,12; 37:1-7; Rom 8:35-39; 1Pet 5:7).
- 3) Kalau ketakutan dan kecemasan kembali, maka doa, permohonan, dan
ucapan syukur sekali lagi akan menempatkan kita di bawah damai sejahtera
Allah yang mengawali hati kita. Sekali lagi kita akan merasa aman dan
bersukacita di dalam Tuhan (ayat Fili 4:4;
lihat art. DAMAI SEJAHTERA ALLAH).
Full Life: Flp 4:8 - SEMUA YANG SUCI.
Nas : Fili 4:8
Agar dapat mengalami damai sejahtera dan kemerdekaan Allah dari
kecemasan, orang percaya harus menetapkan pikiran mereka pada hal-ha...
Nas : Fili 4:8
Agar dapat mengalami damai sejahtera dan kemerdekaan Allah dari kecemasan, orang percaya harus menetapkan pikiran mereka pada hal-hal yang benar, mulia, adil, suci, dst. Paulus berkata bahwa apabila kita melakukan hal ini maka "Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu" (ayat Fili 4:9). Apabila kita menetapkan hati kita kepada hal-hal yang keji dari dunia ini maka sebagai akibatnya sukacita, damai sejahtera, dan hubungan dekat dengan Allah akan lenyap dan hati kita tidak dikawali lagi.
Full Life: Flp 4:11 - AKU TELAH BELAJAR MENCUKUPKAN DIRI
Nas : Fili 4:11
(versi Inggris NIV -- "Aku telah belajar untuk merasa puas").
Rahasia kepuasan hati ialah menyadari bahwa dalam keadaan yang sekara...
Nas : Fili 4:11
(versi Inggris NIV -- "Aku telah belajar untuk merasa puas"). Rahasia kepuasan hati ialah menyadari bahwa dalam keadaan yang sekarang ini Allah telah memberikan segala sesuatu yang kita perlukan untuk tetap berkemenangan di dalam Kristus (1Kor 15:57; 2Kor 2:14; 1Yoh 5:4). Kemampuan untuk hidup berkemenangan atas keadaan-keadaan yang berubah-ubah datang dari kuasa Kristus yang mengalir dalam dan melalui saudara (ayat Fili 4:13;
lihat cat. --> 1Tim 6:8).
[atau ref. 1Tim 6:8]
Akan tetapi, kemampuan ini tidak datang dengan sendirinya. Hal itu harus dipelajari melalui bersandar kepada Kristus.
Full Life: Flp 4:13 - SEGALA PERKARA DAPAT KUTANGGUNG DI DALAM DIA.
Nas : Fili 4:13
Kuasa dan kasih karunia Kristus berada pada orang percaya untuk
memungkinkan mereka melakukan segala sesuatu yang Ia minta mereka l...
Nas : Fili 4:13
Kuasa dan kasih karunia Kristus berada pada orang percaya untuk memungkinkan mereka melakukan segala sesuatu yang Ia minta mereka lakukan
(lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).
Full Life: Flp 4:16 - KAMU TELAH SATU DUA KALI MENGIRIM BANTUAN KEPADAKU.
Nas : Fili 4:16
Gereja di Filipi adalah gereja misioner yang melayani kebutuhan
Paulus selama ia mengadakan perjalanan (ayat Fili 4:15-17; 1:4-5).
...
Nas : Fili 4:16
Gereja di Filipi adalah gereja misioner yang melayani kebutuhan Paulus selama ia mengadakan perjalanan (ayat Fili 4:15-17; 1:4-5). Memberi bantuan kepada pelayanan misi dihormati dan diterima oleh Allah sebagai "suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah" (ayat Fili 4:18). Jadi, apa yang kita berikan untuk membantu seorang utusan gerejawi yang setia dianggap sebagai suatu korban yang dipersembahkan kepada Allah. Apa pun yang dilakukan untuk salah seorang saudara seiman yang paling hina telah dilakukan untuk Tuhan sendiri (Mat 25:40).
Full Life: Flp 4:19 - AKAN MEMENUHI SEGALA KEPERLUANMU.
Nas : Fili 4:19
Paulus menekankan pemeliharaan yang penuh kasih dari Allah Bapa
terhadap anak-anak-Nya. Ia akan memenuhi segala keperluanmu (jasman...
Nas : Fili 4:19
Paulus menekankan pemeliharaan yang penuh kasih dari Allah Bapa terhadap anak-anak-Nya. Ia akan memenuhi segala keperluanmu (jasmaniah dan rohaniah) waktu saudara menyampaikannya kepada-Nya. Ia akan memenuhinya "dalam Kristus Yesus." Hanya dalam persatuan dengan Kristus dan dalam persekutuan-Nya dapatlah kita mengalami pemeliharaan Allah. Di antara banyak janji di Alkitab yang memberi harapan dan dorongan kepada umat Allah mengenai pemeliharaan dan pertolongan-Nya adalah: Kej 28:15; 50:20; Kel 33:14; Ul 2:7; 32:7-14; 33:27; Yos 1:9; 1Sam 7:12; 1Raj 17:6,16; 2Taw 20:17; Mazm 18:36; 23:1-6; 121:1-8; Yes 25:4; 32:2; 40:11; 41:10; Yes 43:1-2; 46:3-4; Yoel 2:21-27; Mal 3:10; Mat 6:25-34; 14:20; 23:37; Luk 6:38; 12:7; 22:35; Yoh 10:27-28; 17:11; Rom 8:28,31-39; 2Tim 1:12; 2Tim 4:18; 1Pet 5:7;
lihat art. PEMELIHARAAN ALLAH
Var: tubuhmu.
Jerusalem: Flp 4:8 - patut dipuji Sejumlah naskah menambah: semuanya yang baik diketahui. Dalam Fili 4:8 ini Paulus memujikan suatu cita-cita akhlak dengan istilah yang dipakai ahli-ah...
Sejumlah naskah menambah: semuanya yang baik diketahui. Dalam Fili 4:8 ini Paulus memujikan suatu cita-cita akhlak dengan istilah yang dipakai ahli-ahli ilmu akhlak Yunani di zaman itu (hanya di sini Paulus menggunakan kata "kebajikan", bdk Wis 4:1; 5:13). Tetapi dalam Fili 4:9 Paulus mengajak mewujudkan cita-cita itu sesuai dengan ajaran Paulus dan terutama menurut teladannya, Fili 3:17; bdk 2Te 3:7+.
Jerusalem: Flp 4:10-20 - -- Sambil mengucapkan terima kasihnya atas bantuan yang diterimanya, Fili 4:18; 2:25-30, Paulus tidak lupa mengemukakan bahwa dalam karyanya tidak mau be...
Sambil mengucapkan terima kasihnya atas bantuan yang diterimanya, Fili 4:18; 2:25-30, Paulus tidak lupa mengemukakan bahwa dalam karyanya tidak mau bergantung pada siapapun. Apa yang paling utama ialah keuntungan rohani bagi semua. Fili 4:17,19; 1:5 bdk 1Ko 9:11.
Var: di dalam Kristus.
Jerusalem: Flp 4:15 - perhitungan hutang dan piutang Paulus selalu menolak menerima upah dan ganjaran bagi karya kerasulannya, meskipun berhak. Hanya orang-orang Filipi yang dikasihinya diperbolehkan mem...
Paulus selalu menolak menerima upah dan ganjaran bagi karya kerasulannya, meskipun berhak. Hanya orang-orang Filipi yang dikasihinya diperbolehkan memberi sumbangan. Kis 18:3+.
Var: Semoga Allahku memenuhi.
Jerusalem: Flp 4:22 - segala orang kudus Ialah semua orang Kristen dari jemaat di mana Paulus menulis surat ini
Ialah semua orang Kristen dari jemaat di mana Paulus menulis surat ini
Jerusalem: Flp 4:22 - mereka yang di istana Kaisar Ungkapan ini mempunyai arti yang luas sekali. Dapat merangkum semua orang yang bagaimanapun juga bekerja untuk kaisar, baik di Roma maupun di kota-kot...
Ungkapan ini mempunyai arti yang luas sekali. Dapat merangkum semua orang yang bagaimanapun juga bekerja untuk kaisar, baik di Roma maupun di kota-kota besar lain dalam wilayah kekuasaan Roma.
Sejumlah naskah menambah: Amin.
Ende: Flp 4:7 - Melampaui segala pengertian Itu dapat diartikan: tidak mungkin dipikirkan
dan dibajangkan segala kekajaan dan kenikmatannja. Atau djuga: tidak mungkin
diperoleh dengan segala pem...
Itu dapat diartikan: tidak mungkin dipikirkan dan dibajangkan segala kekajaan dan kenikmatannja. Atau djuga: tidak mungkin diperoleh dengan segala pemikiran dan daja upaja manusiawi.
Ende: Flp 4:18 - Suatu kurban Disini pula Paulus memandang sumbangan umat sebagai suatu
persembahan kepada Allah. Ingatlah Fili 2:17.
Disini pula Paulus memandang sumbangan umat sebagai suatu persembahan kepada Allah. Ingatlah Fili 2:17.
Ende: Flp 4:18 - Harum baunja Ungkapan ini lazim dalam bahasa ibadat orang Jahudi. Maksudnja:
berkenan pada Allah. Dibajangkan seolah-olah asap kurban bakaran langsung
membumbung k...
Ungkapan ini lazim dalam bahasa ibadat orang Jahudi. Maksudnja: berkenan pada Allah. Dibajangkan seolah-olah asap kurban bakaran langsung membumbung kehadirat Allah, tanda diterima oleh Allah. Dan asap itu dikatakan harum baunja dalam arti, bahwa kurban-kurban jang bersangkutan, berkenan kepada Allah karena diberikan dengan kemesraan dan kemurnian hati.
Ende: Flp 4:22 - Dari keluarga Kaisar Jang dimaksudkan disini agaknja pengawal-pengawal
Paulus dari Pretorium, jang disebut dalam Fili 1:13. Istilah
"keluarga" itu harus dianggap dalam art...
Jang dimaksudkan disini agaknja pengawal-pengawal Paulus dari Pretorium, jang disebut dalam Fili 1:13. Istilah "keluarga" itu harus dianggap dalam arti luas, termasuk para pegawai dan pelajan istana, pun sekalian budak-belian dan bekas budak jang sudah dibebaskan.
Ref. Silang FULL: Flp 4:7 - sejahtera Allah // segala akal · sejahtera Allah: Yes 26:3; Yoh 14:27; Yoh 14:27
· segala akal: Ef 3:19
Ref. Silang FULL: Flp 4:9 - lakukanlah itu // damai sejahtera · lakukanlah itu: 1Kor 4:16; 1Kor 4:16
· damai sejahtera: Rom 15:33; Rom 15:33
· mencukupkan diri: 1Tim 6:6,8; Ibr 13:5
Ref. Silang FULL: Flp 4:12 - hal kelaparan // hal kekurangan · hal kelaparan: 1Kor 4:11; 1Kor 4:11
· hal kekurangan: 2Kor 11:9
Ref. Silang FULL: Flp 4:13 - memberi kekuatan · memberi kekuatan: 2Kor 12:9; Ef 3:16; Kol 1:11; 1Tim 1:12; 2Tim 4:17
· mengambil bagian: Fili 1:7
Ref. Silang FULL: Flp 4:15 - baru mulai // dari Makedonia // pada kamu · baru mulai: Fili 1:5
· dari Makedonia: Kis 16:9; Kis 16:9
· pada kamu: 2Kor 11:8,9
Ref. Silang FULL: Flp 4:16 - di Tesalonikapun // mengirimkan bantuan · di Tesalonikapun: Kis 17:1; Kis 17:1
· mengirimkan bantuan: 1Tes 2:9
· memperbesar keuntunganmu: 1Kor 9:11,12
Ref. Silang FULL: Flp 4:18 - dari Epafroditus // yang harum · dari Epafroditus: Fili 2:25
· yang harum: 2Kor 2:14; 2Kor 2:14
Ref. Silang FULL: Flp 4:19 - segala keperluanmu // menurut kekayaan · segala keperluanmu: Mazm 23:1; 2Kor 9:8
· menurut kekayaan: Rom 2:4; Rom 2:4
Ref. Silang FULL: Flp 4:20 - dan Bapa // selama-lamanya! Amin · dan Bapa: Gal 1:4; 1Tes 1:3; 3:11,13
· selama-lamanya! Amin: Rom 11:36; Rom 11:36
· dan Bapa: Gal 1:4; 1Tes 1:3; 3:11,13
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry: Flp 4:1-9 - Berbagai Macam Nasihat
Dalam pasal ini kita mendapati nasihat-nasihat untuk menjalankan sejumlah kewajiban kristiani, seperti berteguh hati, sehati dan sepikiran, bersu...
- Dalam pasal ini kita mendapati nasihat-nasihat untuk menjalankan sejumlah kewajiban kristiani, seperti berteguh hati, sehati dan sepikiran, bersukacita, dan seterusnya (ay. 1-9). Selain itu, ada juga pengakuan Rasul Paulus yang penuh syukur atas kebaikan jemaat Filipi terhadapnya, dengan mengungkapkan rasa senangnya untuk menerima barang-barang yang mereka kirim kepadanya (ay. 10-19). Ia menutup surat ini dengan pujian, salam, dan berkat (ay. 20-23).
Berbagai Macam Nasihat (4:1-9)
- Rasul Paulus memulai pasal ini dengan nasihat-nasihat untuk menjalankan berbagai kewajiban kristiani.
- I. Supaya kita berdiri teguh di dalam iman Kristen yang kita akui (ay. 1). Hal ini disimpulkan dari bagian penutup pasal sebelumnya: Karena itu, berdirilah juga dengan teguh, dst. Mengingat kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan kita menantikan Juruselamat yang akan datang dari sana dan membawa kita ke sana, maka berdirilah dengan teguh. Perhatikanlah, harapan dan penantian yang penuh iman akan hidup kekal haruslah menggugah kita untuk teguh, mantap, dan tidak goyah dalam perjalanan hidup Kristen kita. Amatilah di sini,
- 1. Sapaan-sapaan Paulus yang sangat mesra: Saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku. Dan lagi, hai saudara-saudaraku yang kekasih! Begitulah ia mengungkapkan rasa senang dan kebaikan hatinya terhadap mereka, supaya nasihat-nasihat yang disampaikannya kepada mereka bisa membawa hasil yang jauh lebih baik lagi. Ia menganggap mereka sebagai saudara-saudaranya, walaupun ia seorang rasul besar. Kita semua adalah saudara. Ada perbedaan-perbedaan dalam hal karunia, anugerah, dan pencapaian. Namun, karena sudah diperbaharui oleh Roh yang sama, menurut gambar yang sama, kita semua bersaudara, sebagai anak-anak dari Orangtua yang sama, walaupun umur, perawakan, dan warna kulit kita berbeda. Sebagai sesama saudara,
- (1) Ia mengasihi mereka, dan sangat mengasihi mereka: Saudara-saudara yang kukasihi. Dan lagi, saudara-saudaraku yang kekasih. Sudah selayaknya hamba-hamba Tuhan dan orang-orang Kristen bersikap ramah dan hangat satu terhadap yang lain. Di mana ada hubungan persaudaraan, di situ harus ada kasih persaudaraan.
- (2) Ia mengasihi mereka dan rindu pada mereka, rindu melihat mereka dan mendengar kabar dari mereka, rindu akan kesejahteraan mereka dan sungguh-sungguh menginginkannya. Betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian (1:8).
- (3) Ia mengasihi mereka dan bersukacita di dalam mereka. Mereka adalah sukacitanya. Baginya tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mendengar tentang kesehatan dan kesejahteraan rohani mereka. Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran (2Yoh. 1:4; 3Yoh. 1:4).
- (4) Ia mengasihi mereka dan bermegah di dalam mereka. Mereka adalah mahkotanya dan juga sukacitanya. Paulus begitu senang dengan bukti-bukti dari ketulusan iman dan ketaatan mereka ini, sehingga bahkan orang yang congkak dan selalu ingin menjadi yang terdepan pun, yang akan senang jika diberi tanda-tanda kehormatan, tidak akan merasa sesenang Paulus di sini. Semua ini adalah jalan untuk mempersiapkan Paulus pada penghormatan yang lebih besar lagi.
- 2. Nasihat itu sendiri: Berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan. Sekarang mereka sudah ada di dalam Kristus, dan karena itu mereka harus berdiri teguh di dalam Dia, mantap dan kokoh dalam berjalan dengan-Nya, dan tetap dekat dan setia sampai pada akhirnya. Atau, berdiri dengan teguh dalam Tuhan berarti berdiri dengan teguh dalam kekuatan dan anugerah-Nya, dengan tidak mengandalkan diri dan mengakui ketidakberdayaan kita. Kita harus kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya (Ef. 6:10). “Maka berdirilah dengan teguh, sebagaimana yang sudah kamu lakukan sampai sekarang. Berdirilah dengan teguh sampai pada akhirnya, sehingga engkau menjadi saudara-saudara yang kukasihi, sukacitaku dan mahkotaku. Maka berdirilah dengan teguh sebagai orang-orang yang kesejahteraan dan ketekunannya sangat aku pedulikan.”
- II. Ia menasihati mereka supaya sehati sepikir dan saling membantu (ay. 2-3): Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. Nasihat ini ditujukan kepada orang-orang tertentu. Adakalanya perlu untuk menerapkan perintah-perintah umum dari Injil kepada orang-orang dan perkara-perkara tertentu. Tampaknya Euodia dan Sintikhe berselisih paham, entah satu dengan yang lain atau mereka dengan jemaat. Entah karena masalah sipil (mungkin mereka terlibat dalam tuntutan pengadilan) atau karena masalah agama, atau mungkin mereka berbeda pendapat dan perasaan. “Tolonglah,” pinta Rasul Paulus, “ajaklah mereka supaya sehati sepikir dalam Tuhan, supaya menjaga damai sejahtera dan hidup dalam kasih, supaya sepikiran satu sama lain, bukannya saling menyanggah dan menentang, dan supaya sepikiran dengan semua orang lain dalam jemaat, bukannya bertindak melawan mereka.” Lalu ia menasihati supaya mereka saling membantu (ay. 3), dan nasihat ini juga ditujukannya kepada orang-orang tertentu: Bahkan, kuminta kepadamu juga, temanku yang setia. Siapa orang yang dia sebut sebagai temanku yang setia ini tidaklah pasti (dalam terjemahan KJV – pen.). Menurut sebagian orang, dia adalah Epafroditus, yang diduga merupakan salah satu gembala dari jemaat di Filipi. Menurut sebagian yang lain, dia adalah seorang wanita yang kebaikannya sudah tersohor, mungkin istri Paulus, karena ia menasihati temannya yang setia ini untuk menolong perempuan-perempuan yang telah berjuang dengannya (KJV). Siapa pun teman setia Rasul Paulus, ia harus menjadi teman setia bagi teman-temannya juga. Tampaknya, ada perempuan-perempuan yang berjuang dengan Paulus dalam pekabaran Injil. Bukan dalam pelayanan umum (sebab Rasul Paulus jelas-jelas melarangnya, 1Tim. 2:12, aku tidak mengizinkan perempuan mengajar), melainkan dalam menjamu para hamba Tuhan, menjenguk orang sakit, memberi tahu orang yang tidak tahu, dan menginsafkan orang yang salah jalan. Dengan demikian, kaum perempuan bisa membantu hamba-hamba Tuhan dalam pekerjaan Injil. Sekarang, tegas Rasul Paulus, tolonglah mereka. Siapa yang menolong orang lain harus ditolong juga apabila ada kesempatan. “Tolonglah mereka, yaitu bergabunglah bersama mereka, kuatkanlah tangan mereka, besarkanlah hati mereka dalam menghadapi kesulian-kesulitan.” Bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain. Paulus berbaik hati terhadap semua kawan sekerjanya. Dan, sebagaimana ia sudah merasakan manfaat dari bantuan mereka, ia menyimpulkan betapa mereka akan terhibur jika mendapat bantuan dari orang lain. Tentang kawan-kawan sekerjanya, Rasul Paulus berkata, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan. Entah mereka dipilih Allah sejak dari kekekalan, atau mereka tercatat dan terdaftar dalam kumpulan dan persekutuan yang menjadi milik orang yang mempunyai hak istimewa akan hidup kekal. Ini merujuk pada kebiasaan bangsa Yahudi dan bukan Yahudi waktu itu yang melakukan pendaftaran diri untuk menjadi penduduk atau orang-orang merdeka di suatu kota Romawi. Demikianlah kita membaca tentang nama-nama mereka yang ada terdaftar di sorga (Luk. 10:20), yang tidak akan terhapus dari kitab kehidupan (Why. 3:5), dan yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba (Why. 21:27). Perhatikanlah, ada kitab kehidupan. Dalam kitab itu ada nama-nama, dan bukan hanya ciri-ciri dan syarat-syarat saja. Kita tidak dapat menyelidiki isi kitab itu, atau mengetahui nama-nama siapa saja yang tertulis di dalamnya. Akan tetapi, dengan penilaian yang didasari kasih, kita bisa menyimpulkan bahwa siapa yang bekerja dalam pekabaran Injil, dan setia pada kepentingan Kristus dan jiwa-jiwa, maka nama-nama mereka terdaftar dalam kitab kehidupan.
- III. Ia menasihati supaya mereka bersukacita dan bergembira dengan hati yang kudus di dalam Allah: Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (ay. 4). Segala sukacita kita harus bertumpu pada Allah. Dan pikiran-pikiran kita tentang Allah haruslah pikiran-pikiran yang menyenangkan. Bergembiralah karena TUHAN (Mzm. 37:4). Apabila bertambah banyak pikiran dalam batin kita (pikiran-pikiran yang mendukakan dan menyiksa), penghiburan-Nya menyenangkan jiwa kita (Mzm. 94:19), dan renungan kita pun manis kedengaran kepada-Nya (Mzm. 104:34). Perhatikanlah, sudah menjadi kewajiban dan hak istimewa kita untuk bersukacita di dalam Allah, dan bersukacita di dalam Dia senantiasa, pada segala waktu, dalam segala keadaan, bahkan pada saat kita menderita untuk Dia, atau menjadi susah oleh karena Dia. Kita tidak boleh berpikiran buruk tentang Dia atau jalan-jalan-Nya ketika kita mengalami kesulitan-kesulitan dalam melayani Dia. Pada Allah ada kecukupan yang dapat membuat kita bersukacita dalam keadaan-keadaan yang terburuk sekalipun di bumi ini. Rasul Paulus sudah mengatakan ini sebelumnya (3:1): Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan. Dan di sini ia mengatakannya lagi, bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Sukacita dalam Allah adalah kewajiban yang besar dampaknya dalam kehidupan kristiani. Dan orang-orang Kristen perlu diingatkan berulang kali akan hal bersukacita itu. Jika orang baik tidak selamanya bisa bergembira, itu salah mereka sendiri.
- IV. Di sini kita dinasihati untuk bersikap ramah dan lembut, dan bersikap baik terhadap saudara-saudara kita: “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang (ay. 5). Dalam hal-hal yang tidak begitu penting, janganlah bersikap berlebih-lebihan. Hindarilah sikap ingin benar sendiri dan bermusuhan. Nilailah satu sama lain dengan kasih.” Kata to epieikes berarti kecenderungan baik terhadap orang lain. Dan sikap kebaikan hati ini dijelaskan dalam Roma 14. Sebagian orang memahaminya sebagai hal bersabar menanggung penderitaan, atau menikmati kebaikan duniawi secara terkendali. Dan jika demikian, itu sangat sesuai dengan ayat berikutnya (ay. 6). Alasannya adalah, Tuhan sudah dekat! Renungan akan dekatnya kedatangan Tuan kita, dan pertanggungjawaban kita yang terakhir, haruslah menahan kita untuk tidak memukuli sesama hamba, menopang kita di bawah penderitaan-penderitaan yang tengah kita alami, dan mengendalikan kesukaan-kesukaan kita pada kenikmatan lahiriah. “Ia akan mengadakan pembalasan terhadap musuh-musuhmu, dan memberi upah atas kesabaranmu.”
- V. Di sini ada peringatan terhadap kekhawatiran yang menggelisahkan (ay. 6): Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga – mēden merimnate. Ini ungkapan yang sama seperti yang terdapat dalam 25, janganlah kuatir akan hidupmu, yaitu hindarilah kecemasan dan pikiran yang mengganggu tentang kebutuhan-kebutuhan dan kesulitan-kesulitan hidup. Amatilah, sudah menjadi kewajiban dan kepentingan orang-orang Kristen untuk hidup tanpa kekhawatiran. Khawatir untuk bertekun adalah kewajiban kita, dan itu berarti membuat perkiraan secara bijak dan memberikan perhatian sebagaimana mestinya. Tetapi ada kekhawatiran karena kita ragu-ragu dan tidak percaya, dan itu adalah dosa dan kebodohan kita, yang hanya akan merisaukan dan mengganggu pikiran. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, sehingga dengan kekhawatiranmu itu kamu tidak mempercayai Allah dan membuat diri sendiri tidak layak untuk melayani-Nya.”
- VI. Sebagai penangkal ampuh melawan kekhawatiran yang menggelisahkan, Rasul Paulus menyarankan supaya kita berdoa senantiasa: Nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Perhatikanlah,
- 1. Kita tidak hanya harus memelihara waktu-waktu untuk berdoa, tetapi juga harus berdoa setiap ada keperluan: Dalam segala hal dengan doa. Ketika apa saja membebani roh kita, kita harus menenangkan pikiran kita dengan doa. Ketika urusan-urusan kita menjadi kacau atau gelisah, kita harus mencari petunjuk dan dukungan.
- 2. Kita harus memadukan ucapan syukur dengan segala doa dan permohonan kita. Kita tidak hanya harus mencari persediaan-persediaan kebutuhan, tetapi juga harus memiliki tanda terima rahmat. Jika kita mensyukuri apa yang kita punya, maka itu menunjukkan bahwa kita mempunyai kecondongan pikiran yang benar, dan ini merupakan alasan yang kuat untuk berkat-berkat yang lebih banyak lagi.
- 3. Doa berarti mempersembahkan keinginan-keinginan kita kepada Allah, atau memberitahukannya kepada Dia: Nyatakanlah keinginanmu kepada Allah. Bukan berarti bahwa Allah perlu diberi tahu kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan kita, sebab Ia mengetahuinya secara lebih baik daripada yang bisa kita katakan kepada-Nya. Tetapi Ia ingin mengetahuinya dari kita, dan mau supaya kita menunjukkan perhatian dan kepedulian kita, mengungkapkan penghargaan kita terhadap rahmat-Nya dan rasa kebergantungan kita kepada-Nya.
- 4. Dampak dari hal ini adalah bahwa damai sejahtera Allah akan memelihara hati kita (ay. 7). Damai sejahtera Allah, yaitu penghiburan yang kita rasakan karena kita didamaikan dengan Allah dan mempunyai kepentingan dalam kebaikan-Nya. Harapan akan berkat sorgawi dan keinginan untuk menikmati hadirat Allah di akhirat, yang melampaui segala akal, adalah kebaikan terbesar yang nilainya tidak terkatakan. Itu tidak pernah timbul di dalam hati manusia (1Kor. 2:9). Damai sejahtera ini akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus. Damai sejahtera itu akan menjaga kita untuk tidak berdosa di bawah permasalahan-permasalahan kita, dan tidak tenggelam di dalamnya. Damai sejahtera itu akan membuat kita tetap tenang dan terkendali, tidak diombang-ambingkan amarah, tetapi mendapat kepuasan batin. Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya (Yes. 26:3).
- VII. Kita dinasihati untuk memperoleh dan menjaga nama baik, nama untuk hal-hal yang baik yang ada pada Allah dan orang-orang baik: Semua yang benar, semua yang mulia (ay. 8). Kita harus memperhatikan supaya perkataan dan perbuatan kita benar, dan perilaku kita sopan dan pantas, sesuai dengan tempat dan keadaan hidup kita. Semua yang adil, semua yang suci – yang sesuai dengan kaidah-kaidah keadilan dan kebenaran dalam berhubungan dengan orang lain, tanpa adanya ketidakmurnian dan campuran dengan dosa. Semua yang manis, semua yang sedap didengar, yaitu semua yang menyenangkan. Itu akan membuat kita dicintai orang lain, dan mereka pun akan mengatakan serta memikirkan yang baik-baik tentang kita. Semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji – apa saja yang betul-betul bajik dan layak dipuji. Amatilah,
- 1. Rasul Paulus ingin supaya orang-orang Kristen mempelajari apa saja yang baik dari sesama mereka yang kafir: “Semua yang disebut kebajikan, pikirkanlah semuanya itu – tirulah apa yang betul-betul unggul pada mereka, dan janganlah sampai mereka melebihi kamu dalam kebaikan apa saja.” Kita tidak boleh malu mempelajari hal baik apa saja dari orang-orang jahat, atau orang-orang yang tidak memiliki berbagai keuntungan seperti kita.
- 2. Kebajikan terpuji dengan sendirinya, dan akan dipuji. Kita harus hidup dalam semua jalan kebajikan, dan tinggal di dalamnya. Maka, entah datang dari manusia atau tidak, pujian akan datang dari Allah (Rm. 2:29). Dalam kesemuanya ini, Rasul Paulus menawarkan dirinya kepada mereka sebagai teladan (ay. 9): Apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Perhatikanlah, ajaran dan kehidupan Paulus adalah dua hal yang sejalan. Apa yang mereka lihat padanya adalah sama dengan apa yang mereka dengar darinya. Ia bisa mengajukan dirinya dan juga ajarannya untuk mereka contoh. Kata-kata kita kepada orang lain akan bertambah kuat apabila kita bisa meminta mereka untuk melihat apa yang ada pada kita. Dan inilah cara supaya Allah, sumber damai sejahtera, menyertai kita sekalian – yaitu dengan senantiasa menjalankan kewajiban kita kepada-Nya. Tuhan beserta kita selama kita beserta Dia.
Matthew Henry: Flp 4:10-19 - Kebaikan Jemaat Diakui; Hal Mencukupkan Diri secara Kristiani Kebaikan Jemaat Diakui; Hal Mencukupkan Diri secara Kristiani (4:10-19)
Dalam ayat-ayat ini kita mendapati pengakuan Rasul Paulus yang penuh syukur...
Kebaikan Jemaat Diakui; Hal Mencukupkan Diri secara Kristiani (4:10-19)
- Dalam ayat-ayat ini kita mendapati pengakuan Rasul Paulus yang penuh syukur atas kebaikan jemaat Filipi dalam mengirimkan pemberian kepada dia untuk kebutuhan hidupnya, sebab pada saat itu ia tengah menjadi tahanan di Roma. Dan di sini,
- I. Rasul Paulus mengambil kesempatan untuk mengakui kebaikan-kebaikan yang dulu mereka berikan kepadanya, dan menyebutkan semua kebaikan itu (ay. 15-16). Paulus mempunyai jiwa yang berterima kasih. Sebab walaupun apa yang dilakukan teman-temannya untuk dia bukan apa-apa jika dibandingkan dengan apa yang pantas didapatkannya dari mereka dan apa yang memang wajib mereka lakukan, namun ia membicarakan kebaikan-kebaikan mereka seolah-olah itu merupakan suatu bentuk kemurahan hati. Padahal sebenarnya itu lebih tepat disebut utang yang memang sudah sepantasnya mereka bayarkan. Kalaupun seandainya tiap-tiap dari mereka menyumbangkan setengah dari harta kekayaan mereka kepadanya, itu belumlah cukup, karena mereka bahkan berutang jiwa mereka sendiri kepadanya. Walaupun begitu, ketika mereka mengirimkan hadiah yang kecil untuk dia, betapa ia menerimanya dengan baik hati, betapa ia menyebutkannya dengan penuh syukur, bahkan dalam surat ini, yang akan tercatat untuk seterusnya, dan dibacakan di jemaat-jemaat, dari zaman ke zaman. Sehingga di mana saja surat ini dibacakan, apa yang mereka lakukan terhadap Paulus ini akan dibacakan sebagai kenang-kenangan akan mereka. Sesungguhnya belum pernah ada hadiah yang dibalas dengan begitu baik. Ia mengingatkan mereka bahwa pada waktu ia baru mulai mengabarkan Injil, tidak ada satu jemaat pun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan dia selain dari pada mereka (ay. 15). Mereka tidak hanya mengurusnya dengan baik selama ia berada bersama-sama dengan mereka, tetapi juga ketika ia berangkat dari Makedonia, mereka mengirimkan tanda-tanda kebaikan hati mereka kepadanya. Dan ini dilakukan ketika tidak ada jemaat lain yang melakukannya. Selain mereka, tidak ada jemaat lain yang mengirimnya barang-barang jasmani, sebagai balasan atas perkara-perkara rohani yang sudah mereka tuai darinya. Dalam beramal, kita cenderung bertanya dan membandingkan dengan apa yang dilakukan orang lain. Tetapi jemaat Filipi tidak pernah berpikir begitu. Dan kehormatan mereka bertambah jauh lebih besar lagi karena mereka merupakan satu-satunya jemaat yang sedemikian adil dan murah hati. Di Tesalonika pun (setelah Paulus berangkat dari Makedonia) kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku (ay. 16, KJV: mengirimkan apa yang kubutuhkan – pen.). Perhatikanlah,
- 1. Hanya sedikit yang mereka kirimkan. Mereka hanya mengirimkan apa yang dibutuhkannya, cuma hal-hal yang dia perlukan. Mungkin kiriman itu sesuai dengan kemampuan mereka, dan Paulus pun tidak menginginkan barang-barang yang berlebihan atau mewah.
- 2. Sungguh suatu hal yang sangat indah melihat orang-orang yang dilimpahi Allah dengan karunia-karunia anugerah-Nya, juga berlimpah dalam membalas kembali karunia-karunia itu dengan penuh syukur kepada umat-Nya dan hamba-hamba-Nya, sesuai dengan kemampuan mereka dan kebutuhan umat dan hamba-hamba Allah: Kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan. Banyak orang berdalih sudah beramal karena mereka sudah memberi satu kali. Mengapa harus beramal lagi? Tetapi jemaat di Filipi telah memberi satu dua kali. Mereka sering kali melegakan dan menyegarkan Paulus dalam kebutuhan-kebutuhannya. Dia menyebutkan kebaikan mereka yang dulu ini bukan hanya karena rasa terima kasih, melainkan juga untuk membesarkan hati mereka.
- II. Paulus memaafkan pengabaian mereka belakangan ini. Tampaknya selama beberapa waktu mereka tidak menanyakan kabarnya, atau mengirimkan pemberian apa pun kepadanya. Tetapi akhirnya pikiran dan perasaan mereka bertumbuh kembali untuk dia (ay. 10), seperti pohon di musim semi, yang sepanjang musim dingin kelihatan sudah mati. Nah, untuk meneladani Tuannya yang agung, bukannya menegur mereka karena sudah mengabaikannya, Rasul Paulus memaafkan mereka dengan suatu alasan: Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. Tetapi bagaimana mungkin mereka tidak mempunyai kesempatan, kalau mereka sudah menetapkan hati untuk melakukannya? Mereka bisa saja dengan sengaja mengirimkan seorang utusan. Tetapi Rasul Paulus mau berpikiran baik tentang mereka, bahwa mereka akan melakukannya kalau ada kesempatan yang baik. Betapa berlawanannya perilaku ini dengan perilaku banyak orang terhadap teman-teman mereka. Bagi banyak orang, ketidakpedulian yang sebenarnya bisa dimaafkan, dibenci dengan sangat keji. Tetapi di sini, Paulus justru memaafkan apa yang cukup beralasan untuk dibencinya.
- III. Paulus memuji kemurahan hati mereka saat itu: Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku (ay. 14). Adalah suatu perbuatan baik jika kita membantu dan melegakan seorang hamba Tuhan yang baik yang sedang tertimpa kesusahan. Lihatlah di sini apa hakikat dari bela rasa kristiani yang benar. Bela rasa kristiani yang benar bukan hanya peduli terhadap teman-teman kita yang sedang tertimpa kesusahan, tetapi juga melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk menolong mereka. Mereka mengambil bagian dalam kesusahannya, dengan melegakan dia dalam kesusahannya. Orang yang berkata, “Kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? (Yak. 2:16). Paulus sangat bersukacita dengan apa yang mereka lakukan (ay. 10), karena itu merupakan bukti dari kasih sayang mereka terhadapnya dan keberhasilan pelayanannya di antara mereka. Pada saat buah dari kasih mereka melimpah terhadap Rasul Paulus, tampaklah bahwa buah dari pelayanannya melimpah di antara mereka.
- IV. Paulus berusaha mencegah pikiran yang tidak-tidak yang mungkin timbul pada sementara orang karena dia begitu memperhatikan apa yang diberikan kepadanya. Perhatiannya ini tidak timbul karena rasa tidak puas dan tidak percaya (ay. 11) atau dari ketamakan dan cinta akan dunia (ay. 12).
- 1. Perhatiannya tidak timbul karena rasa tidak puas atau tidak percaya akan Allah Sang Pemelihara: Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan (ay. 11), bukan karena ia merasa kekurangan atau takut kekurangan. Mengenai hal kekurangan, ia sudah mencukupkan diri dengan sedikit yang dimilikinya, dan itu sudah membuatnya puas. Mengenai hal ketakutan akan kekurangan, ia bergantung pada pemeliharaan Allah untuk memberinya persediaan dari hari ke hari, dan itu sudah membuatnya puas. Jadi ia tidak berbicara karena kekurangan. Sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Di sini kita mendapati gambaran tentang apa yang sudah dipelajari Paulus, pelajaran yang didapatnya bukan di bawah kaki Gamaliel, melainkan di bawah kaki Kristus. Ia telah belajar mencukupkan diri. Dan itu adalah pelajaran yang perlu dipelajari olehnya seperti juga oleh kebanyakan orang, mengingat kesulitan-kesulitan dan penderitaan-penderitaan yang dengannya ia diuji. Ia sering kali dibelenggu, ditahan, dan berkekurangan. Tetapi dalam semuanya itu ia telah belajar mencukupkan diri, yaitu menyesuaikan pikirannya dengan keadaannya, dan mengambil sisi terbaik darinya. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan (ay. 12). Ini adalah tindakan istimewa dari anugerah Allah, yaitu memampukan kita untuk menyesuaikan diri dengan setiap kondisi hidup, dan tetap berpikiran tenang dalam melewati segala macam keadaan.
- (1) Menyesuaikan diri dengan kesengsaraan, yaitu tahu apa itu merasa terhina, bagaimana menderita lapar, apa itu berkekurangan, sehingga kita tidak dikuasai oleh godaan-godaannya sampai kehilangan penghiburan kita di dalam Allah atau tidak mempercayai pemeliharaan-Nya, atau mengambil jalan pintas untuk mendapatkan persediaan.
- (2) Menyesuaikan diri dengan kesejahteraan, yaitu tahu apa itu berkelimpahan, apa itu kenyang, sehingga kita tidak sombong, atau merasa aman, atau bermewah-mewah. Dan ini pelajaran yang sesulit pelajaran sebelumnya. Sebab godaan-godaan kekenyangan dan kemakmuran tidak kurang berat dibandingkan dengan godaan-godaan kesengsaraan dan kekurangan. Tetapi bagaimana kita harus mempelajarinya? Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (ay. 13). Kita memerlukan kekuatan dari Kristus, untuk memampukan kita melakukan bukan hanya kewajiban-kewajiban yang murni kristiani, melainkan juga kewajiban-kewajiban yang merupakan buah dari kebajikan moral. Kita memerlukan kekuatan-Nya untuk mengajar kita mencukupkan diri dalam segala keadaan. Rasul Paulus kelihatan memegahkan diri dan kekuatannya sendiri: Aku tahu apa itu kekurangan (ay. 12). Tetapi di sini ia menyalurkan segala pujian kepada Kristus. “Apa yang kumaksud dengan berkata bahwa aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan? Hanya di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadakulah aku dapat melakukannya, bukan dengan kekuatanku sendiri.” Jadi, kita dituntut untuk kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya (Ef. 6:10), dan kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus (2Tim. 2:1). Dan kita dikuatkan dan diteguhkan oleh Roh-Nya di dalam batin (Ef. 3:16). Kata dalam bahasa aslinya adalah kata kerja yang menunjukkan waktu sekarang, en tō endynamounti me Christō, dan itu berarti suatu perbuatan yang sedang dilakukan sekarang dan terus-menerus. Seolah-olah Rasul Paulus berkata, “Di dalam Kristus, yang sedang menguatkan aku, dan akan senantiasa menguatkan aku. Oleh kekuatan-Nya yang terus-menerus dan senantiasa barulah aku dimampukan untuk bertindak dalam segala hal. Aku bergantung pada Dia sepenuhnya untuk segenap kekuatan rohaniku.”
- 2. Perhatiannya terhadap pemberian mereka tidak timbul dari ketamakan, atau dari kesukaan terhadap kekayaan duniawi. “Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu (ay. 17), maksudnya, aku menerima kebaikan hatimu, bukan karena dengan itu kenikmatanku semakin bertambah, melainkan karena dengan itu keuntunganmu semakin bertambah.” Yang ia inginkan bukan bagi kepentingan dirinya sendiri, melainkan kepentingan mereka: “Yang kuutamakan adalah buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu, yaitu supaya kamu dimampukan untuk memanfaatkan dengan baik harta benda duniawimu, sehingga kamu bisa memberikan pertanggungjawaban untuknya dengan sukacita.” “Bukan dengan maksud untuk mengambil lebih banyak keuntungan darimu, melainkan untuk mendorongmu melakukan kebaikan yang seperti kalian lakukan itu yang akan mendatangkan balasan yang mulia di akhirat nanti. “Kalau aku,” ujar Rasul Paulus, “Aku berkelimpahan, (ay. 18). Adakah orang menginginkan apa yang lebih daripada cukup? Aku tidak menginginkan pemberian demi pemberian itu sendiri, sebab aku telah menerima semua, malahan lebih dari pada itu.” Mereka hanya mengirimnya suatu pemberian kecil, dan ia pun tidak menginginkan apa-apa lagi. Ia tidak risau menginginkan suatu kelebihan untuk sekarang, ataupun suatu persediaan untuk masa depan: Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus. Perhatikanlah, orang baik akan segera merasa cukup dengan dunia ini. Bukan hanya cukup untuk hidup di dalamnya, melainkan juga cukup telah menerima darinya. Sebaliknya, sekalipun orang duniawi yang tamak mempunyai barang berkelimpahan, ia akan tetap menginginkan lebih. Tetapi meskipun orang Kristen yang bersifat sorgawi hanya mempunyai sedikit, ia sudah merasa cukup.
- V. Rasul Paulus meyakinkan mereka bahwa Allah betul-betul menerima, dan akan membalas, kebaikan hati mereka terhadapnya.
- 1. Allah betul-betul menerimanya: Kebaikan mereka adalah suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah. Bukan korban penebusan, sebab tidak ada yang membuat penebusan dosa selain Kristus, melainkan korban pengakuan, dan korban itu berkenan kepada Allah. Korban itu lebih disukai Allah karena merupakan buah dari anugerah mereka. Allah lebih menyukainya daripada Paulus sendiri yang menerimanya sebagai pemenuhan kebutuhannya. Korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah (Ibr. 13:16).
- 2. Ia akan membalasnya: Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus (ay. 19). Di sini Paulus seolah-olah menarik selembar cek dari bendahara di sorga, dan menyerahkan kepada Allah untuk mengganti dengan apa saja kebaikan-kebaikan yang telah mereka tunjukkan kepadanya. “Ia akan melakukannya bukan hanya sebagai Allahmu, melainkan juga sebagai Allahku, yang menganggap apa yang dilakukan kepadaku sebagai dilakukan kepada-Nya sendiri. Kamu telah memenuhi kebutuhan-kebutuhanku, sesuai dengan kemiskinanmu, maka Ia akan memenuhi kebutuhanmu, sesuai dengan kekayaan-Nya.” Tetapi tetap saja itu terjadi melalui Kristus Yesus. Melalui Dia kita mendapat anugerah untuk melakukan apa yang baik, dan melalui Dia pula kita harus mengharapkan imbalannya. Imbalan ini diberikan bukan karena Allah berutang kepada kita, melainkan karena kita mendapat anugerah-Nya. Sebab semakin banyak kita berbuat untuk Allah, semakin kita berutang kepada-Nya, karena kita menerima lebih banyak dari-Nya.
Matthew Henry: Flp 4:20-23 - Penutup Penutup (4:20-23)
Dalam ayat-ayat di atas Rasul Paulus menutup surat ini,
1. Dengan puji-pujian kepada Allah: Dimuliakanlah Allah dan Bapa k...
Penutup (4:20-23)
- Dalam ayat-ayat di atas Rasul Paulus menutup surat ini,
- 1. Dengan puji-pujian kepada Allah: Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin (ay. 20). Amatilah,
- (1) Allah harus kita pandang sebagai Bapa kita: Allah dan Bapa kita. Allah sangat merendahkan diri dan berbaik hati dengan mengaku mempunyai hubungan Bapa dengan orang-orang berdosa, dan mengizinkan kita memanggil-Nya, Bapa kami. Dan Bapa adalah sebutan khas untuk masa penyelenggaraan Injil. Ini juga merupakan hak istimewa dan dorongan besar bagi kita untuk menganggap-Nya sebagai Bapa kita, sebagai Allah yang berkerabat begitu dekat dengan kita dan begitu menyayangi kita. Kita harus memandang Allah, dalam segala kelemahan dan ketakutan kita, bukan sebagai penguasa yang lalim atau musuh, melainkan sebagai Bapa, yang senantiasa mengasihani dan menolong kita.
- (2) Kita harus memberikan kemuliaan kepada Allah sebagai Bapa, kemuliaan atas keunggulan-Nya dan segala kasih setia-Nya kepada kita. Dengan penuh syukur kita harus mengakui bahwa kita sudah menerima segala sesuatu dari-Nya, dan memberi Dia pujian untuk semua itu. Dan pujian kita haruslah kita naikkan senantiasa dan terus-menerus. Kemuliaan itu haruslah untuk selama-lamanya.
- 2. Dengan mengirimkan salam kepada teman-temannya di Filipi: “Sampaikanlah salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam Kristus Yesus (ay. 21). Sampaikan salam hangatku kepada semua orang Kristen yang ada di daerah-daerahmu.” Ia ingin diingat bukan hanya oleh para penilik jemaat dan diaken, dan oleh jemaat secara umum, melainkan juga oleh tiap-tiap orang kudus. Paulus sayang kepada semua orang Kristen yang baik.
- 3. Ia menyampaikan salam dari orang-orang yang ada di Roma: “Salam kepadamu dari saudara-saudara, yang bersama-sama dengan aku. Hamba-hamba Tuhan, dan semua orang kudus di sini, mengirimkan salam hangat mereka kepadamu. Khususnya dari mereka yang di istana Kaisar, orang-orang dari kalangan istana yang sudah bertobat menjadi Kristen. Amatilah,
- (1) Ada orang-orang kudus di istana Kaisar. Walaupun Paulus ditahan di Roma oleh perintah Kaisar karena memberitakan Injil, namun ada beberapa orang Kristen di dalam keluarga Kaisar sendiri. Sejak semula Injil sudah berhasil di antara orang-orang kaya dan para pembesar. Mungkin Rasul Paulus mendapat perlakuan yang lebih baik dan menerima kebaikan melalui teman-temannya di istana.
- (2) Khususnya dari mereka, dst. Amatilah, karena dibesarkan di istana, mereka bersikap lebih ramah daripada orang lain. Lihatlah betapa sopan santun yang dikuduskan menjadi perhiasan bagi agama.
- 4. Berkat kerasulan, seperti biasa: “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai rohmu! Semoga perkenanan Kristus dan kehendak baik-Nya yang cuma-cuma menjadi bagian dan kebahagiaanmu.”
SH: Flp 4:1-7 - Bagaimana mungkin sukacita terwujud (Selasa, 1 Juni 2004) Bagaimana mungkin sukacita terwujud
bila di antara para pelayan Tuhan tidak terdapat kesehatian?
Bagaimana mungkin sukacita dapat menjadi pengal...
Bagaimana mungkin sukacita terwujud
bila di antara para pelayan Tuhan tidak terdapat kesehatian? Bagaimana mungkin sukacita dapat menjadi pengalaman nyata warga gereja bila di antara mereka masih ada yang terbiasa hidup dalam kekuatiran?
Seperti Tuhan Yesus menjelang kematian-Nya berdoa untuk kesehatian para pengikut-Nya, kini Paulus dalam keadaan terpenjara pun mempedulikan keadaan gereja di Filipi. Ketidakserasian hubungan, apalagi itu terjadi di antara para aktivis seperti Euodia dan Sintikhe, adalah hal yang tidak baik dibiarkan. Paulus meminta keduanya bersikap sepadan dengan status mereka sebagai pewaris hidup kekal (ayat 3). Di dalam Kristus semua orang percaya adalah sesama pewaris Kerajaan. Karena itu, ia meminta juga warga jemaat lainnya (Sunsugos berarti sesama pemikul kuk - 3) untuk turut berusaha mendamaikan kedua pelayan Tuhan itu. Hanya gereja yang warganya sehati terdapat kesukaan. Ini juga kondisi yang membuat hamba Tuhan dan Tuhan melihat gereja sebagai sukacita dan mahkota (ayat 1).
Berbagai kesulitan seperti yang dialami gereja di Filipi wajar membuat mereka kurang bersukacita. Kekuatiran baik tentang kehidupan pribadi maupun gereja memang bisa membuat kesukaan menjadi sesuatu yang tidak akrab dalam pengalaman Kristen. Tetapi Paulus mengingatkan bahwa sukacita Kristen berasal dari Tuhan (ayat 4). Sebaliknya dari membiarkan kondisi sukar mempengaruhi sikap Kristen, Paulus meminta agar Kristen di Filipi secara aktif menyatakan kebaikan hati mereka (ayat 5). Status 'dalam Tuhan' yang menjadi sumber Kristen memiliki sukacita dan damai sejahtera tidak boleh dihayati oleh orang Kristen secara pasif. Hanya bila secara aktif orang Kristen memupuk status tersebut dalam doa, maka relasi dengan Tuhan itu menjadi komunikasi yang hidup dan hangat. Dalam kondisi demikian kekuatiran tak beroleh tempat sebab damai dan sukacita Allah sendiri penuh dalam hati orang percaya (ayat 4-7).
Renungkan: Sukacita dan damai tidak tergantung pada kondisi luar tetapi pada keakraban hubungan sesama Kristen dan dengan Tuhan.
SH: Flp 4:4-9 - Bersukacitalah senantiasa. (Senin, 2 November 1998) Bersukacitalah senantiasa.
Meskipun banyak anggapan mengatakan bahwa anjuran ini tidak realistis dan mustahil untuk dilakukan, tetapi perintah ini di...
Bersukacitalah senantiasa.
Meskipun banyak anggapan mengatakan bahwa anjuran ini tidak realistis dan mustahil untuk dilakukan, tetapi perintah ini dianjurkan oleh orang dalam posisi menderita, Paulus kepada jemaat yang juga terancam aniaya, Filipi! Yang mustahil menjadi mungkin, sebab sukacita yang dimaksud tidak bergantung kepada situasi atau peristiwa-peristiwa tertentu, melainkan sukacita yang keluar dari hati dan jiwa yang dipenuhi oleh damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, dan yang memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus (ayat 7; bdk.
Rahasia sukacita. Tak ada penyangkalan bila ditanyakan apakah seseorang merindukan damai sejahtera dan sukacita dalam hidupnya. Bahkan berbagai usaha dilakukan untuk pemenuhan kedua hal tersebut. Memang Paulus menganjurkan untuk melakukan sesuatu, tetapi bukan dengan cara askese (mengasingkan diri), mengkonsumsi obat penenang, kemaruk harta, budak uang, dlsb. Damai sejahtera dan sukacita tidak dapat diperoleh dengan cara-cara kedagingan! Hanya dari Allah dan dekat dengan Kristus saja, hati dan pikiran kita boleh mengalaminya. Hanya oleh anugerah Allah dalam Tuhan Yesus sajalah mendatangkan sukacita terus-menerus dalam kehidupan kita.
Renungkan: Segala keadaan dapat diatasi dalam keyakinan pemeliharaan-Nya.
SH: Flp 4:2-9 - Bersikap di dalam masa sulit (Sabtu, 8 September 2012) Bersikap di dalam masa sulit
Sebagai manusia yang masih hidup di dunia, orang Kristen tidak bebas dari masalah. Demikian juga dengan jemaat di Filipi...
Bersikap di dalam masa sulit
Sebagai manusia yang masih hidup di dunia, orang Kristen tidak bebas dari masalah. Demikian juga dengan jemaat di Filipi yang mencemaskan Paulus dan juga memikirkan keselamatan diri mereka sendiri. Dalam hidup yang demikian, Paulus memberikan beberapa nasihat untuk hidup di dalam situasi seperti itu.
Pertama, di tengah masalah dan ancaman kita diajak untuk memelihara kesatuan dan kesehatian di antara umat Tuhan (2-3). Pandangan duniawi adalah berusaha untuk mencari kepentingan pribadi tanpa menghiraukan orang lain. Namun, Paulus mengajarkan yang sebaliknya, para pemimpin jemaat harus senantiasa mempererat kesatuan di antara jemaat dan saling memperhatikan kepentingan sesamanya.
Kedua, tetap bersukacita dan berbuat baik (4-5). Di tengah-tengah kesulitan, hanya sedikit orang yang mau berbuat baik bagi sesamanya, karena orang lebih cenderung memikirkan dirinya sendiri. Namun, umat Tuhan dipanggil justru untuk menyatakan kebaikan kepada sesama, dalam keadaan apapun. Tentu saja ini bukan pamer perbuatan baik untuk mendapat pujian orang, tetapi untuk menyatakan berkat Tuhan buat sesama.
Ketiga, tidak khawatir, melainkan menyatakan segala keinginan hati kita kepada Tuhan di dalam doa. Jika kita hidup di dalam kekhawatiran maka kita akan tunduk dan dikuasai oleh kekhawatiran itu. Jika kita berdoa dan bergantung kepada Tuhan, maka damai sejahtera Tuhanlah yang akan mengendalikan dan memimpin hati dan pikiran kita.
Keempat, memikirkan dan melakukan segala sesuatu yang baik, seperti yang telah diajarkan Paulus (8-9). Berpikir mengenai hal-hal yang baik dan mulia adalah langkah pertama untuk tidak dikuasai masalah. Namun, agar dapat lolos dan menjadi pemenang, kita perlu mempraktikkan semua pikiran baik tersebut.
Karena itu pilihlah untuk mengambil sikap yang positif di tengah-tengah arus dunia ini. Ingat, sikap positif itu bukan berdasarkan akal budi kita semata melainkan berdasarkan pada janji firman-Nya!
SH: Flp 4:2-9 - Pertikaian dalam Pelayanan (Minggu, 9 Agustus 2020) Pertikaian dalam Pelayanan
Pernahkah Anda berdebat, bahkan bertikai dengan rekan satu pelayanan? Akibat pertengkaran itu, akhirnya kita berusaha agar...
Pertikaian dalam Pelayanan
Pernahkah Anda berdebat, bahkan bertikai dengan rekan satu pelayanan? Akibat pertengkaran itu, akhirnya kita berusaha agar tidak ditempatkan dalam tim pelayanan yang sama dengannya. Perdebatan dalam sebuah komunitas atau gereja adalah lumrah. Seperti Euodia dan Sintikhe, dua orang perempuan jemaat di Filipi yang berdebat karena perkara Hukum Taurat.
Paulus bersedih hati atas pertikaian dua orang itu. Sebab dahulunya, mereka adalah rekannya dalam mengabarkan Injil (3). Euodia dan Sintikhe bertikai perihal: apakah para pengikut Kristus yang baru wajib menjalankan Hukum Taurat? Oleh karena hal ini, Paulus meminta tolong kepada rekan pelayanannya yang lain, Sunsugos, untuk menolong mereka berdua agar berhenti bertikai. Paulus menasihati agar mereka lebih mengutamakan kesatuan dalam Tuhan ketimbang bertikai karena perbedaan pendapat.
Sebagai pengikut Kristus yang baru pada zaman itu, perkara Hukum Taurat memang membingungkan jemaat. Sebelumnya, mereka memahami bahwa Hukum Taurat adalah syarat keselamatan. Akan tetapi, ajaran Kristus seolah menunjukkan bahwa kasih karunia Allah menghapuskan Hukum Taurat.
Dalam menyikapi situasi tersebut, Paulus mengajarkan kepada jemaat di Filipi mengenai hal-hal baik sebagai pengikut Kristus. Misalnya, bersukacita, kebaikan hati, tidak khawatir, berdoa, dan bersyukur (4-6). Bagi Paulus, itu semua lebih penting daripada perdebatan dan pertikaian.
Jika hari ini Anda sedang bertikai dengan rekan di pelayanan, hentikanlah! Allah ingin supaya kita, sebagai rekan sekerja-Nya, mengutamakan tujuan pelayanan, yakni memikirkan apa yang benar dan melakukan ajaran Kristus. Jangan sampai perdebatan kecil merusak tujuan Allah yang mulia ini.
Mari kita memohon ampun jika sempat membenci rekan sepelayanan. Di dalam Tuhan, mari kita melayani-Nya dengan kesungguhan hati supaya damai sejahtera Allah menyertai kita semua. Kita mesti mengedepankan kasih, kepada Tuhan dan sesama. [FYM]
SH: Flp 4:8-13 - Berpikir positif ala Kristen (Rabu, 2 Juni 2004) Berpikir positif ala Kristen
Ayat 8 sering disebut orang sebagai Pemikiran Positif ala Kristen.
Setelah lahir baru kita masuk ke dalam proses pe...
Berpikir positif ala Kristen
Ayat 8 sering disebut orang sebagai Pemikiran Positif ala Kristen. Setelah lahir baru kita masuk ke dalam proses pengudusan yang berjalan seumur hidup. Pengudusan yang dikerjakan Tuhan mencakup seluruh aspek dalam hidup kita, salah satu yang sangat penting yaitu aspek pikiran.
Dalam dosa manusia suka memikirkan apa yang jahat dan tidak benar di mata Tuhan. Paulus mengajak jemaat di Filipi belajar mengontrol atau melatih pikiran untuk hal-hal yang baik. Banyak hal yang kita lakukan dipicu dan dikendalikan oleh apa yang kita pikirkan. Misalnya jika kita berpikir jahat tentang seseorang maka kita akan menyatakannya pula dalam relasi dan sikap kita terhadap dia. Ketika kita berpikir kotor kita didorong untuk melakukan hal yang kotor pula. Sebaliknya, apabila kita memikirkan apa yang benar, yang mulia, yang adil, suci dan seterusnya (ayat 8), kita juga akan melakukan hal-hal benar, mulia, adil, suci. Paulus sendiri mempraktikkan prinsip ini, sehingga ia dapat hidup tanpa didikte oleh keadaan (ayat 10-13).
Pikiran tidak memiliki kekuatan otonom untuk menentukan apa yang hendak dipikirkannya. Pikiran membutuhkan anugerah Tuhan agar dapat berfungsi dengan benar. Pengudusan pikiran adalah hal yang sangat penting. Dengan anugerah Tuhan kita melatih pikiran kita dengan jalan merenungkan firman Tuhan (ayat 8). Hal-hal dalam ayat 8 meliputi berbagai macam modus kehidupan. "Yang benar" mencakup aspek rasionalitas; "yang mulia" aspek ibadah; "yang adil" aspek hukum; "kesucian atau kemurnian" mencakup aspek kesalehan; "yang manis" aspek estetika; "sedap didengar" aspek informasi yang kita konsumsi; "kebajikan" berkaitan dengan moral dan etika; "patut dipuji" mencakup konsep nilai. Kekristenan mengajarkan keutuhan dan bukan keterkepingan. Jika hati kita telah dikuduskan oleh Kristus maka seluruh aspek hidup kita pun harus dikuduskan.
Tekadku: Aku akan belajar melatih pikiranku untuk merenungkan hal-hal yang benar, yang mulia, dll. dan mengekspresikannya dalam totalitas hidupku!
SH: Flp 4:8 - Pikiran mulia (Sabtu, 23 Oktober 2010) Pikiran mulia
Dosaku, o, sukacita dari pikiran mulia ini / Dosaku, bukan sebagian melainkan selu-ruhnya / Dipaku di Salib, dan aku tak menanggungnya ...
Pikiran mulia
Dosaku, o, sukacita dari pikiran mulia ini / Dosaku, bukan sebagian melainkan selu-ruhnya / Dipaku di Salib, dan aku tak menanggungnya lagi / Puji Tuhan, puji Tuhan wahai jiwaku (terjemahan bebas dari ayat ketiga lagu It is well with my soul karangan Horatio Spafford)
Darimanakah datangnya pikiran mulia yang mengilhami Horatio Spafford menuliskan syair pujian yang begitu terkenal? Terkenal bukan saja karena syair yang begitu Alkitabiah, tetapi karena ditulis pada saat tragedi demi tragedi sedang menerpa hidup keluarganya.
Paling tidak ada dua sumber utama. Pertama, firman Tuhan. Alkitab menyatakan bahwa keselamatan sejati ada di dalam Kristus yang telah mengurbankan diri-Nya di kayu salib. Firman Tuhan adalah kebenaran mutlak, yang menjadi dasar kepastian keselamatan bagi semua orang percaya.
Kedua, iman Spafford pribadi yang meyakini secara teguh dan berserah penuh kepada Tuhan yang adalah sandaran yang kuat dan jaminan hidup yang pasti. Iman inilah yang menafsirkan pengalaman hidup dalam terang firman hingga memampukan Spafford berkata di tengah derita bertubi-tubi bahwa "It is well with my soul."
Pikiran mulia memang hanya bisa bersumber pada Allah yang mulia, yang telah menyatakan diri dan rencana-Nya dalam Alkitab. Di luar Alkitab yang ada hanya pikiran-pikiran manusia yang sudah dinodai dosa dan ditipu oleh Iblis sehingga melihat semua kejadian di muka bumi ini melalui kaca mata negatif, buram, dan terdistorsi.
Pikiran mulia hanya bisa keluar dari orang yang mengisi hidup dan pikirannya dengan firman Tuhan. Firman Tuhan sekaligus menjadi benteng bagi dirinya dari pikiran-pikiran yang menyesatkan. Maka nasihat Paulus kepada jemaat Filipi, "…semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." Yaitu semua pikiran yang bersumber dari firman Tuhan.
Bagaimana Anda mengisi pikiran Anda setiap hari? Dari firmankah? Atau dari dunia? Kiranya kita bijak memilihnya.
SH: Flp 4:8-9 - Mengolah Pikiran (Sabtu, 31 Desember 2022) Mengolah Pikiran
Riset membuktikan bahwa sumber penyakit yang paling besar berasal dari pikiran. Oleh karena itu, para psikolog selalu menganjurkan a...
Mengolah Pikiran
Riset membuktikan bahwa sumber penyakit yang paling besar berasal dari pikiran. Oleh karena itu, para psikolog selalu menganjurkan agar kita selalu berpikir positif.
Rasul Paulus pernah menasihati dengan hal yang serupa, tetapi tak sama. Dia menasihati jemaat di Filipi agar mereka selalu memikirkan hal-hal yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, kebajikan, dan yang patut dipuji (8). Nasihat itu diawali dengan sebuah perkataan yang sangat terkenal, yakni "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan" (lih. 4:4). Jadi, nasihat untuk memikirkan semua hal yang baik bertujuan agar jemaat di Filipi dapat hidup dengan penuh sukacita. Artinya, kemampuan mengolah pikiran menentukan kebahagiaan seseorang.
Selain itu, Rasul Paulus juga menasihati jemaat di Filipi agar melakukan semua yang telah mereka pelajari, terima, dengar, dan lihat darinya (9). Semua itu menjadi sebuah kerangka untuk memperoleh kehidupan yang bersukacita dalam Tuhan. Rasul Paulus yang telah mempelajari dan melakukan firman Allah pasti mengajarkan kehidupan yang bermakna.
Rasul Paulus tidak dalam keadaan yang baik-baik saja ketika menulis surat ini. Karena faktanya, dia sedang berada di dalam penjara. Alasan yang membuatnya tetap bisa bersukacita dalam keadaan sulit adalah karena dia mampu mengolah pikirannya. Dia tidak menyalahkan Tuhan atas keadaan yang dialaminya. Sebaliknya, dalam keadaan sulit sekalipun, dia mampu memikirkan kebaikan-kebaikan Tuhan yang telah dia alami.
Kita melewati tahun demi tahun dengan berbagai suka dan duka. Tidak semua berjalan mulus. Ada banyak hal yang bisa menjadi dalih kita untuk mengeluh dan marah kepada Tuhan. Akan tetapi, ada banyak sisi lain yang dapat kita tinjau, yakni kebaikan-kebaikan yang Tuhan sudah kerjakan bagi kita.
Menapaki waktu-waktu ke depan, kita perlu selalu ingat kebaikan Tuhan pada masa lalu. Pikirkan dan jadikanlah itu disiplin rohani untuk melakukan firman Tuhan dengan setia, niscaya kita akan melangkah dengan penuh harapan dan menjalani hidup dengan penuh makna. [YGM]
Baca Gali Alkitab 9
Ezra menerima laporan bahwa orang Israel menikah dengan orang bukan Israel. Laporan itu ia terima setelah ia tinggal beberapa bulan di Yerusalem. Dalam laporan itu, orang-orang Lewi, para pemuka, dan penguasa juga menikah dengan orang bukan Israel. Ezra sangat berduka; ia sampai merobek pakaiannya serta mencabut jenggotnya dan rambut di kepalanya. Ezra datang kepada Allah untuk mengakui segala kesalahan yang dilakukan bangsanya, meski ia tidak ikut melakukan dosa itu.
Pascapembuangan, bangsa Israel mengalami kegoncangan spiritual. Dengan adanya pernikahan campur, orang non-Israel menjadi ikut campur dalam kehidupan, terutama peribadahan umat Allah. Dengan pernikahan campur, dosa dalam banyak hal menjadi dibiarkan. Hal itu berbahaya bagi kehidupan umat Allah, dan Ezra prihatin. Sebab itulah, dosa yang menyebabkan Israel dibuang ke Babel! Mungkinkah saat itu, ia melihat bangsanya berpotensi jatuh ke dalam hukuman yang sama untuk kedua kalinya?
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang dikatakan oleh para pemuka kepada Ezra mengenai orang-orang Israel? (1-2)
2. Bagaimana respons Ezra setelah mendengar perkataan para pemuka? (3-5)
3. Apa yang diucapkan Ezra kepada Tuhan (6-15)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Bagaimana seharusnya Anda memilih pasangan hidup?
2. Bagaimana cara Anda memelihara persekutuan dengan Tuhan bersama pasangan hidup Anda?
Apa respons Anda?
1. Apakah yang Anda lakukan ketika menyadari dan mengakui dosa yang dilakukan Anda atau pasangan hidup Anda?
2. Apa tekad Anda bersama pasangan hidup Anda untuk menjadi lebih baik lagi dari hari kemarin?
Pokok Doa:
Berdoa untuk keluarga-keluarga Kristen supaya selalu melibatkan Tuhan dalam kehidupan keluarga mereka.
SH: Flp 4:10-23 - Menanggung segala perkara. (Selasa, 3 November 1998) Menanggung segala perkara.
Dalam hidup dan pekerjaan memberitakan Injil, Paulus tidak bergantung kepada siapa pun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan...
Menanggung segala perkara.
Dalam hidup dan pekerjaan memberitakan Injil, Paulus tidak bergantung kepada siapa pun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pekerjaannya, ia tidak membebani siapa pun, sekalipun ia berhak untuk menerimanya (ayat 15; bdk.
Ucapan terima kasih dan doa. Paulus memuji dan berterima kasih atas perbuatan jemaat di Filipi yang peduli, peka, dan rela memberi. Suatu sikap yang tidak mudah dilakukan di zaman ini. Hal yang perlu digarisbawahi dan diterapkan dalam hidup kekristenan sekarang ini adalah meneladani sikap jemaat Filipi, rela memberi dengan rasa syukur dan yakin penuh pada pemeliharaan Tuhan. Ini membuktikan bahwa di dalam jemaat itu tumbuh subur kasih dan persekutuan. Doa Paulus, "kiranya Tuhan memenuhi segala keperluan jemaat Filipi agar Ia selalu dimuliakan" (ayat 19).
SH: Flp 4:10-20 - Buah pemberian (Senin, 10 September 2012) Buah pemberian
Di dalam pelayanannya, Paulus bukanlah seorang yang selalu berkecukupan secara keuangan. Kelimpahan dan kekurangan ia alami silih berg...
Buah pemberian
Di dalam pelayanannya, Paulus bukanlah seorang yang selalu berkecukupan secara keuangan. Kelimpahan dan kekurangan ia alami silih berganti (12). Namun surat Paulus kepada jemaat di Filipi ini seolah mengindikasikan bahwa Paulus sering berada di dalam kekurangan. Meski demikian Paulus tidak berkecil hati karena ia yakin bahwa Tuhan akan memberikan kekuatan yang cukup untuk bertahan di dalam segala situasi (13). Tuhan juga akan memenuhi kebutuhan hidupnya menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya (19).
Sebagai orang percaya kita tentu memiliki keyakinan yang sama mengenai kehidupan hamba-hamba Tuhan yang melayani di daerah-daerah dengan situasi yang tidak mudah, khususnya yang mengalami keterbatasan keuangan. Biasanya kita akan menghibur mereka dengan mengutip kata-kata Paulus di dalam ayat 13 dan 19. Namun sayang, kita sering lupa memperhatikan ayat-ayat lainnya di dalam perikop ini.
Ayat 14 misalnya, sangat mendorong kita untuk terlibat secara langsung di dalam mendanai hamba-hamba Tuhan yang hidup kekurangan dan kesusahan. Kita percaya Tuhan akan memberikan kekuatan di dalam segala situasi, bahkan yang buruk sekalipun. Tuhan juga akan mencukupkan kebutuhan mereka menurut kekayaan-Nya. Namun sesungguhnya kita juga memiliki kesempatan untuk dipakai Tuhan menjadi alat-Nya dalam menolong hamba-hamba Tuhan yang kesusahan atau mencukupkan kebutuhan hamba-hamba Tuhan yang berkekurangan.
Tidak semua orang dapat melayani dengan menjadi misionaris, pendeta, atau guru. Namun, banyak di antara kita yang dapat melayani dengan memberikan uang kita. Menurut Paulus, uang jemaat di Filipi yang dikirimkan kepadanya telah menolong pelayanannya sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian jemaat Filipi telah menghasilkan buah (17). Maka marilah kita memuliakan Tuhan melalui rejeki atau harta yang Tuhan percayakan kepada kita dengan mendukung hamba-hamba Tuhan yang membutuhkan agar mereka dapat melayani dengan baik.
SH: Flp 4:10-23 - Tentang Memberi dari Kelebihan (Senin, 10 Agustus 2020) Tentang Memberi dari Kelebihan
Ada orang-orang di luar sana yang berlimpah harta, namun memiliki hati dermawan. Salah satu orang itu adalah Warren Bu...
Tentang Memberi dari Kelebihan
Ada orang-orang di luar sana yang berlimpah harta, namun memiliki hati dermawan. Salah satu orang itu adalah Warren Buffett, CEO Berkshire Hathaway. Buffett sendiri terkenal dengan cara hidup yang sederhana. Pada tahun 2010, ia berinisiatif mendirikan The Giving Pledge dan mengajak para miliarder untuk menyumbangkan kekayaan mereka. Pada tahun 2018, Warren Buffett menyumbangkan hartanya sebesar USD 46, 6 miliar (lebih dari Rp 650 triliun).
Memberi dari kelimpahan memang tampak mudah dilakukan, seperti yang dilakukan oleh jemaat di Filipi kepada Paulus. Sewaktu Paulus melakukan pelayanan dari Makedonia, mereka adalah satu-satunya jemaat yang membantu Paulus dalam hal materi untuk mendukung pelayanannya (15). Mereka memang tergolong jemaat yang mampu secara materi. Ini tampak dari kota Filipi sendiri yang merupakan pusat koloni Romawi. Di sana terdapat teater, tempat pemandian, lapangan umum, dan patung dewa-dewi Romawi. Ini menunjukkan bahwa masyarakat maupun jemaat Filipi hidup dalam kondisi yang baik.
Paulus menasihati bahwa yang terpenting dari sebuah pemberian adalah buahnya. Kebaikan hati jemaat Filipi akan membuahkan kelimpahan rohani. Pemberian itu telah menjadi persembahan yang harum dan berkenan di hadapan Allah (17-18).
Sesungguhnya memberi dari kelebihan tidak hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu. Setiap kita dianugerahi Allah kelebihan masing-masing. Mungkin bukan dalam bentuk materi, namun telinga untuk mendengar, waktu, tenaga, dan lain-lain. Hal ini bisa menjadi suatu kelebihan untuk menolong orang lain. Perlu kita ingat bahwa hal paling penting dalam memberi bukan objek pemberian, melainkan kekayaan dan kemuliaan dalam Kristus Yesus.
Mari kita berterima kasih untuk banyak kelebihan yang kita terima dari Allah. Biarlah pemberian kita menyatakan kemuliaan dan kasih Yesus Kristus. Kita dipanggil untuk bersyukur, sebab Allah telah menyelamatkan kita. Kita mesti sadar bahwa Allah lebih dahulu setia mengasihi umat-Nya. [FYM]
SH: Flp 4:14-23 - Menjadi pemberi-pemberi bagi Allah (Kamis, 3 Juni 2004) Menjadi pemberi-pemberi bagi Allah
Bagian terakhir surat ini mencatat sukacita Paulus karena jemaat di
Filipi boleh berbagi dalam pelayanan Paul...
Menjadi pemberi-pemberi bagi Allah
Bagian terakhir surat ini mencatat sukacita Paulus karena jemaat di Filipi boleh berbagi dalam pelayanan Paulus termasuk dengan harta milik mereka. Paulus mengangkat hal ini bukan dengan motivasi agar dia sebagai hamba Tuhan boleh menerima lebih banyak dan lebih banyak lagi. Dia bukan seorang hamba Tuhan yang mempersoalkan fasilitas hidup atau lebih parah lagi serakah dan tamak, melainkan telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (ayat 11). Paulus pernah hidup dalam kekurangan maupun kelimpahan, dan segala perkara itu ditanggungnya di dalam Dia (ayat 12). Hidupnya tidak digoncangkan oleh keadaan miskin atau kaya, dia telah belajar untuk sepenuhnya bergantung pada Tuhan yang sanggup memberi kekuatan kepadanya.
Dengan kemurnian motivasi seperti itu Paulus dapat mendorong jemaat untuk terus memberi persembahan. Paulus mendidik jemaat untuk terlibat dan berbagi dalam pekerjaan Tuhan. Memberi bagi pekerjaan Tuhan sungguh adalah suatu hak istimewa yang tidak diberikan Tuhan kepada setiap orang. Tuhan tidak membutuhkan apa-apa dari kita sebab segala sesuatu adalah milik-Nya. Kesempatan memberi adalah kebahagiaan dan kemuliaan yang diberikan Tuhan kepada mereka yang dilibatkan-Nya.
Sekali lagi, bagi Paulus yang utama bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya. Harta dunia suatu saat akan lenyap dan musnah, namun mereka yang dengan bijaksana menggunakannya untuk pekerjaan Tuhan telah mengubahnya menjadi simpanan yang bertahan sampai kepada kekekalan. Mari kita belajar berkorban bukan hanya waktu, tenaga, kepandaian kita, melainkan juga harta kita, uang kita untuk menjadi berkat bagi orang lain. Kita juga akan menikmati buah-buahnya.
Renungkan: Allah akan memenuhi segala kebutuhan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya, agar kita dapat menjadi pemberi-pemberi bagi Allah.
SH: Flp 4:21-23 - Yesus Kristus menyertai jemaat (Selasa, 11 September 2012) Yesus Kristus menyertai jemaat
Surat Filipi ditutup dengan sebuah salam singkat. Beberapa hal disampaikan oleh Paulus. Pertama, surat ini ditujukan k...
Yesus Kristus menyertai jemaat
Surat Filipi ditutup dengan sebuah salam singkat. Beberapa hal disampaikan oleh Paulus. Pertama, surat ini ditujukan kepada seluruh jemaat di Filipi, bukan hanya untuk para pemimpin (21). Paulus sangat terbuka kepada jemaat di Filipi. Tidak ada masalah yang dia sembunyikan. Penerima salam disebutkan sebagai orang-orang kudus di dalam Kristus Yesus. Sebutan ini menunjuk kepada orang-orang yang percaya kepada Kristus Yesus dan memberi hidup untuk disucikan sesuai dengan Injil-Nya. Percaya kepada Yesus dan hidup yang disucikan merupakan satu kesatuan.
Kedua, salam bagi jemaat Filipi bukan hanya dari Paulus sendiri, melainkan juga dari orang-orang percaya, yang ada di sekitar penjara Paulus (22). Paulus ingin memberikan semangat dan menghibur jemaat di Filipi agar tidak bersusah hati karena pemenjaraannya. Paulus membuktikan bahwa ia tidak sendirian dan tidak kesepian karena ada saudara-saudara seiman yang bersama-sama dengan Paulus. Tidak diketahui apa yang mereka lakukan bersama-sama dengan Paulus di sana. Mungkin sebagian dari mereka juga menderita dan dipenjarakan karena Kristus. Jika hal ini benar, Paulus ingin mengatakan bahwa menderita dan dipenjara karena Kristus bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan.
Terakhir, salam penutup Paulus berpusat kepada Kristus, bukan pada dirinya sendiri. Paulus meyakinkan jemaat di Filipi bahwa Tuhan Yesus Kristus sendiri yang akan menyertai roh mereka (23). Pemenjaraan Paulus bukanlah masalah besar yang akan menganggu kehidupan dan pelayanan jemaat, karena bukan Paulus yang menjamin kemajuan sebuah jemaat, melainkan kehadiran dan penyertaan Tuhan Yesus Kristus bagi mereka.
Paulus memang dapat dijadikan teladan bagi para pemimpin gereja. Pemimpin yang baik tidak membawa jemaat berpusat pada dirinya, sehingga mereka sangat tergantung kepada pemimpinnya. Pemimpin harus mengajarkan bahwa jemaat harus meyakini dan mengalami penyertaan Tuhan Yesus Kristus, meski saat tak ada pemimpin.
Utley: Flp 4:4-7 - --NASKAH NASB (UPDATED): Fili 4:4-74 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! 5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui...
NASKAH NASB (UPDATED): Fili 4:4-7
4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! 5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! 6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. 7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Fili 4:4 Ada dua bentuk PRESENT ACTIVE IMPERATIVE dari istilah "bersukacita" dalam ay. Fili 4:4. Istilah ini dapat diterjemahkan sebagai suatu perpisahan, tetapi dalam konteks ini harus diterjemahkan sebagai "bersukacita" (lih. 1Tes 5:16). Ini adalah tema utama dalam Filipi. Perhatikan berapa kali istilah "semua" dan "setiap" yang digunakan dalam ay. 4-13 seperti dalam Fili 1:1-8. Sukacita tidak boleh dikaitkan dengan keadaan. Kuncinya adalah hubungan orang percaya kepada Kristus ("dalam Tuhan").
- NASB "roh yang lembut"
- NKJV, NRSV "kebaikan hati"
- TEV "sikap lembut"
- NJB "perasaan yang baik"
Panggilan untuk gaya hidup Kristen ini dimulai pada Fili 3:1, tetapi diskusi tentang guru-guru palsu membelokkan pikiran Paulus sampai pada titik ini di mana ia memperbaharui penekanannya. Istilah itu sendiri paling baik diterjemahkan sebagai "baik," "lembut," atau "menyerah" (lih. 1Tim 3:3; Tit 3:2; Yak 3:17; 1Pet 2:18).
"diketahui semua orang" Ayat ini telah ditafsirkan dalam dua cara:
- 1. orang percaya harus memiliki kelembutan terhadap orang-orang percaya lainnya sehingga mereka yang di luar gereja akan melihat dan tertarik kepada Kristus (lih. Mat 5:16)
- 2. kelembutan ini harus diterapkan untuk semua orang, terlepas dari hubungan mereka dengan Tuhan, sebagai saksi untuk kuasa-Nya dalam kehidupan orang-orang kafir yang bertobat ini dan sebagai pencegah dari kritik yang tidak adil oleh orang-orang kafir (lih. Rom 12:17; 14:18; 2Kor 8:21; 1Pet 2:12,15; 3:16).
- NASB, NRSV,
- NJB "Tuhan sudah dekat"
- NKJV "Tuhan sudah dekat"
- TEV "Tuhan akan datang segera"
Kata "dekat" ini digunakan untuk waktu (lih. Mat 24:32,33). Kedatangan Kedua adalah tema yang berulang dalam Filipi. Ini memiliki arti yang sangat mirip dengan kata Aram maranatha (lih. 1Kor 16:22; Wahy 22:10). Pengharapan akan Kedatangan Kedua setiap saat ini telah dan masih merupakan dorongan untuk kehidupan Kristen (lih. Rom 13:12; Yak 5:8-9).
Kemungkinan juga bahwa ini bisa merujuk pada kehadiran Tuhan saat-demi-saat dengan orang-orang percaya (lih. Mat 28:20; Rom 10:8 dan karya F.F. Bruce Jawaban atas Pertanyaan, hal 201).
TOPIK KHUSUS: MARANATHA
Ini adalah frasa bahasa Aram yang mencerminkan penegasan teologis liturgis jemaat Palestina mula-mula tentang (1) keTuhanan Yesus (Mazm 110) atau (2) Kedatangan Yesus yang Kedua (Kis 3:19-21). Artinya tergantung pada bagaimana membagi kata:
- 1. "Tuhan kami, datang" (yaitu, Marana-tha) adalah arti dari sebuah frasa serupa IMPERITIVAL di Wahy 22:20. Oleh karena itu, banyak yang menganggap bahwa makna terjemahan di sini. Jika demikian, maka akan menjadi doa untuk kedatangan kembali Yesus.
- 2. "Tuhan kami telah datang" (yaitu, Maran-atha) akan menjadi bahasa Aram PERFECT. Ini adalah terjemahan yang lebih disukai Chrysostom (tahun 345-407 Masehi), yang berbicara tentang Inkarnasi Yesus.
- 3. "Tuhan kami datang" akan mencerminkan bahasa Ibrani profetik PERFECT, yang digunakan oleh banyak orang yang menganggap motif untuk pelayanan Kristen. Kedatangan Kedua selalu menjadi dorongan bagi orang percaya di setiap zaman.
- 4. Didache (ditulis pada akhir abad pertama atau abad kedua) Wahy 10:06, menggunakan ungkapan yang sama dalam konteks Perjamuan Tuhan di mana kehadiran Yesus saat ini dan masa depan, kedatangan eskatologis keduanya ditekankan dalam doa.
Fili 4:6 "kuatir tentang apapun" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Gereja di Filipi berada di bawah ketegangan yang besar, baik dari luar dan dari dalam. Kuatir bukan merupakan karakteristik yang sesuai untuk kehidupan Kristen (lih. Mat 6:25-34 dan 1Pet 5:7). Tidak ada yang harus mengkuatirkan orang beriman kecuali kemungkinan seberapa teguhnya mereka berdiri di dalam Tuhan dan melayani Dia. Musuh besar perdamaian kekuatiran.
□ "dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." Ini adalah jawaban kunci untuk kekuatiran—yaitu doa, untuk orang lain dan untuk diri kita sendiri, dicampur dengan ucapan syukur. Sangat menarik seberapa sering Paulus menggunakan istilah "ucapan syukur" dalam kombinasi dengan doa (lih. Ef 5:20; Kol 4:2; 1Tes 5:17-18; 1Tim 2:1). Ada kontras yang jelas antara "tidak untuk apapun" dan "dalam segala hal." Lihat Topik Khusus: Pujian, Doa, dan Ucapan Syukur Paulus di Ef 3:20.
□ "nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah" Ini adalah suatu PRESENT PASSIVE IMPERATIVE. Ada beberapa ayat dalam PB yang menekankan bahwa orang percaya harus bertekun dalam doa (lih. Mat 7:7-11; Luk 18:2-8). Kemungkinan, ucapan syukur dan ketekunan adalah dua elemen yang hilang dalam teologia doa yang tepat. Tuhan tahu apa yang dibutuhkan tetapi Dia menginginkan persekutuan dan kepercayaan terlibat dalam doa. Allah telah membatasi diriNya di banyak bidang kepada doa-doa anak-anak-Nya; "Kita tidak memperoleh apa-apa, karena kita tidak berdoa." (lih. Yak 4:2).
Fili 4:7 "damai sejahtera Allah" Ini menarik bahwa dalam konteks ini Damai sejahtera Allah disebutkan dalam ay. Fili 4:7 dan Allah yang memberikannya disebutkan dalam ay. Fili 4:9. Yang pertama menekankan apa yang diberikan Allah dan yang kedua karakter-Nya. Damai digunakan dalam beberapa pengertian yang berbeda dalam PB:
- 1. bisa merupakan suatu gelar (lih. Yes 9:6; Rom 15:33; 16:20; 2Kor 13:11; Fili 4:9; 1Tes 5:23; 2Tes 3:16)
- 2. bisa menunjuk pada kedamaian Injil dalam pengertian obyektif (lih. Yoh 14:27; 16:33; Kol 1:20)
- 3. bisa menunjuk pada kedamaian Injil dalam pengertian subyektif (lih. Ef 2:14-17; Kol 3:15)
Kadang-kadang 2 Kol 3 digabungkan sebagaimana dalam Rom 5:1. Lihat Topik Khusus: Damai di Kol 1:20.
□ "yang melampaui segala akal" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE. Ini telah ditafsirkan dalam dua cara: (1) damai Allah adalah lebih baik daripada akal budi manusia atau (2) damai Tuhan berada di luar akal manusia. Bagian paralelnya dalam Ef 3:20 sangatlah membantu. Cara Tuhan berada di luar cara-cara kita (lih. Yes 55:8-9). Sebuah contoh dari kedamaian yang melampaui semua kemampuan manusia untuk memahami ini ditemukan dalam kehidupan Paulus dalam pasal yang sama ini (lih. ay. Fili 4:11-13). Damai sejahtera Allah tidak boleh dihubungkan dengan keadaan dan harus dikunci dengan aman untuk pribadi dan karya Kristus. Untuk "melampaui" (huperechō) lihat Topik Khusus: Penggunaan Paulus akan Majemuk Huper di Ef 1:19.
□ "akan memelihara hati dan pikiranmu" Damai Tuhan bertindak sebagai seorang tentara yang menjaga orang percaya. Kebenaran indah yang sama tentang penjagaan Allah terhadap anak-Nya dapat dilihat dalam 1Pet 1:4,5. Kedua istilah Yunani ini "hati" (kardia) dan "pikiran" (nous) saling bersinonim dalam berbicara tentang manusia seutuhnya (berperasaan dan berpikir). Paulus menekankan pemikiran Kristen di seluruh surat ini. Lihat catatan pada Fili 3:15. Lihat Topik Khusus: Hati di Kol 2:2.
□ "dalam Kristus Yesus" Dia adalah kunci dari teologia Paulus. Semua manfaat dan aliran berkat Tuhan bagi umat manusia yang jatuh mengalir melalui kehidupan, pengajaran, kematian, kebangkitan, Kedatangan Kedua dan kesatuan pribadi dengan Yesus Kristus. Orang percaya secara sangat penting bersatu dengan-Nya. Ini secara teologis identik dengan tulisan Yohanes "tinggal di dalam Aku" di Yoh 15.
Utley: Flp 4:8-9 - --NASKAH NASB (UPDATED): Fili 4:8-98 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang ma...
NASKAH NASB (UPDATED): Fili 4:8-9
8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. 9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
Fili 4:8-9 Ini meneruskan penekanan pada kehidupan pikiran orang percaya. Para rabi melihat pikiran sebagai tempat benih dari jiwa. Apa yang kita pikirkan menjadi siapa kita. Ayat-ayat ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan gereja Barat modern dalam satu zaman kejahatan yang begitu diterima secara sosial tersebut. Daftar Paulus ini mirip dengan daftar kebajikan Stoa. Paulus mengenal filsafat Yunani sebagai warga dari Tarsus. Dia bahkan mengutip beberapa penulis Yunani (lih. Kis 17:28; 1Kor 15:37 dan Tit 1:12). Lihat Topik Khusus: Kejahatan dan Kebajikan dalam PB di Kol 3:5.
Fili 4:8 "akhirnya" Lihat catatan pada Fili 3:1.
□ "benar" Ini adalah kebenaran dalam kontras dengan kepalsuan, namun demikian, ini bukanlah kebenaran akademis, melainkan sebuah gaya hidup dari kehidupan yang saleh. Ini istilah yang sama yang digunakan untuk Allah dalam Rom 3:4.
□ "mulia" Ini secara harfiah berarti "bermartabat." Istilah ini sering diterjemahkan "kuburan" dan digunakan bagi para pemimpin gereja dalam 1Tim 3:8,11 dan Tit 2:2. Tampaknya ini telah digunakan dalam pengertian "martabat" dengan "daya tarik" terhadap baik orang yang diselamatkan dan yang terhilang.
□ "adil" menunjuk pada orang yang sesuai dengan standar dari karakter Tuhan, sehingga menjadi orang yang bermoral lurus. Dalam PL istilah Ibrani untuk "adil" ini berasal dari kata "buluh pengukur" dan menunjuk pada sifat Allah sebagai standar untuk menghakimi semua manusia. Ini tidak berarti bahwa manusia bisa dengan sempurna benar dengan Allah atas upaya mereka sendiri, tetapi Allah yang telah dengan gratis memperhitungkan kebenaran
Kristus kepada mereka yang percaya kepadaNya dengan iman. Sekali diberikan, karakter Tuhan ini mengubah si penerima!
□ "suci" Ini digunakan dalam pengertian kemurnian moral (lih. 1Yoh 3:3).
□ "manis" Istilah ini hanya digunakan di sini dalam PB. Tampaknya berarti "memuaskan," "ramah," "menyenangkan," atau "menyamankan." Ini adalah panggilan lain bagi orang percaya yaitu untuk hidup dalam kehidupan yang menarik.
- NASB "yang sedap didengar"
- NKJV "patut dipuji"
- NRSV "terpuji"
- TEV "layak mendapat pujian"
- NJB "mengagumi"
Istilah ini hanya digunakan di sini dalam PB. Ini menunjuk pada apa yang "layak-puji" atau "menarik."
□ "semua yang disebut kebajikan" Bentuk tata bahasa dari delapan item yang digunakan dalam ay. Fili 4:8 berubah setelah yang ke enam dan menjadi sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL yang dianggap benar. Istilah "kebajikan" ini digunakan hanya di sini dalam tulisan-tulisan Paulus dan hanya tiga kali dalam surat Petrus (lih. 1Pet 2:9; 2Pet 1:3,5). Hal ini menunjuk pada melakukan sesuatu dengan baik dengan prestise yang menyertainya. Ini adalah kata umum dalam filsuf moral Yunani (Stoa). Hal ini digunakan untuk mengekspresikan kebaikan dalam ekspresi praktisnya sepenuhnya.
□ "patut dipuji" Ini berarti "yang telah disetujui baik oleh Allah dan oleh manusia" (lih. Fili 1:11). Hal ini menunjuk pada menjadi diterima secara sosial budaya untuk tujuan menarik orang kepada Allah (lih. 1Tim 3:2,7,10; 5:7; 6:14).
- NASB "pikirkanlah semuanya itu"
- NKJV "renungkanlah semuanya itu"
- NRSV "pikirkanlah tentang semuanya itu"
- TEV "isilah pikiranmu dengan semuanya itu"
- NJB "biarkanlah pikiranmu dipenuhi dengan"
Ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE IMPERATIVE. Istilah komersial ini (logizomai) menyiratkan suatu proses penghitungan atau penalaran yang bersifat terus-menerus dan merupakan prioritas. Pikirkanlah hal-hal ini sehingga semua ini dapat membentuk pikiran dan hidup anda (lihat catatan pada Fili 3:15). Allah akan melakukan bagian-Nya dalam kehidupan orang percaya melalui kasih karunia, tetapi mereka harus berpartisipasi dengan menghilangkan hal-hal yang mereka tahu akan menarik hati mereka jauh dari Tuhan (lih. 1Tes 5:21-22).
Fili 4:9 "apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat " Seluruh empat KATA KERJA ini adalah AORIST ACTIVE INDICATIVE. Ini berhubungan dengan kegiatan Paulus di Filipi. Baik isi dari teologi orang percaya dan gaya hidup mereka (lih. Ezr 7:10) adalah penting jika orang percaya harus mencerminkan siapa Tuhan itu dan menarik orang lain kepada-Nya.
Sangat menarik bahwa kata keduanya "menerima" (paralambanō) menjadi sebuah istilah resmi untuk "tradisi yang diterima" dan digunakan dalam pengertian tersebut oleh Paulus dalam 1Kor 11:23; 15:3.
□ "lihat" Penekanan ini dimulai dalam Fili 3:17. Sebagaimana Paulus mengikuti Kristus, orang percaya harus mengikutinya.
□ "lakukanlah itu" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE, "terus lakukan hal-hal ini!" Jangan hanya menjadi pendengar, tapi pelaku (lih. Luk 11:28; Yak 1:22). Hal ini sangat mirip dengan konsep Ibrani, Shema (lih. Ul 5:1; 6:4; 9:1; 20:3; 27:9-10), yang berarti "mendengar untuk melakukan." KeKristenan tidak boleh berubah menjadi sebuah keyakinan yang terisolasi dari kehidupan yang saleh sehari-hari.
□ "maka Allah sumber damai sejahtera" Sebagaimana ayat Fili 4:7 menekankan damai sejahtera yang Tuhan berikan, ayat ini menekankan hakikat dari Dia yang memberikannya. Penekanan pada Allah pemberi damai sejahtera ini dapat dilihat dalam Rom 15:33; 16:20, 2Kor 13:11, 1Tes 5:23; Ibr 13:20. Yesus disebut Allah dari Damai Sejahtera di 2Tes 3:16.
Utley: Flp 4:10-14 - --NASKAH NASB (UPDATED): Fili 4:10-1410 Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang ...
NASKAH NASB (UPDATED): Fili 4:10-14
10 Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. 11 Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. 12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. 13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. 14 Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku.
Fili 4:10 "Aku sangat bersukacita" Paulus sangat menghargai bantuan ini gereja (uang, perhatian, doa, Epafroditus).
- NASB, NRSV "bahwa sekarang akhirnya kamu telah menghidupkan kembali perhatianmu bagiku"
- NKJV "bahwa sekarang akhirnya perhatianmu padaku telah berkembang lagi"
- TEV "setelah sekian lama kamu sekali lagi memiliki kesempatan untuk menunjukkan bahwa kamu peduli padaku"
- NJB "bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku"
Sepintas ini tampaknya merupakan pernyataan negatif dalam bahasa Inggris. Hal ini sangat mirip dengan frasa yang ditemukan dalam Rom 1:10. Istilah "menghidupkan kembali" berarti "mekar lagi." Paulus hanya ingin menyatakan bahwa mereka memiliki keinginan untuk membantu dia, tetapi mereka belum memiliki kesempatannya ( IMPERFECT TENSE dari kedua KATA KERJA dan INFINITIVE dari ay. Fili 4:10b). Ini mungkin menunjuk pada perdsembahan uang (lih. ay. Fili 4:14). Untuk sebuah artikel yang baik lihat Gordon Fee, Sejauh Mana Eksegesis? Hal. 282-289.
Fili 4:11 "aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan" Ini adalah sebuah AORIST TENSE yang menggunakan istilah Stoic (autarkēs). Para filsuf Stoa menggunakan istilah ini yang diterjemahkan sebagai "puas" sebagai tujuan filosofi mereka, yang merupakan penjauhan dari tanpa nafsu dari urusan-urusan kehidupan, "sebuah ke-swasembada-an." Paulus tidak mengatakan bahwa ia mandiri, tetapi bahwa ia dicukupkan oleh Yesus ("di dalam Tuhan," ay. Fili 4:10). Damai sejahtera Allah tidak berhubungan dengan keadaan, tetapi denga pribadi dan karya Kristus. Kepuasan ini adalah baik pandangan dunia Kristen dan persahabatan dengan Juruselamat. Konsep teologis tentang kepuasan Kristen juga ditemukan dalam 2Kor 9:8; 1Tim 6:6,8; Ibr 13:5.
Fili 4:12 Ayat ini memiliki tiga KATA KERJA PERFECT TENSE dan enam PRESENT INFINITIVE. Ini adalah penegasan yang indah dan artistik atas kepercayaan Paulus dalam pengadaan Allah saat-demi-saat "dalam Kristus." Lihat Topik Khusus: Kemakmuran di Ef 4:28.
□ "Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan." Kedua "aku tahu" ini berbentuk PERFECT ACTIVE INDICATIVE. Paulus tahu tentang keinginan dan kelimpahan! Istilah yang pertama diterjemahkan "direndahkan" dalam Fili 2:8, di mana ini digunakan untuk Yesus. Di sini kata ini berarti "kurang dari apa yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari."
Kata keduanya berarti "lebih daripada yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari." Ada dua bahaya yang dihadapi orang percaya dalam gaya hidup Kristen mereka: kemiskinan dan kekayaan (lih. Ams 30:7-9). Bahayanya adalah bahwa oleh kemiskinan seseorang bisa menjadi putus asa dengan Allah dan dengan harta benda seseorang menjadi mandiri terpisah dari Allah.
□ "Kelimpahan… kelimpahan" Lihat Topik Khusus: Melimpah di Ef 1:8.
- NASB, NRSV, TEV "Saya telah belajar rahasia"
- NKJV "Aku telah belajar"
- NJB "tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku;"
Ini secara harfiah berarti "Saya telah siterima masuk." Ini adalah satu lagi PERFECT PASSIVE INDICATIVE. Istilah ini hanya digunakan di sini dalam PB. Ini digunakan dalam agama-agama misteri bagi orang yang diterima masuk ke kultus mereka. Paulus menegaskan bahwa ia telah belajar dari pengalaman dan melalui teologia bahwa rahasia kebahagiaan yang sejati ditemukan dalam Kristus, tidak dalam keadaan (lih. Rahasia Kristen dari Kehidupan yang Berbahagia oleh Hannah Whithall Smith).
Fili 4:13 Istilah "Kristus" yang ditemukan dalam King James Version tidak terdapat dalam ayat ini dalam naskah Yunani yang tertua ( א*, A, B, atau D *). Namun demikian, KATA GANTI nya "Dia" dengan pasti menunjuk pada Yesus. Ini adalah sisi lain dari kebenaran yang ditemukan dalam Yoh 15:5. Kebenaran Alkitab sering disajikan dalam pasangan yang penuh ketegangan. Biasanya satu sisi menekankan keterlibatan Allah dan lainnya, manusia. Metode timur dalam menyajikan kebenaran sangat sulit untuk dipahami oleh orang barat. Banyak ketegangan di antara denominasi adalah kesalahpahaman dari jenis presentasi dialektis kebenaran ini. Berfokus pada satu aspek atau yang lain saja adalah suatu kesalahan pengertian! Comotan naskah-naskah yang terisolasi ini telah berkembang menjadi sistem teologia yang sebenarnya hanyalah merupakan "setengah kebenaran"!
□ "memberi kekuatan" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE, "orang yang terus memperkuat" (lih. Ef 3:16; Kol 1:11; 1Tim 1:12; 2Tim 4:17). Orang percaya perlu diperkuat oleh Kristus. Mereka juga harus menjadi kuat (lih. 1Kor 16:13 Ef 6:10; 2Tim 2:1). Ini adalah ketegangan paradoks yang begitu sering ditemukan dalam Alkitab. Kekristenan adalah suatu perjanjian, Allah memulainya dan menetapkan kondisi dan hak-hak istimewanya, namun manusia harus menanggapi dan mentaatinya dan terus melakukannya! Orang percaya berada di bawah tekanan internal dan eksternal dari guru-guru palsu dan para penganiaya! Seperti Paulus yang merasa puas dalam segala keadaan, maka mereka (dan kita juga) harus merasa puas juga.
Fili 4:14 Orang-orang percaya ini bersama-sama dengan Paulus dalam pengabaran Injil (lih. Fili 1:5) dan penganiayaan yang diakibatkannya. Lihat Topik Khusus: Kesengsaraan di Ef 3:13.
Utley: Flp 4:15-20 - --NASKAH NASB (UPDATED): Fili 4:15-2015 Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangka...
NASKAH NASB (UPDATED): Fili 4:15-20
15 Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaatpun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu. 16 Karena di Tesalonikapun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku. 17 Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu. 18 Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah. 19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. 20 Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.
Fili 4:15,16 Ini telah dipahami menjadisuatu kontradiksi dengan 2Kor 11:8-9, yang menyiratkan bahwa gereja-gereja lain dari Makedonia juga membantu Paulus. Namun, elemen waktunyalah yang signifikan. Paulus mengatakan bahwa pada saat ini tidak ada gereja lain selain gereja ini di Filipi yang telah membantunya. Paulus sangat ragu-ragu untuk menerima kontribusi keuangan ini (lih. 1Kor 9:4-18; 2Kor 11:7-10; 12:13-18; 1Tes 2:5-9; dan 2Tes 3:7-9).
Fili 4:15 "Kamu sendiri tahu juga" Ini adalah suatu "kamu" yang bersifat tegas dan sebuah PERFECT ACTIVE INDICATIVE. Paul berbagi dirinya dengan gereja ini dan mereka membalasnya.
□ "jemaat" Lihat Topik Khusus pada Kol 1:18.
- NASB, NKJV, NRSV "berbagi denganku dalam hal memberi dan menerima"
- TEV "berbagi keuntungan dan kerugianku"
- NJB "mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku"
Ada serangkaian istilah komersial dalam ay. 15-18 yang dapat diverifikasi dan didefinisikan dari papirus bahasa Yunani Koine yang ditemukan di Mesir dan ostraca (pecahan gerabah yang digunakan sebagai bahan menulis). Yang pertama adalah istilah perbankan untuk suatu rekening yang terbuka.
Paulus sangat menyadari masalah yang disebabkan oleh uang. Sebagai seorang rabi dia tidak diizinkan untuk mengambil uang untuk pengajaran-Nya. Tuduhan palsu oleh golongan-golongan di Korintus memperkuat perlunya untuk menolak bantuan uang dari gereja-gereja. Paulus pasti merasa sangat nyaman dengan jemaat ini.
Fili 4:17 "kuutamakan" Ini adalah istilah Yunani yang sangat kuat yang digunakan untuk menunjukkan perasaan Paulus yang rancu tentang ucapan syukurnya untuk persembahan padahal ia tidak secara aktif mencari bantuan mereka. Ia menyadari bahwa mereka akan menerima berkat dari Tuhan untuk pelayanan dan kemurahan hatian mereka dalam Injil. Untuk inilah ia merasa senang.
□ "yang makin memperbesar keuntunganmu" Ini adalah satu lagi metafora komersial yang menunjuk pada bunga yang diperoleh dan disimpan di rekening lain. Memberi kepada Injil menghasilkan berkat-berkat Injil (lih. ay. Fili 4:19).
Fili 4:18 "Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu," Ini adalah istilah bisnis lain untuk penerimaan pembayaran secara penuh. Paulus merasa gereja ini telah melakukan semua yang diharapkan dan jauh lebih dari itu. (Penggunaan istilah "berlimpah" atau "kelimpahan" dan PREFEK PASIF INDICATIVE "disediakan secara berlimpah").
□ "Epafroditus" Dia adalah wakil gereja Filipi yang dikirim untuk memberikan persembahan moneter ini dan tinggal untuk membantu Paulus (lih. Fili 2:25-30).
□ "suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah." Ini berasal dari metafora PL tentang korban yang diterima di atas mezbah korban bakaran (lih. Kej 8:21; Kel 29:18,25,41; Im 1:9,13; Yeh 20:41). Jenis metafora yang sama digunakan oleh Paulus dalam 2Kor 2:15 dan Ef 5:2.
Bantuan yang diberikan kepada Paulus sebagai pelayan Injil dalam kenyataannya diberikan kepada Allah dan akan dibayar kembali dan diberkati oleh-Nya!
Fili 4:19 "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu" Ini bukan sebuah cek kosong dari Allah! "Kebutuhan" harus didefinisikan. Hal ini harus dilihat dalam terang prinsip-prinsip pemberian rohani yang ditemukan dalam 2Kor 8; 9, khususnya 2Kor 9:6-15. Ini bukanlah janji yang bisa diambil di luar konteks dan diterapkan pada setiap keinginan manusia. Dalam konteks ini berkaitan dengan penyediaan Paulus untuk pelayanan. Tuhan selalu akan memasok mereka yang merupakan pemberi dermawan dengan kelebihan untuk bisa lebih memberi lagi. Ini tidak berarti bahwa mereka akan memiliki lebih untuk penggunaan pribadi, tetapi lebih untuk memberi karena Injil!
□ "menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus" Haruslah diingat bahwa keseluruhan pasal ini termotivasi oleh karya Kristus dan bahwa semua yang dicapai dalam kehidupan orang Kristen adalah dengan pertolongan Tuhan, "di dalam Tuhan," (lih. ay. Fili 4:1,2,4). Semua berkat Allah datang melalui Kristus.
Fili 4:20 "Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! " Ini sangat mirip dengan doa penutupan Paulus di buku-buku yang lain. Istilah "selama-lamanya" secara harfiah adalah "untuk zaman dari zaman," yang merupakan ungkapan Yunani untuk "selamanya." Lihat Topik Khusus: Pujian, Doa, dan Ucapan Syukur Paulus di Ef 3:20.
Gambaran Allah sebagai Bapa adalah salah satu kebenaran terbesar dari Alkitab (lih. Hos 11). Metafora keluarga yang digunakan untuk Allah (Bapa, Anak) membantu manusia untuk memahami sifat dan karakter-Nya. Tuhan menyesuaikan diriNya kepada pemahaman manusia dengan menggunakan gelar manusia, analogi, dan negasi manusia. Untuk catatan lebih lengkap tentang "kemuliaan" lihat Ef 1:6.
□ "Amin" adalah kata Ibrani untuk "iman" atau "kesetiaan" (lih. Hab 2:4). Awalnya istilah ini digunakan untuk menggambarkan kuda-kuda yang stabil, pijakan yang pasti. Kata ini kemudian digunakan secara metafora untuk seseorang yang setia, stabil, teguh, dapat diandalkan, dapat dipercaya. Kemudian digunakan secara umum dalam pengertian penegasan dari pernyataan yang dapat dipercaya. Lihat Topik Khusus pada Ef 3:20.
Utley: Flp 4:21-23 - --NASKAH NASB (UPDATED): Fili 4:21-2321 Sampaikanlah salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam Kristus Yesus. Salam kepadamu dari saudara-saudara, yang...
NASKAH NASB (UPDATED): Fili 4:21-23
21 Sampaikanlah salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam Kristus Yesus. Salam kepadamu dari saudara-saudara, yang bersama-sama dengan aku. 22 Salam kepadamu dari segala orang kudus, khususnya dari mereka yang di istana Kaisar. 23 Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai rohmu!
Fili 4:21-23 Ada kemungkinan bahwa ini ditulis dengan tangan Paulus sendiri yang menjadi teknik umum untuk memverifikasi keaslian surat-suratnya (lih. 1Kor 16:21; Gal 6:11; Kol 4:18; 2Tes 3:17; Fil ay. Fili 4:19). Ini juga merupakan praktik umum dalam papirus bahasa Yunani Koine yang ditemukan di Mesir. Sebagian besar surat-surat Paulus ditulis oleh seorang juru tulis (lih. Rom 16:22).
Fili 4:21 "salamku kepada tiap-tiap orang kudus" Ini adalah satu-satunya penggunaan kata "kudus" dalam PB dalam bentuk TUNGGAL. Hal ini diikuti dalam ay. Fili 4:22 oleh bentuk JAMAK. Bahkan ay. Fili 4:21 digunakan dalam arti kebersamaan. Diselamatkan membuat seseorang menjadi bagian dari satu keluarga, satu tubuh, satu halaman, satu bangunan, satu umat! Tidak mungkin untuk menjadi "Lone Ranger (pengembara tunggal)" rohani. Injil diterima secara individu tetapi menghasilkan persekutuan kolektif.
Berhati-hatilah terhadap penekanan berlebihan barat modern tentang hak-hak individu dan kebebasan. Kekristenan adalah pengalaman bersama. Bahkan slogan-slogan Reformasi (Luther) yang terkenal seperti "Imamat orang percaya" tidaklah akurat secara Alkitabiah. Umat Allah PB dijelaskan oleh frasa-frasa imamat PL (lih. 1Pet 2:5,9; Wah 1:60). Tetapi perhatikan bahwa semua itu berbentuk JAMAK, "imamat yang berkerajaan."
Ingat, orang percaya secara individu di karunia pada saat keselamatan untuk kebaikan bersama (lih. 1Kor 12:7). Kita diselamatkan untuk melayani. Lingkungan budaya modern kita telah mengubah fokus Alkitab menjadi "apa untungnya bagi saya?" yang dengan demikian mengubah keselamatan menjadi suatu tiket ke surga bukannya kehidupan pelayanan. Orang percaya tidak diselamatkan sehingga mereka bisa melaksanakan kebebasan mereka atau mengaktualisasikan potensi mereka, mereka diselamatkan dari dosa untuk melayani Allah (lih. Rom 6). Lihat Topik Khusus: Orang Kudus di Kol 1:2.
Fili 4:22 "khususnya dari mereka yang di istana Kaisar" Ini jelas berkaitan dengan para pelayan, budak, dan pejabat rendah di Roma pada pelayanan pemerintahan (lih. Fili 1:13). Injil Paulus bahkan telah menyerbu staf dari Kaisar sendiri dan suatu hari nanti akan menyebabkan keseluruhan sistem kafir ini runtuh.
- NASB NRSV, NJB "menyertai rohmu!"
- NKJV, TEV "kamu sekalian"
Hal ini menunjuk pada kepribadian manusia. Dalam PB seringkali sangat sulit untuk mengetahui apakah penulis menunjuk pada Roh Kudus (dengan huruf besar "R") atau roh manusia yang dimotivasi oleh Roh Kudus (dengan huruf kecil "r"). Dalam konteks ini jelas huruf kecil "r."
Ada variasi naskah di penutupan Paulus (lih. Gal 6:18 dan Fil 25). Beberapa teks Yunani, אc, K, dan Textus Receptus (NKJV), memiliki "menyertai kamu semua," yang merupakan penutupan Paulus dalam 1Kor 16:24; 2Kor 13:13; 2Tes 3:18 dan Tit 3:15. Mayoritas papirus Yunani kuno dan manuskrip berhuruf besar memiliki "menyertai rohmu."
Topik Teologia: Flp 4:7 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah adalah Satu Pribadi
Allah Meresponi Permohonan dari Umat Manusia
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah adalah Satu Pribadi
- Allah Meresponi Permohonan dari Umat Manusia
- Roh Kudus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Berkomunikasi dengan Allah
Topik Teologia: Flp 4:8 - -- Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
Sarana Pertumbuha...
- Pengudusan
- Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
- Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
- Sarana Pertumbuhan
- Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Penuntutan Kesucian
- Ayu 28:28 Maz 19:14 Maz 24:3-6 Maz 37:27-28 Maz 97:10 Maz 119:1-3 Ams 16:17 Yes 51:1 Mat 5:6,8 Kis 24:16 Rom 6:1-23 Rom 13:12-14 Rom 16:19 1Ko 3:16-17 1Ko 5:6-8 1Ko 9:24-27 2Ko 7:1 2Ko 11:2 Gal 5:22-25 Efe 4:1 Efe 5:8-11 Fili 2:14-16 Fili 3:12-14 Fili 4:8 1Te 4:3-4,7 1Te 5:22 1Ti 5:22 1Ti 6:11-12 2Ti 2:19-22 Ibr 12:1-2 Ibr 12:14-15 Yak 1:21,27 1Pe 1:14-16 1Pe 2:9-12 1Pe 3:10-11 1Pe 4:1-2 2Pe 3:11-13 1Yo 2:1,29 1Yo 3:2-3 1Yo 5:21 3Yo 1:11 Wah 14:4-5
Topik Teologia: Flp 4:10 - -- Pengudusan
Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
Pengudusan dan Anak
Kita Menjalani Hidup dalam Kristus
Kita Bersukac...
- Pengudusan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Bermurah Hati Terhadap Orang Lain
- Teladan tentang Murah Hati
- Orang-orang Percaya di Filipi Bermurah Hati
Topik Teologia: Flp 4:11 - -- Dosa
Dosa-dosa Roh
Dosa-dosa Pemanjaan / Penyenangan Did
Rasa Tidak Puas
Kel 15:24 Kel 16:2-12 Ima 19:18 Bil 14:2,26-...
- Dosa
- Dosa-dosa Roh
- Dosa-dosa Pemanjaan / Penyenangan Did
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
- Kepuasan Hati
Topik Teologia: Flp 4:12 - -- Dosa
Dosa-dosa Roh
Dosa-dosa Pemanjaan / Penyenangan Did
Rasa Tidak Puas
Kel 15:24 Kel 16:2-12 Ima 19:18 Bil 14:2,26-...
- Dosa
- Dosa-dosa Roh
- Dosa-dosa Pemanjaan / Penyenangan Did
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Keselamatan Menyediakan Faedah bagi Orang-orang Percaya
- Keamanan sebagai Milik Kristus
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
- Kepuasan Hati
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah Umum yang Dihadapi Semua Orang
- Kekurangan
Topik Teologia: Flp 4:13 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Keselamatan
Keselamatan Secara Umum
Keselamatan Menyediakan Faedah bagi Orang-orang Percaya
...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Keselamatan Menyediakan Faedah bagi Orang-orang Percaya
- Keamanan sebagai Milik Kristus
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Kita Diperbarui di dalam Kristus
- Kita Mampu Melakukan Segala Hal di dalam Kristus
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Menganggap Penganiayaan Berasal dari Allah
- Penganiayaan Menghasilkan Ketekunan
Topik Teologia: Flp 4:14 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Tanggung Jawab Terhadap Sesama
Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terh...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Bermurah Hati Terhadap Orang Lain
- Teladan tentang Murah Hati
- Orang-orang Percaya di Filipi Bermurah Hati
Topik Teologia: Flp 4:18 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Tanggung Jawab Terhadap Sesama
Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terh...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Bermurah Hati Terhadap Orang Lain
- Teladan tentang Murah Hati
- Orang-orang Percaya di Filipi Bermurah Hati
- Gereja
- Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
Topik Teologia: Flp 4:19 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah adalah Satu Pribadi
Allah Meresponi Permohonan dari Umat Manusia
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah adalah Satu Pribadi
- Allah Meresponi Permohonan dari Umat Manusia
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pengudusan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Bermurah Hati Terhadap Orang Lain
- Teladan tentang Murah Hati
- Orang-orang Percaya di Filipi Bermurah Hati
Topik Teologia: Flp 4:20 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Nama-nama, Gelar-gelar Deskriptif dan Kiasan-kiasan untuk Allah
Bapa
Ula 1:30-31 ...
- Allah yang Berpribadi
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Memuliakan Allah
- Memuliakan Allah
- Sarana dari Memuliakan Allah
- Memuliakan Allah dengan Memuji Dia dalam Pujian Syukur
Topik Teologia: Flp 4:23 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
Yesus Disejajarkan dengan Allah
Anugerah adal...
TFTWMS -> Flp 4:7; Flp 4:8; Flp 4:9; Flp 4:10; Flp 4:11-14; Flp 4:12-13; Flp 4:14-15; Flp 4:15-18; Flp 4:17-18; Flp 4:18; Flp 4:19; Flp 4:20; Flp 4:21-23
TFTWMS: Flp 4:7 - Hasilnya—damai Sejahtera HASILNYA—DAMAI SEJAHTERA (Filipi 4:7)
Sekarang kita tiba pada janji yang mengagumkan, hampir tidak dapat dipercaya: "*Dan+ damai sejahtera All...
HASILNYA—DAMAI SEJAHTERA (Filipi 4:7)
Sekarang kita tiba pada janji yang mengagumkan, hampir tidak dapat dipercaya: "*Dan+ damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus" (ay. 7). Jangan lewatkan kata 'dan'. Janji di ayat 7 itu terkait dengan ayat 4 sampai 6: Jika Anda selalu bersukacita; jika Anda selalu menunjukkan kebijaksanaan yang ramah; jika, daripada merasa khawatir, Anda malah berdoa, maka Anda akan memiliki 'Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal.'
'Damai sejahtera Allah' adalah kedamaian yang Allah berikan, hanya Dia yang bisa memberikan karena Ia adalah 'Allah damai sejahtera' (ay. 9). 'Melampaui segala akal' diterjemahkan dari frasa Yunani huperechousa ('memiliki *atau memegang+ di atas') panta ('semua' atau 'setiap') noun24('pikiran' atau 'berpikir'). Pada dasarnya itu berarti 'di atas segala pikiran' atau 'di atas segala pemikiran.' Kata itu bisa mengacu kepada fakta bahwa pikiran manusia tidak mampu menghasilkan kedamaian yang dapat diberikan oleh Allah saja. Mungkin, yang dimaksudkan adalah makna yang lebih sederhana: Damai sejahtera Allah adalah begitu indah, begitu menakjubkan, sehingga tidak ada cara untuk dapat dipahami oleh pikiran yang terbatas. Berbagai terjemahan menggunakan beberapa ungkapan yang bersifat menjelaskan:
- Alkitab NCV: 'begitu besar sehingga kita tidak bisa memahaminya.'
- Alkitab Phillips: 'melampaui pemahaman manusia.'
- Alkitab LB: 'jauh lebih indah daripada yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.'
Mereka yang memiliki damai sejahtera seperti itu tidak dapat sepenuhnya mengungkapkan apa arti memiliki kedamaian itu, dan mereka yang tidak memilikinya dibuat bingung olehnya. Mereka tidak bisa memahami bagaimana orang Kristen dapat memiliki masalah yang sama yang mereka miliki dan masih memiliki kedamaian!
Harold Bosley teringat kepada cerita pada masa Depresi Besar di awal 1930-an. Satu tim pembicara termasuk Clarence Darrow, pengacara yang terkenal dan penganut ateis, sedang berbicara pada suatu perhimpunan orang dari Southside Chicago—sebagian besar adalah orang kulit hitam. Kondisi ekonomi sedang terpuruk: uang dan pekerjaan langka didapat dan Darrow menggunakan fakta itu untuk menunjukkan penderitaan orang-orang kulit hitam itu. Ia meringkas kesengsaraan mereka, dengan menyimpulkan, 'Tetapi kalian menyanyi? Tidak ada orang yang bisa menyanyi seperti yang kalian lakukan?! Hal apakah yang kalian harus nyanyikan?' Secepat kilat, seorang wanita di dalam jemaat itu berteriak, 'Kami punya Yesus untuk dinyanyikan!' Dan jawabannya itu disusul oleh banyak perkataan 'Amin' dan Ya'<.
Tidak seperti kebiasaannya, Darrow untuk sesaat < tidak merespon, karena ia berhadapan dengan apa yang tidak dapat dirasionalkan, bahkan hampir tidak dapat dibicarakan, dalam pelbagai istilah manusia—orang yang bisa menyanyi meskipun menangis dan di atas ketakutan mereka karena mereka berjalan dengan orang yang menguatkan mereka untuk melakukan segala perkara [Filipi 4:13].25
Seperti kasih Kristus, damai sejahtera yang dimiliki oleh anak Allah yang setia dan percaya 'melampaui segala pengetahuan' (Efesus 3:19).
Paulus memberitahu jemaat Filipi bahwa damai sejahtera yang tak terkatakan itu akan 'memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus' (ay. 7b, c). Kata Yunani yang diterjemahkan 'memelihara' (suatu bentuk phroureo) adalah 'istilah militer, untuk memelihara dengan menjaga, untuk memelihara dibawah penjagaan, seperti sebuah garnisun.< Kata itu digunakan tentang keamanan orang Kristen <, dan rasa aman yang adalah miliknya ketika ia menempatkan semua hal ke dalam tangan Allah.'26Bayangkanlah sebuah kota yang berdinding tinggi, dilindungi dengan ketat. Lalu bayangkanlah seorang warga di dalamnya, melakukan bisnisnya, tidak terganggu karena ia tahu bahwa dia aman. Itulah gambaran yang ditimbulkan oleh kata yang berarti 'memelihara.'
Namun begitu, perhatikanlah apa yang dijaga: '< hati dan pikiranmu.' 'Hati' dan 'pikiran' menggambarkan seluruh keadaan batin seorang Kristen. (Ketika dihubungkan bersama dalam satu nas, penekanan kata 'hati' adalah pada emosi, sedangkan penekanan kata 'pikiran' adalah pada pemikiran.) Yang dijaga adalah manusia batiniah, bukan manusia lahiriah. Dalam pendahuluan pelajaran ini, saya berpendapat bahwa salah satu rintangan bagi perdamaian adalah bahwa banyak yang tidak mengerti apakan kedamaian sejati itu. Banyak orang ingin Allah menjaga manusia lahiriah. Mereka ingin selalu dikelilingi oleh keadaan damai. Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa umatNya akan dikelilingi oleh anti-badai, anti-penyakit, dan perisai penghalang kejengkelan. Ia telah berjanji bahwa Ia akan menjaga hati dan pikiran kita—terlepas dari apa yang terjadi pada tubuh kita. Oleh karena itu, Paulus dapat memiliki kedamaian meskipun 'manusia lahiriahnya' 'sedang membusuk'— karena 'manusia batiniahnya' sedang 'diperbaharui dari sehari ke sehari' (2 Korintus 4:16)!
Sekali lagi, saya harus menekankan bahwa teks kita menjanjikan pertahanan hanya kepada mereka yang berada 'dalam Kristus Yesus' (ayat 7c): Jika kita belum 'dibaptis ke dalam' Dia (Roma 6:3), dan jika kita tidak berjalan (hidup) di dalam Dia (lihat Kolose 2:6), maka kita tidak memiliki janji perlindungan itu. John Knight menulis, 'Kita menikmati hadiah Allah berupa damai sejahtera dan perlindungan hanya dengan ketaatan kepada Dia dan tunduk pada otoritas-Nya.'27
TFTWMS: Flp 4:8 - Berpikir Seperti Orang Kristen BERPIKIR SEPERTI ORANG KRISTEN (Filipi 4:8)
Ayat 8 diawali dengan kata "akhirnya." Ini bisa berarti bahwa Paulus telah siap untuk menyimpul...
BERPIKIR SEPERTI ORANG KRISTEN (Filipi 4:8)
Ayat 8 diawali dengan kata "akhirnya." Ini bisa berarti bahwa Paulus telah siap untuk menyimpulkan isi suratnya. Ini juga bisa berarti bahwa ayat 8 dan 9 merupakan ulasan terakhir rasul itu dalam alur pemikiran yang dimulai dalam ayat 4. (Banyak penulis dan pembicara menggunakan "akhirnya" sebagai bagian dari urutan: "pertama," "berikutnya," "dan "akhirnya.") Kata-kata setelah "akhirnya" memang menggugah pikiran. "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu" (ay. 8).
Berkarakter Benar
Para komentator dan penerjemah bergumul keras dengan arti yang tepat dari pelbagai istilah di dalam ayat 8. Berikut ini adalah beberapa saran mengenai daftar awal dari karakter itu:
"Benar" (Yun.: alethe) menandakan apa yang asli atau nyata.
"Mulia" (Yun.: semna) mencakup kejujuran—dan banyak lagi. Alkitab KJV menulis "jujur," Alkitab NIV menulis "mulia," dan Alkitab CEV menulis "murni." Alkitab AB mengatakan "layak mendapat kehormatan dan < terhormat dan pantas." Gerald Hawthorne menulis bahwa "tidak mungkin untuk menerjemahkan semna dengan satu kata, [tetapi] ide dasarnya adalah jelas. Kata itu mengacu kepada hal-hal yang luhur, hal-hal yang megah, hal-hal yang mengangkat pikiran dari hal yang tidak berharga dan norak kepada yang mulia dan baik dan bernilai moral."2
"Adil" (Yun.: dikaia) mengacu kepada melakukan apa yang benar, apakah kepada Allah atau manusia.3Kata yang Paulus gunakan dapat juga diterjemahkan "baik/benar" (lihat NASB).
"Suci" (Yun.: hagna) diterjemahkan dari akar yang sama dengan kata untuk "suci" (hagnos; lihat CEV). Kata ini mengacu kepada apa yang secara moral tidak cemar. Dalam 1:17 kata tersebut diterjemahkan "maksud yang *tidak+ ikhlas."
"Manis" diterjemahkan dari kata Yunani, prosphile, yang menggabungkan preposisi untuk "menuju" (pro) dengan kata untuk "kasih" (phileo). Kata ini mengacu kepada apa yang menimbulkan respon kasih. Alkitab AB menulis "indah dan menyenangkan." Alkitab NRSV menulis "menyenangkan."
"Semua yang sedap didengar" adalah terjemahan dari kata majemuk lainnya (Yun.: euphema), yang menggabungkan prefiks untuk "bagus" atau "baik" (eu) dengan kata untuk "perkataan atau laporan" (pheme).4Alkitab KJV menulis "laporan yang baik." Kata itu mengacu kepada apa yang "punya nama baik"—yang "dipandang hormat" (lihat NCV), "terpuji" (NRSV), dan "terhormat" (TEV).
Daftar kualitas ini diikuti dengan dua frasa bersyarat: "*Jika ada+ yang disebut kebajikan dan patut dipuji" (ay. 8b). Kata yang diterjemahkan "kebajikan" (Yun.: arete) adalah kata biasa untuk "kebajikan" (lihat KJV) dan mengacu kepada "keunggulan moral5—"keunggulan yang orang benar harus pertahankan dalam kehidupan dan kematian."6Kata Yunani yang berarti "patut dipuji" adalah epainos: epi ("atas"), ditambah ainos (dalam Perjanjian Baru, "pujian").7Perkataan "jika ada" dalam 4:8 (NASB) digunakan, seperti di dalam 2:1, sebagai perangkat sastra. Pokok pikirannya adalah "Jika ada keunggulan—dan memang ada—dan jika ada apa saja yang layak dipuji—dan memang ada—maka Anda harus merespon dalam suatu cara tertentu."
Berpikir Benar
Tanggapan apakah yang Paulus perintahkan? "Semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu" (huruf miring oleh saya). "Pikirkan" (Yun.: logizesthe) berarti "memikirkan dengan hati-hati dan penuh pertimbangan." "Pikirkanlah semuanya itu" berarti "menjadikan semua hal itu sasaran bagi pertimbangan Anda yang bijaksana."8Alkitab CJB menulis "Pusatkanlah pikiranmu pada" hal-hal itu. "Hal-hal" apakah? Hal-hal yang baru saja Paulus cantumkan: yang benar, yang mulia, yang adil, yang suci, yang manis, yang sedap didengar, yang disebut kebajikan dan patut dipuji.
Lihat kembali definisi bagi apa yang "benar," "mulia," "adil," dan seterusnya. Di sana ada pertimbangan yang tumpang tindih. Apa yang penting di sini adalah bukan tentang definisi yang tepat bagi kata-kata tertentu, tetapi kesan umum yang ditinggalkan oleh kombinasi kata-kata itu: apa yang baik dan menggugah semangat— dibedakan dengan apa yang kotor dan merendahkan. Nasihat Paulus itu, bila diungkapkan secara negatif, bisa terbaca seperti ini: "Jangan biarkan pikiranmu memikirkan hal-hal yang palsu < atau tidak terhormat < atau kotor < atau menjijikkan < atau jelek < atau secara moral meragukan < atau tidak patut." Pikiran secara alami akan "memikirkan" sesuatu. Paulus memerintahkan para pembacanya untuk mengarahkan pikiran mereka kepada hal-hal yang baik, bukan kepada hal-hal yang buruk; pada sisi positifnya, bukan sisi negatifnya; pada apa yang membangun, bukan pada apa yang merobohkan.
Dua "penemuan" besar pada bidang psikologi modern adalah bahwa hidup kita diatur oleh pikiran kita dan bahwa kita dapat mengendalikan pikiran kita. Dengan demikian setiap orang memiliki kekuatan, dalam satu pengertian, untuk mengendalikan hidupnya sendiri. Jauh sebelum para ilmuwan "menemukan" kebenaran ini, kebenaran itu telah dinyatakan dalam Firman Allah:
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23).
Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia < (Amsal 23:07).
< pikirkanlah semuanya itu (Filipi 4:8; KJV).
Pengarang dan penyair Amerika Ralph Waldo Emerson (1803-1882) berkata, "Orang adalah apa yang ia pikirkan sepanjang hari."9Orang lain mengatakannya seperti ini: "Jiwa diwarnai dengan pikirannya."
Sampai di sini seseorang memprotes, "Tetapi saya tidak bisa mengendalikan pikiran saya. Dari waktu ke waktu, pikiran buruk menyelinap ke dalam pikiran saya— dan tidak ada yang bisa saya lakukan terhadap hal itu." Dalam khotbah sepupu saya, Richard Dacus, yang pernah saya dengar pertama kalinya,10ia mengatakan hal ini tentang pelbagai pikiran yang tidak murni: "Mereka itu seperti burung. Anda tidak dapat mencegah mereka terbang di atas kepala Anda, tetapi Anda bisa mencegah mereka membangun sarang di rambut Anda." Kita semua memiliki pikiran yang seharusnya tidak kita miliki. Pertanyaannya bukan "Apakah kita akan memilikinya? Tetapi "Akankah kita memikirkan mereka?" Saya sering harus menghentikan pelbagai pikiran negatif dan menguliahi diri saya: "Roper, palingkanlah pikiranmu kepada sesuatu yang lebih konstruktif!" Apakah ini mudah? Tidak < tetapi itu bisa dilakukan.
Inilah saran yang mungkin bisa membantu: Tuliskanlah Filipi 4:8 pada selembar kartu dan simpanlah dalam jangkauan Anda. Ketika Anda bergumul dengan pikiran yang menghancurkan, bacalah kartu itu. Tanyakan diri Anda sendiri, "Apakah ada hal apa saja yang bisa saya pikirkan yang sifatnya benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, yang disebut kebajikan dan patut dipuji?" Semakin sering Anda melakukan ini, semakin mudah Anda mengendalikan pikiran Anda.
TFTWMS: Flp 4:9 - Bertindak Seperti Orang Kristen BERTINDAK SEPERTI ORANG KRISTEN (Filipi 4:9 a)
Mengapa Paulus ingin para pembacanya memusatkan pikiran mereka kepada hal-hal yang bisa membangun iman...
BERTINDAK SEPERTI ORANG KRISTEN (Filipi 4:9 a)
Mengapa Paulus ingin para pembacanya memusatkan pikiran mereka kepada hal-hal yang bisa membangun iman? Ia tidak sedang merekomendasikan latihan mental semata; melainkan, ia tahu bahwa pikiran akan membentuk tindakan mereka. Berpikir seperti orang Kristen saja tidaklah cukup; kita juga perlu bertindak seperti orang Kristen. Dalam teks asli, ada kata "dan" (kai) di dekat awal ayat 9 yang tidak tercermin di dalam terjemahan Alkitab NASB. Kata "dan" ini mengikat dengan erat ayat 9 dengan ayat 8. Di dalam ayat 9 itu Paulus sedang melanjutkan pokok pikirannya: "Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu." Rasul itu, pada dasarnya mengatakan, "Jika apa yang aku maksudkan dengan hal-hal yang benar, mulia, adil, dan sejenisnya masih belum jelas, ingatlah teladanku: apa yang aku ajarkan dan apa yang aku praktikkan. Pikirkanlah semua itu—dan kemudian lakukanlah."
Pengajaran Yang Benar
Dalam ayat 9, Paulus pertama kali menyentuh empat aspek tentang indoktrinasi rohani jemaat Filipi:
Mereka telah "mendengar" Paulus mengajar dan berkhotbah. Rasul itu tidak "tidak pernah melalaikan apa yang berguna" bagi para pendengarnya; ia mengajarkan "seluruh maksud Allah" (Kisah 20:20, 27).
Mereka telah "belajar" Firman Allah dari Paulus. Mereka memahami apa yang ia ajarkan dan mengingatnya.
Mereka juga telah "melihat" teladan Paulus—saat ia menunjukkan dalam hidupnya prinsip-prinsip yang ia sedang ajarkan. Tidak seperti orang-orang Farisi (Matius 23:3), ia tidak hanya "berkata," tapi ia juga "melakukan." Tidak ada yang bisa membantu proses pemahaman seperti yang dilakukan oleh teladan yang patut (lihat 1 Timotius 4:12; Titus 2:7).
Yang paling penting adalah fakta bahwa mereka telah "menerima" apa yang Paulus katakan.11"Menerima," dalam bahasa Yunani, berasal dari kata majemuk paralambano, yang mendahului kata untuk "menerima" (lambano) dengan preposisi untuk "bersama" (para). Hal ini berarti "menerima bersama"—dengan kata lain, menerima untuk diri sendiri. Penting bagi jemaat Filipi untuk mendengar, belajar, dan melihat ajaran Paulus; tetapi bahkan lebih penting bagi mereka untuk menerima pengajaran itu, untuk memiliki kebenaran abadi itu sebagai milik mereka sendiri.
Pelatihan Yang Benar
Setelah berbicara tentang jemaat Filipi yang belajar dan menerima apa yang ia telah ajarkan, Paulus menambahkan, "lakukanlah itu" (ay. 9b). "Lakukanlah," dalam bahasa aslinya, adalah sebuah bentuk prasso. "Umumnya, dalam surat-surat kiriman Paulus < prasso menunjukkan suatu kebiasaan <. *Itu+ menekankan proses yang mengarah kepada suatu pencapaian *tertentu+."12Kata itu menyarankan pengulangan suatu tindakan sampai tindakan itu menjadi alami. Bayangkanlah hal itu sebagai "melakukan-plus."
Kita bisa saja membandingkan istilah Yunani itu dengan satu definisi kata Inggris "practice"(melatih): "melakukan secara berulang-ulang supaya memperoleh keterampilan." Apa yang sering membatasi kemampuan adalah keengganan untuk mempraktikkan. Beberapa orang ingin unggul dalam olahraga tertentu—tetapi mereka membenci latihan. Beberapa orang ingin tampil sebagai penyanyi atau musisi—tetapi mereka tidak suka berlatih. (Dalam sebuah wawancara dengan seorang penghibur dan istrinya, sang istri memberitahu saya, "satu-satunya kelemahannya adalah bahwa ia membenci kata 'b'." Ketika saya tampak bingung, ia menjelaskan, "Ia tidak suka berlatih.") Dalam cara yang sama, beberapa orang tidak mau mengembangkan "keterampilan" dari kehidupan Kristen melalui "latihan."
"SEMUA YANG DISEBUT KEBAJIKAN DAN PATUT DIPUJI, PIKIRKANLAH SEMUANYA ITU"
TFTWMS: Flp 4:10 - Situasi Yang Memuaskan SITUASI YANG MEMUASKAN (Filipi 4:10)
Paulus sebelumnya pernah menyinggung pemberian dari jemaat Filipi itu (1:5; 2:25-30); sekarang ia kembali kepada...
SITUASI YANG MEMUASKAN (Filipi 4:10)
Paulus sebelumnya pernah menyinggung pemberian dari jemaat Filipi itu (1:5; 2:25-30); sekarang ia kembali kepada topik itu secara lebih rinci (lihat 4:14, 18). Teks kita dimulai dengan acuan terakhir untuk bersukacita di dalam surat itu: 'Aku sangat bersukacita dalam Tuhan' (ay. 10a). Ini merupakan satu-satunya kesempatan Paulus untuk menyifatkan acuan bersukacita itu: Ia 'sangat' bersukacita, menunjukkan betapa kuatnya ia merasakan sukacita itu. Hal apakah yang menyebabkan dia bergembira seperti ini? Ungkapan kasih jemaat Filipi. Namun begitu, seperti yang akan kita lihat nanti, kebahagiaan rasul itu tidak begitu banyak dipengaruhi oleh pemberian itu, tetapi oleh fakta bahwa pemberian itu menunjukkan kepedulian mereka. Penekanan bagian ini bukan pada bendanya, tetapi pada orangnya—bukan pada pemberiannya, tetapi pada para pemberinya.
Paulus menulis, 'Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku' (ay. 10a, b). Dalam bahasa Inggris, bagian kedua dari pernyataan ini dapat dianggap sebagai teguran ringan, tetapi di dalam teks Yunaninya sama sekali tidak terkandung maksud itu. Rasul itu melanjutkan, 'Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu' (ay. 10c). Dalam teks aslinya, 'perhatianmu' adalah dalam bentuk imperfect tense, menunjukkan tindakan yang terus menerus terjadi di masa lalu. Kata itu bisa diterjemahkan, "Engkau terus menerus memberi perhatian.' Masalah mereka adalah bahwa mereka 'tidak memiliki kesempatan' untuk mengungkapkan kepeduliaan mereka itu. Alkitab NCV menulis 'tidak ada jalan bagi engkau untuk menunjukkan hal itu.' Paulus 'tidak pernah di luar pikiran mereka, tetapi ia berada di luar jangkauan mereka!'3
Kita tidak dapat memastikan mengapa orang Kristen di Filipi itu tidak memiliki kesempatan untuk membantu Paulus. Mungkin mereka kehilangan kontak dengan rasul itu setelah ia meninggalkan Makedonia dalam perjalanan menuju Yerusalem (Kis 20:6, 16). (Banyak hal telah terjadi pada Paulus sejak saat itu!) Mungkin keadaan meraka yang 'sangat miskin' (lihat 2 Korintus 8:2) menghalangi mereka untuk sementara waktu. Bahkan juga mungkin bahwa mereka memiliki kesulitan untuk menemukan seseorang yang bersedia untuk melakukan perjalanan ke tempat teman mereka itu berada. Bagaimanapun, kegagalan mereka untuk menolong disebabkan oleh keadaan di luar kendali mereka.
Mereka akhirnya dapat mengatasi masalah itu (apapun masalahnya), dan kepedulian mereka untuk Paulus 'bertumbuh kembali' (Filipi 4:10b). Kata Yunani yang diterjemahkan 'bertumbuh kembali' adalah suatu bentuk anathallo, kata majemuk yang berarti 'berkembang atau mekar lagi.'4Alkitab NEB menulis 'kepedulianmu kepadaku sekarang telah berkembang segar.' Kata untuk 'bertumbuh' digunakan di dalam Perjanjian Lama bahasa Yunani untuk mengacu kepada pohon kering yang mulai hidup lagi (lihat Yehezkiel 17:24).
Hal ini mengingatkan saya tentang musim semi di Arkansas. Selama bulan-bulan musim dingin, hawa dingin menggelayut di udara, rumput tampak mati, pohon-pohon gundul, dan tidak ada bunga yang terlihat. Kemudian cuaca berubah hangat, dan hujan mulai turun. Semuanya menjadi hijau lagi, dengan percikan warna dari bunga yang mekar di sana-sini. Bumi dan pohon mempertahankan kehidupan melalui musim dingin, tetapi mereka butuh matahari dan hujan untuk bertumbuh kembali di musim semi. Demikian juga halnya, kepedulian jemaat Filipi kepada Paulus tidak pernah mati, tetapi membutuhkan kondisi yang tepat untuk mekar lagi.
Tidakkah menyenangkan untuk melihat segalanya hidup lagi setelah musim dingin yang lama, keras? Paulus sedang mengungkapkan kegembiraan semacam itu ketika ia menulis bahwa perhatian umat Kristen di Filipi untuk dia telah 'bertumbuh kembali.'
TFTWMS: Flp 4:11-14 - Pernyataan Yang Mengejutkan PERNYATAAN YANG MENGEJUTKAN (Filipi 4:11, 12, 14)
Setelah mengatakan bahwa ia bersukacita atas pemberian jemaat Filipi, Paulus mungkin diharapkan unt...
PERNYATAAN YANG MENGEJUTKAN (Filipi 4:11, 12, 14)
Setelah mengatakan bahwa ia bersukacita atas pemberian jemaat Filipi, Paulus mungkin diharapkan untuk menambahkan komentar, 'Bagaimanapun, aku benar-benar membutuhkan apa yang engkau kirim itu! Aku tidak tahu apa yang akan sudah aku lakukan tanpa pemberian itu!' Kecillah keraguan bahwa rasul itu benar-benar butuh bantuan. Dalam ayat 14, ia berbicara tentang 'kesusahan'nya—sebuah kata yang kuat yang menyiratkan kekurangan (seperti yang akan kita lihat di dalam pelajaran kita berikutnya). Namun begitu, Paulus ingin para pembacanya mengetahui bahwa sukacitanya itu lebih banyak dipengaruhi oleh kepedulian yang mereka ungkapkan daripada pemberian itu sendiri. Dengan demikian ia cepat-cepat menambahkan, 'Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan' (ay. 11a). Saya teringat kepada pemberian yang anak-anak perempuan saya berikan kepada saya ketika mereka masih muda. Hadiah mereka itu sangat istimewa bagi saya—bukan karena pemberian itu meringankan kebutuhan jasmani saya tetapi karena pemberian itu menunjukkan kasih anak-anak perempuan saya terhadap saya.
Alkitab TEV menerjemahkan bagian pertama ayat 11 seperti ini: 'Aku mengatakan ini bukan karena merasa diabaikan.' Kita juga bisa memasok pemikiran ini dari konteksnya: 'Dan aku mengatakan ini bukan sebagai isyarat agar engkau mengirimkan pemberian lainnya' (lihat ayat 17a).
Pernyataan
Paulus melanjutkan untuk menuliskan 'salah satu kalimat iman dari dia yang paling tak terlupakan'5: 'Sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan' (ay. 11b). Dalam teks Yunani, kata 'aku' adalah tegas.6Hal itu seakan-akan rasul itu berkata,' Mungkin orang lain tidak belajar untuk mencukupkan diri, tapi aku telah belajar.'
Beberapa 'keadaan' yang ada di dalam pikiran Paulus tercantum di dalam ayat yang mengikuti: 'Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan' (ay. 12). Ungkapan Yunani yang diterjemahkan 'dalam segala hal dan dalam segala perkara' bisa diterjemahkan 'dalam setiap hal dan dalam semua hal.' Paulus telah belajar untuk menghadapi kehidupa 'dalam setiap hal' secara individu dan 'dalam semua hal' secara kolektif.
'Keadaan' yang Paulus cantumkan bisa dianggap sebagai naik turunnya kehidupan, titik tinggi dan rendah, waktu yang baik dan yang buruk. Rasul itu sudah mengalami titik rendah dalam hidupnya. 'Aku tahu apa itu kekurangan' diterjemahkan dari satu kata Yunani (tapeinousthai) yang berarti 'untuk direndahkan.' Kata ini berasal dari akar yang sama dengan kata yang diterjemahkan 'merendahkan diri' di 2:8. Dalam 4:12 kata itu mengacu kepada kondisi yang rendah karena tidak memiliki sumber daya yang memadai sampai pada titik harus bergantung pada orang lain. Paulus mengacukan situasi yang tidak diinginkan ini sebagai 'hal kekurangan'. Ia memberikan contoh khusus keadaan ini: 'kelaparan.' Di tempat lain, ia menulis, 'Aku < bekerja berat;< aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian' (2 Korintus 11:27). Anda mungkin pernah mengalami titik rendah dalam hidup Anda juga. Paulus telah belajar bagaimana menghadapai 'hari-hari buruk'—dan teks kita memberitahu kita caranya.
Seseorang mungkin ingin menyela: 'Tunggu sebentar! Allah telah berjanji bahwa Ia akan selalu memberi kita kebutuhan hidup [lihat Matius 6:31-33; Mazmur 37:25]. Tentunya, anak Allah tidak akan pernah lapar!' Paulus adalah seorang anak Allah, tetapi ia 'kerap tanpa makanan' (2 Korintus 11:27). Lazarus pengemis adalah orang yang Allah restui, tetapi ia kelaparan (Lukas 16:20-22). Benar, Allah memelihara kita (saya akan mengatakan lebih banyak tentang hal itu sebentar lagi) dan Ia memperhatikan perut kita—tetapi Ia lebih peduli terhadap jiwa kita. Sekarang ini, beberapa orang mengajarkan bahwa seorang anak Allah yang setia tidak akan pernah sakit, lapar, atau miskin. Kesalahan yang bersifat egois ini akan membuat Paulus 'tidak setia'; karena, dalam pelbagai kesempatan, rasul itu mengalami semua itu (2 Korintus 11:27; 12:7).
Paulus tidak hanya memiliki titik yang rendah dalam hidupnya, ia juga memiliki titik yang tinggi. Ia menulis, 'aku tahu apa itu kelimpahan,' dan ia berbicara tentang 'kelimpahan.' Beberapa orang berspekulasi bahwa Paulus berasal dari keluarga kaya dan, pada titik tertentu, telah menerima warisan. Mungkin saja itu benar, tetapi mungkin ia hanya mengacu kepada waktu ketika kemurahan hati saudara-saudara seiman melebihi kebutuhannya yang mendesak (lihat Filipi 4:18). Sekali lagi, contoh rasul itu tentang kelimpahan berhubungan dengan makanan: Ia mengacu kepada 'hal kenyang.' Pernahkah Anda menepuk-nepuk perut Anda setelah makan, menarik nafas, dan berkata, 'Aku kenyang"? Maka Anda mengerti apa yang rasul itu maksudkan.
Beberapa orang akan terkejut bahwa Paulus berkata, 'Aku tahu apa itu kelimpahan.' Saya bisa membayangkan mereka keberatan, 'Tetapi setiap orang tahu cara hidup dalam kelimpahan.' Tidak, mereka tidak tahu. Setidaknya, tidak setiap orang tahu cara hidup dalam kelimpahan seperti yang Allah inginkan. Ada banyak bahaya dalam kelimpahan sebagaimana juga dalam kemiskinan—bahkan mungkin lebih banyak. Paulus memperingatkan, Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Ketika orang menjadi miskin, bahayanya adalah keputusasaan. Ketika orang menjadi kaya, bahayanya adalah kesombongan (lihat Wahyu 3:17). Sehingga Agur berdoa, '< Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan.< Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku' (Amsal 30:8, 9).
Paulus 'tidak mengijinkan kemiskinan merendahkan dia atau kemakmuran meninggikan dia.'7Ia mengerti bahwa pelbagai kondisi kehidupan dapat berubah dalam sekejap dan bahwa tidak satu pun dari kondisi itu mendefinisikan siapa dia sebenarnya. Ia percaya bahwa ia dan Tuhan bisa menangani apa pun yang terjadi pada dirinya. Dengan demikian ia bisa mengatakan, 'Sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan'—apakah 'baik' atau 'buruk.' Pernyataannya itu menakjubkan saya. Kenyataannya, pernyataan itu membuat saya malu, karena saya harus akui bahwa saya kadang-kadang tidak puas dengan situasi dalam hidup saya.
Di tempat lain, Paulus menulis bahwa ibadah/kesalehan '< kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah' (1 Timotius 6:6-8). Penulis Kitab Ibrani berkata, 'Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: 'Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau'' (Ibrani 13:5).
Definisi
Inilah saatnya untuk berhenti dan bertanya, 'Tepatnya, apakah yang Paulus maksudkan ketika ia bicara tentang mencukupkan diri?' Kata 'cukup' kadang-kadang disalahartikan. Perasaan cukup bukanlah perasaan puas atau kedamaian palsu yang didasarkan pada ketidaktahuan. 'Itu bukanlah kepura-puraan bahwa [keadaan] adalah baik ketika nyatanya adalah buruk. Hal itu bukan hanya upaya untuk melihat sisi positif atas setiap masalah.'8
Saya pernah mendengar diskusi tentang 'perasaan cukup,' banyak dari diskusi itu didasarkan pada definisi kata bahasa Inggris. Kadang-kadang dibuat perbedaan antara 'perasaan cukup' dan 'perasaan puas': 'Kita harus merasa cukup dengan apa yang kita miliki,' kata beberapa orang, 'tetapi itu tidak berarti kita harus merasa puas dan tidak mencoba untuk berbuat lebih baik.' Ada beberapa kebenaran di dalam pernyataan itu—tetapi akar kata Yunani yang diterjemahkan 'mencukupkan diri' dalam Filipi 4:11 dapat berarti 'dipuaskan.'9Sejumlah terjemahan menulis 'puas' ketimbang (atau bersama dengan) 'merasa cukup' dalam ayat 11 (AB, NCV, CEV, TEV).
Jika kita benar-benar harus memahami apa yang Paulus maksudkan, kita harus melihat kepada kata Yunani ketimbang kepada bahasa Inggris atau Indonesia. Kata yang diterjemahkan 'rasa cukup' dalam 1 Timotius 6:6-8 dan Ibrani 13:5 (suatu bentuk arkeo) berarti 'cukup.' Kata yang digunakan di dalam Filipi 4:11 (suatu bentuk autarkes) adalah sebuah kata majemuk yang menggabungkan arkeo dengan kata untuk 'diri' (autos).10Alkitab NASB memiliki catatan ini pada kata 'mencukupkan diri' dalam Filipi 4:11: 'atau mandiri.' Alkitab REB menulis 'Aku sudah belajar menjadi mandiri apapun keadaanku.' Kata itu 'digunakan untuk menggambarkan orang yang melalui disiplin telah menjadi mandiri terhadap keadaan eksternal, dan yang menemukan dalam dirinya sendiri sumber daya yang lebih dari cukup untuk setiap situasi yang mungkin timbul.'11
Autarkes adalah kata favorit para filsuf Stoa di zaman Paulus. Tujuan mereka adalah untuk benar-benar mandiri sepenuhnya dengan menyangkal setiap keinginan dan menghapuskan setiap perasaan hati—termasuk kasih dan perhatian kepada orang lain. TR Glover berkata, 'Kaum Stoa menjadikan hati sebuah gurun, dan menyebutnya kedamaian.'12Alec Motyer menulis bahwa autarkes 'digunakan oleh para filsuf Stoia untuk menggambarkan orang yang tanpa emosi, ketenangan yang kaku, orang yang tidak satu pun bisa menyentuhnya.<'13Jika Anda mengetahui apa saja tentang karakter Paulus, Anda tahu bahwa ia tidak menggunakan kata autarkes dalam pengertian itu.
[Paulus bukanlah] seorang fatalis yang tidak berperasaan atau seorang stoa. Ada hal seperti 'ketidakpuasan ilahi.' Mungkin ada pelbagai kondisi yang terjadi di mana ketidakpedulian terhadap kondisi itu merupakan dosa. Merasa puas dengan ketidaksempurnaan sendiri, tidak peduli ketika orang lain sedang dalam penderitaan dan kesulitan, merasa nyaman sementara dunia luas ini tidak mengenal injil kasih karunia—yang seperti itu bukanlah perasaan cukup yang Paulus maksudkan.14
Di sisi lain, yang rasul itu benar-benar maksudkan adalah bahwa ia memiliki kecukupan dalam dirinya. Ia tidak bergantung pada keadaan luar bagi perasaan cukup dan kebahagiaan. Sayangnya, sebagian dari kita berpikir bahwa perubahan keadaan luar adalah apa yang dibutuhkan untuk membuat kita cukup:
- 'Kalau saja aku punya uang lebih banyak.<' atau ''Kalau saja aku bertanggung jawab terhadap hal-hal yang lebih ringan.<'
- 'Ketika aku menemukan istri/ suami yang baik.<' atau 'Ketika aku punya anak.<' atau 'Ketika anak-anakku sudah lebih besar.<'
- 'Kalau saja aku diberi tanggung jawab yang lebih besar.<' atau 'Kalau saja tanggung jawabku lebih sedikit.<'
Kepuasan Paulus tidak didasarkan pada situasi luar, tetapi pada kecukupan batin. Namun begitu, ini bukanlah kecukupan yang didasarkan pada sumber daya pribadi, seperti yang Stoa ajarkan. Sebaliknya, kecukupan itu didasarkan pada sumber daya ilahi (lihat 2 Korintus 9:8; 12:9, 10). Ikatlah bersama ayat 11 dan 13 dari Filipi 4 ini, maka Anda memiliki paradoks ini: Paulus tidak bergantung pada pelbagai keadaan karena ia bergantung pada Kristus. Dalam ayat 13 Alkitab AB menulis 'Aku mencukupkan ciri dalam kecukupan Kristus.'
Sebelum melihat ayat 13, ada kata lain yang untuknya perlu kita meluangkan waktu kita sejenak—kata 'belajar': 'Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (ay. 11; huruf miring oleh saya). Dalam teks aslinya, kata 'belajar' berbentuk aorist tense, yang menunjukkan satu kali peristiwa di masa lalu. Hal ini menyebabkan beberapa orang percaya bahwa rasul itu memperoleh wawasannya tentang rasa cukup dalam suatu waktu—mungkin pada saat perubahan hidupnya. Namun begitu, ketika kita mempertimbangkan ayat 11 dalam terang ayat-ayat 12 dan 13, kita menyimpulkan bahwa Paulus sedang mengatakan bahwa seluruh kehidupan Kristennya telah menjadi pengalaman belajar. Hidupnya telah menuntun dia untuk menyimpulkan (satu kali peristiwa di masa lalu) bahwa, dengan bantuan Tuhan, ia bisa menangani tantangan apa saja.
Paulus tidak dilahirkan dengan kemampuan bawaan untuk merasa cukup dalam keadaan kehidupan apa saja. 'Karunia' itu juga tidak dianugerahkan kepada dia secara mujizatiah pada saat baptisannya. Sebaliknya, Paulus telah mempelajari pelajaran ini melalui pengalaman yang menyakitkan (lihat 2 Korintus 12:7-10) dan doa yang sungguh-sungguh (lihat Filipi 4:6, 7). Jika Paulus harus mempelajari pelajaran itu, kita juga harus. Jika Paulus bisa mempelajarinya, kita juga bisa.
"… SEBAB AKU TELAH BELAJAR MENCUKUPKAN DIRI DALAM SEGALA KEADAAN."
TFTWMS: Flp 4:12-13 - Rahasia Yang Menguatkan "RAHASIA" YANG MENGUATKAN (Filipi 4:12, 13)
"Rahasianya"
Untuk mempelajari perasaan cukup, kita harus tahu 'rahasia' P...
"RAHASIA" YANG MENGUATKAN (Filipi 4:12, 13)
"Rahasianya"
Untuk mempelajari perasaan cukup, kita harus tahu 'rahasia' Paulus. Ia berkata, 'Aku sudah mempelajari rahasia tentang hal kenyang dan hal kelaparan' (ay. 12b, huruf miring oleh saya; NASB). Ungkapan 'Aku sudah mempelajari rahasia' diterjemahkan dari satu kata Yunani (memuemai, suatu bentuk mueo) yang mengacu kepada keadaan 'sedang diinisiasi ke dalam misteri.'15Alkitab NEB menulis 'Aku sudah sepenuhnya diinisiasi ke dalam kelompok manusia dengan segala pasang surutnya.' Kaum penyembah berhala menggunakan mueo untuk mengacu kepada upacara inisiasi mereka. Paulus belum pernah melakukan ritual inisiasi yang 'misterius,' 'rahasia.' Sebaliknya, seluruh hidup Kristennya sudah menjadi proses 'inisiasi' bahwa apa pun yang terjadi, Tuhan akan berdiri di sisinya (2 Timotius 4:16-18), akan memperkuat dia dan membantu dia.
Kebenaran itu dinyatakan dalam apa yang disebut 'perkataan paling terkenal'16dari Paulus—ayat paling terkenal di dalam Kitab Filipi dan 'pesan yang komprehensif dan agung' dari pasal ini:17'Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku' (Filipi 4:13). 'Dia' yang diacukan oleh rasul itu adalah Yesus. Alkitab KJV menulis 'Aku dapat melakukan segala sesuatu melalui Kristus yang menguatkan aku.' Kata 'Kristus' tidak ditemukan di dalam naskah yang lebih tua, tetapi siapapun yang menyisipkan nama itu ke dalam teks itu 'memahami dengan benar maksud Paulus.'18
Memang sulit bagi terjemahan bahasa Inggris dan Indonesia untuk menyampaikan Filipi 4:13 itu yang sangat sarat makna. 'Aku dapat melakukan' diterjemahkan dari bentuk kata kerja dari kata untuk 'kuat' (ischuros).19Hugo McCord menerjemahkan bagian pertama ayat 13 seperti ini 'Aku memiliki kekuatan untuk setiap situasi.'20Dalam paruh kedua ayat tersebut, 'menguatkan' diterjemahkan dari kata majemuk Yunani. Inti kata itu adalah kata kerja dunamis, kata yang darinya kita mendapatkan kata 'dinamit.' Kata ini diawali oleh preposisi 'dalam' (Yun.: en). Cara lain untuk menerjemahkan bagian ayat ini adalah 'yang memasukkan kekuatan ke dalam diriku.'21Nas ini dalam bentuk present tense (menunjukkan tindakan yang berkelanjutan), sehingga dapat diterjemahkan, 'aku bisa terus melakukan segala sesuatu melalui Dia yang terus menerus menguatkan aku!' Bagaimanapun cara Anda menerjemahkan ayat itu, ayat itu berdenyut dengan kekuatan dan keyakinan:
- Alkitab TEV: 'Aku memiliki kekuatan untuk menghadapi segala kondisi dengan kekuatan yang Kristus berikan kepadaku.'
- Alkitab CEV: 'Kristus memberi aku kekuatan untuk menghadapi apa saja.'
- Alkitab Phillips: 'Aku siap terhadap apa saja melalui kekuatan dari dia yang hidup dalam diriku.'
Saya tidak tahu ada nas apa saja yang mendorong dan menguatkan orang Kristen lebih daripada nas ini. Nas ini telah disebut sebagai 'seberkas sinar di tempat gelap'22selama masa-masa perjuangan. Beberapa situasi kehidupan bisa disembuhkan, tetapi yang lainnya harus ditanggung. Kuasa Kristus membolehkan kita untuk memanfaatkan sebaik-baiknya keadaan apapun, dengan sukacita. Seraya kita berjalan bersama Kristus, Allah memberikan kekuatan yang kita butuhkan.
Namun begitu, ayat 13 memerlukan kualifikasi tertentu. Ketika Paulus berkata 'Aku bisa melakukan segala sesuatu,' ia tidak bermaksud bahwa ia bisa melompati pagar setinggi tujuh meter, berlari seratus kilometer per jam, atau menahan nafas selama satu jam. Dalam konteksnya, 'segala sesuatu' memiliki aplikasi khusus terhadap hal-hal yang dibahas dalam ayat 11 dan 12: Karena Yesus, rasul itu bisa merasa cukup dalam keadaan 'baik' dan 'buruk'!
Namun demikian, kita dapat memperluas penerapan itu sampai batas tertentu.
Dalam teks aslinya, 'Segala *sesuatu+' berada pada awal ayat itu, untuk memberikan penekanan: "Segala sesuatu aku bisa lakukan.' Kita bukannya tidak bersikap adil terhadap perkataan Paulus itu jika perkataannya itu kita pahami sebagai berikut: 'Aku dapat melakukan segala sesuatu yang Tuhan minta dariku—segala sesuatu yang sesuai dengan kehendak-Nya.' Alkitab LB menerjemahkan paragraf ini: 'Aku dapat melakukan segala sesuatu yang Allah minta untuk aku lakukan.' Kadang-kadang orang mencoba berdalih dengan mengatakan, 'Tetapi aku tidak bisa melakukan apa yang Tuhan harapkan dariku.' Filipi. 4:13 memberikan jaminan bahwa, jika Tuhan meminta Anda untuk melakukan sesuatu, Anda bisa melakukannya. Ia akan membantu Anda untuk melakukannya. Berhentilah mencari-cari alasan!
Sumbernya
Kualifikasi yang paling penting di dalam ayat itu ditemukan di dalam perkataan yang diterjemahkan 'melalui Dia.' Baik Alkitab KJV maupun NIV menggunakan kata 'melalui,' kemungkinan untuk memberikan terjemahan yang halus. Namun, Alkitab NASB memiliki catatan tentang kata 'melalui': 'Harfiahnya dalam." Banyak orang telah secara keliru memperluas penghiburan di Filipi 4:13 sehingga berlaku untuk setiap orang. Ayat ini telah digunakan sebagai sebuah slogan dalam pelbagai rapat umum 'berpikir positif.' Ayat ini bahkan telah digunakan untuk memberi semangat kepada kaum laki-laki dan kaum perempuan yang hidup dalam pemberontakan kepada Allah. Mereka yang telah menggunakan ayat itu seperti itu telah mengabaikan kata-kata kunci nas itu: 'Di dalam Dia." Janji tersirat dari ayat ini adalah hanya untuk mereka yang berada 'dalam Kristus'—mereka yang telah dibaptis ke dalam Dia (Galatia 3: 26, 27), orang-orang yang tinggal di dalam Dia (lihat Kolose 2:6).
'Rahasia' Paulus adalah Yesus. Tuhan adalah sumber kekuatannya yang tak pernah lenyap (lihat 2 Korintus 12:9, 10). Paulus telah diinisiasi ke dalam misteri kecukupan (ay. 12) dengan belajar bersandar kepada Kristus (ay. 13). Ia mandiri (ay. 11) bukan karena sumber dayanya sendiri, tetapi karena sumber daya Kristus ( ay. 13; lihat ayat 19). Pernahkah Anda memperhatikan anak-anak ayam berlari menyelamatkan diri ke bawah sayap induk ayam? Dalam cara yang sama, Paulus telah belajar untuk menyembunyikan dirinya 'bersama Kristus di dalam Allah' (Kolose 3:3).
John Walvoord menulis, 'Rahasia yang *Paulus+ temukan adalah apa yang Allah ingin setiap orang Kristen ketahui: pembebasan dari ketergantungan kepada segala hal dan keadaan, kecuali ketergantungan pada Kristus.'23Dunia tidak mempelajari rahasia itu. Dunia percaya bahwa ia dapat 'melakukan segala sesuatu' melalui uang < atau pendidikan < atau ilmu pengetahuan < atau kerja keras < atau pengaruh politik < atau pemikiran positif—tetapi semua itu akhirnya mengecewakan. Satu-satunya kepastian dalam hidup ini adalah Tuhan. Filipi 4:13 tetap benar baik sekarang maupun ketika Paulus menuliskan hal itu melalui pengilhaman hampir dua ribu tahun yang lalu: 'Aku dapat melakukan segala sesuatu melalui Dia [yaitu Yesus] yang menguatkan aku.'
Tuhan adalah sumber kekuatan Paulus, dan Ia adalah sumber kekuatan kita (lihat Efesus 3:16; Kolose 1:11). Yesus memberitahu murid-murid-Nya, 'Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa' (Yohanes 15:5d). Perbedaan antara dapat 'melakukan omong kosong' dan dapat 'melakukan segala sesuatu' (Filipi 4:13) adalah Kristus!24Apakah yang dapat kita lakukan melalui Dia? Apa saja yang Tuhan inginkan untuk kita lakukan! Coy Roper menulis,
- Di dunia materialistis, kita bisa, seperti Paulus, belajar untuk mencukupkan diri dengan apa yang kita miliki.
- Di dunia yang mesum, kita bisa menjalankan kehidupan yang bermoral dan murni.
- Di dalam dunia yang gila kesenangan, fokus hidup kita bisa berupa pelbagai hal dari Allah.
- Di dalam dunia penyembah berhala, kita dapat memberikan diri kita kepada Yesus dan kepada Dia saja. Apakah Anda pikir Anda tidak dapat menjalani kehidupan Kristen? Anda dapat—melalui kekuatan-Nya!25
TFTWMS: Flp 4:14-15 - Berkat Dari Membagi BERKAT DARI MEMBAGI (Filipi 4:14, 15)
Mari kita mulai dengan ayat 14, di mana Paulus berkata, 'Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah men...
BERKAT DARI MEMBAGI (Filipi 4:14, 15)
Mari kita mulai dengan ayat 14, di mana Paulus berkata, 'Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku.' Kata Yunani yang diterjemahkan 'kesusahan' (suatu bentuk thlipsis) dalam ayat ini adalah kata yang diterjemahkan 'beban' di 1:17. Seperti yang disebut dalam pelajaran sebelumnya, kata itu adalah kata yang kuat. Kata itu 'memiliki acuan kepada penderitaan karena tekanan keadaan, atau pertentangan manusia,' 'apa saja yang membebani roh.'1Alkitab NIV menulis 'Baik sekali sikapmu itu dalam ikut menanggung masalahku.' Beberapa dari permasalahan Paulus yang tak diragukan lagi adalah masalah keuangan (lihat ayat 18).
Mengenai kesulitan keuangan rasul itu, pertimbangkanlah hal berikut ini. Kadang-kadang Paulus menerima bantuan dari tempat-tempat di mana ia sebelumnya memberitakan injil, dan kadang-kadang ia tidak menerima bantuan. Di masa lalu, hal ini tidak menjadi masalah utama bagi dia karena ia selalu bisa membiayai hidupnya dengan menjadi pembuat tenda. Namun begitu, untuk empat tahun atau lebih (lihat Kisah 24:2; 28:30), ia pernah dipenjara dan tidak mampu bekerja. Hal ini membuat laki-laki yang sangat mandiri ini bergantung pada kemurahan hati orang lain. Apakah ia kadang-kadang merasakan situasi ini tidak nyaman bagi dia? Mungkin saja.
Ketika saya membaca ungkapan terima kasih Paulus, saya mendapat kesan bahwa, pada saat pemberian dari jemaat Filipi itu tiba, sumber daya keuangannya hampir habis. Dengan demikian ia meyakinkan mereka, '< baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku.' Kata 'baik' (Yun.: kalos) menunjukkan apa yang pada hakikatnya baik, dan dalam hal ini, lumayan, adil, indah.'2Paulus berkata, secara tidak langsung, 'Engkau telah melakukan hal yang benar dengan indahnya. '
Namun begitu, kata yang saya ingin tekankan dalam ayat 14 adalah 'mengambil bagian': Mereka telah melakukan hal yang baik dalam berbagi. Pada bagian pertama surat itu, Paulus mengacukan kenyataan bahwa jemaat Filipi telah mengambil bagian bersama dia pada masa lalu dan masa kini (1:5, 7). Kata 'mengambil bagian' digunakan juga dalam 4:15: '< tidak ada satu jemaatpun yang mengadakan perhitungan [mengambil bagian] hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu.' Dalam ayat 14 'mengambil bagian' diterjemahkan dari bentuk sunkoinoneo, kata majemuk yang mendahului bentuk kata kerja dari koinonia ('memiliki kesamaan') dengan awalan sun ('dengan'). Jemaat Filipi memiliki persekutuan dengan Paulus ketika mereka ikut menanggung beban keuangannya.
Ketika Anda dan saya memberi untuk kepentingan Tuhan, apakah manfaatnya bagi kita? Pertama-tama, pemberian itu memampukan kita untuk berbagi dalam pekerjaan Tuhan. Kita menjadi mitra dalam pekerjaan apapun yang kita dukung. Ketika kita mendengar laporan tentang hal-hal baik yang sedang dilakukan, kita tahu bahwa kita memiliki bagian—bagian yang sangat penting—dalam membuat kebaikan itu terjadi!
TFTWMS: Flp 4:15-18 - Kepuasan Dalam Menolong KEPUASAN DALAM MENOLONG (Filipi 4:15, 16, 18a)
Terkait erat dengan berkat itu adalah kepuasan karena mengetahui bahwa orang lain telah terbantu. Sera...
KEPUASAN DALAM MENOLONG (Filipi 4:15, 16, 18a)
Terkait erat dengan berkat itu adalah kepuasan karena mengetahui bahwa orang lain telah terbantu. Seraya jemaat Filipi itu membaca ungkapan penghargaan Paulus, mereka pasti menikmati kepuasan itu.
Ketika kita mempelajari pasal pertama, kita mencatat bahwa ini bukan satu-satunya kesempatan jemaaat Filipi itu telah membantu Paulus (lihat 1:5). Rasul itu sangat menyadari dukungan mereka dalam sepuluh tahun atau lebih sejak ia mendirikan gereja di Filipi:
Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaatpun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu. Karena di Tesalonikapun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku (4:15, 16).
Ayat 15 dimulai dengan kalimat 'Kamu sendiri tahu juga.' Kata 'juga' menyiratkan bahwa Paulus menyadari, kemurahan hati mereka, dan mereka juga tahu bahwa Paulus menyadari hal itu. Mengenai kalimat 'waktu aku baru mulai mengabarkan,' Alkitab NASB memiliki catatan ini: 'Harfiahnya awal." Hal ini bisa mengacu kepada awal pemberitaan injil sejauh yang menyangkut jemaat Filipi itu. Alkitab NIV menulis 'pada hari-hari awal kamu mengenal Injil.' Namun begitu, perkataan itu mungkin hanya mengacu kepada sebuah fase baru pekerjaan Paulus yang berawal di Filipi (Kisah 16:9-12; lihat Filipi 1:5) .
Dalam ayat 15 Paulus menyinggung tentang meninggalkan Makedonia. Filipi terletak di Makedonia bagian utara (Kisah 16:12), yang sekarang ini adalah Yunani. Setelah rasul itu meninggalkan daerah itu, ia pergi ke Akhaya, bagian selatan dari apa yang sekarang ini adalah Yunani. Di sana, ia berkhotbah di Atena dan Korintus (Kisah 17:15-18:11). Paulus memberitahu jemaat Filipi, '< ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaatpun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu'? Kita menyimpulkan dari 2 Korintus 11:8, 9 bahwa umat Kristen di Filipi mengirimkan bantuan mereka kepada Paulus ketika ia berada di Korintus.
"ALLAHKU AKAN MEMENUHI SEGALA KEPERLUANMU MENURUT KEKAYAAN DAN KEMULIAAN-NYA DALAM KRISTUS YESUS."
Namun begitu, ketika Paulus menulis dalam 2 Korintus 11:8, 9 tentang bantuan yang ia terima di Korintus, ia menggunakan kata jamak 'gereja-gereja.' Lalu, apakah yang ia maksudkan dalam Filipi 4:15 ketika ia mengatakan '< tidak ada satu jemaatpun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu?' Beberapa penulis telah berusaha untuk menjelaskan kata-kata Paulus itu dengan meletakkan interpretasi khusus pada kata-kata 'hutang [menerima] dan piutang *memberi+.' Beberapa orang berkata bahwa jemaat Filipi 'memberi' Paulus bantuan keuangan dan 'menerima' bantuan rohani. Yang lainnya menyimpulkan bahwa jemaat Filipi 'memberi' Paulus bantuan dan 'menerima' tanda terima dari dia. Ketika saya membaca penjelasan ini, saya berpikir, 'Tetapi tidakkah kedua pengaturan ini benar juga bagi jemaat mana saja yang mengirimkan bantuan kepada Paulus?' Penafsiran paling sederhana tentang 'memberi dan menerima' adalah bahwa jemaat Filipi itu memberikan bantuan dan Paulus menerimanya.
Hal itu masih meninggalkan kalimat yang membingungkan 'selain dari pada kamu.' Mungkin Paulus sedang menekankan bahwa gereja di Filipi adalah satu-satunya jemaat yang sudah secara konsisten membantu dia—satu-satunya 'mitra' yang konstan dalam kegiatan misionari. Apapun makna tepat dari perkataan 'selain dari pada kamu,' Paulus sedang menekankan pelayanan unik yang diberikan oleh umat Kristen di Filipi.
Ketika Paulus memikirkan dukungan jemaat Filipi setelah ia meninggalkan Makedonia, ia diingatkan bahwa bantuan mereka itu bahkan telah dimulai sebelum ia meninggalkan provinsi itu. Dari Filipi, ia telah menempuh perjalanan seratus kilometer atau lebih ke arah barat di jalan raya Roma, Via Egnatia, menuju Tesalonika (Kisah 16:39-17:1). Di sana ia berkhotbah dan mengajar selama jangka waktu tertentu. Sementara di sana, ia memanfaatkan dagangannya (lihat 1 Tesalonika 2:9; 2 Tesalonika 3:8) tetapi juga menerima bantuan dari Filipi. ''Karena di Tesalonikapun,' tulis Paulus, 'kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku' (Filipi 4:16).
Ketika kita memikirkan hal itu, ini memang sangat mengagumkan Gereja di Filipi adalah kecil dan muda dalam iman. Menurut sejarah Alkitab dan sekuler, penduduk di daerah itu berjuang keras dalam masalah keuangan (lihat 2 Korintus 8:1-4). Tesalonika adalah kota yang lebih besar, lebih kaya. Namun demikian, umat Kristen di Filipi telah mengirimkan bantuan kepada Paulus di sana.
Tidak pernah terlalu cepat bagi suatu jemaat untuk mulai melakukan pekerjaan misi. Kadang-kadang para anggota beralasan, 'Segera setelah kita mapan di daerah ini, barulah kita akan mengirimkan dana untuk membantu pekerjaan Tuhan di tempat-tempat lainnya.' Suatu jemaat mungkin berpikir, 'Segera setelah kami memiliki bangunan' atau 'segera setelah kita mampu menggaji seorang pengkhotbah' atau 'segera setelah kita bisa memenuhi kebutuhan kita sendiri'—barulah kita memikirkan jiwa yang sesat di tempat-tempat lainnya. Gereja di Filipi tidak berpikir seperti itu. Meskipun kecil dan miskin, jemaat yang muda itu segera mulai membantu Paulus sebanyak yang bisa mereka lakukan—dan mereka melanjutkan dukungan itu selama satu dekade. Tidak ada yang akan bisa memperkuat 'hati' suatu jemaat selain sikap peduli terhadap kebutuhan orang lain.
Mari kita lihat sekali lagi pada kata-kata 'selain dari pada kamu' dalam ayat 15. Jemaat Filipi tidak mendasarkan apa yang mereka lakukan pada apa yang orang lain lakukan (atau tidak lakukan). Mereka mengasihi Paulus dan bertekad untuk membantu dia—apakah orang lain membantu atau tidak.
Saudara-saudara itu pasti merasa sangat puas membaca, 'Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus' (ay. 18). Perkataan Yunani yang diterjemahkan 'kirimanmu' secara harfiah berarti 'barang-barang dari kamu' (seperti yang ditulis di dalam beberapa cetakan dari NASB). Selain dana, mereka mungkin telah mengirimkan pakaian dan pelbagai perlengkapan lainnya. Apa pun yang mereka kirim, Paulus pada dasarnya mengatakan, 'Aku punya cukup persediaan untuk kebutuhanku sekarang—dan banyak lagi. Aku bahkan punya beberapa sisa untuk memenuhi kebutuhan masa depan.' Mengetahui Anda telah membantu orang lain adalah salah satu berkat dari memberi!
TFTWMS: Flp 4:17-18 - Perhitungan Sorgawi Berkembang "PERHITUNGAN" SORGAWI BERKEMBANG (Filipi 4:17, 18a)
Setelah menyinggung pemberian jemaat Filipi di masa lalu, Paulus merasa bahwa ia harus ...
"PERHITUNGAN" SORGAWI BERKEMBANG (Filipi 4:17, 18a)
Setelah menyinggung pemberian jemaat Filipi di masa lalu, Paulus merasa bahwa ia harus menekankan kembali bahwa ia tidak sedang memberi isyarat bagi pemberian tambahan: 'Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu' (ay. 17 ). Jika ada satu ayat yang merangkum motif orang Kristen dalam memberi, inilah ayat itu. Melalui penulis terilham-Nya, Allah memerintahkan semua orang Kristen untuk memberi (lihat 1 Korintus 16:1, 2). Ini bukan karena Allah membutuhkan sesuatu (lihat Kisah 17:25), tetapi karena kita yang butuh. Ia ingin kita memberi oleh karena apa yang pemberian itu akan lakukan untuk kita. Alkitab LB menerjemahkan perkataan Paulus dalam Filipi 4:17 sebagai berikut: 'Tetapi meskipun aku menghargai pemberianmu, apa yang membuat aku paling bahagia adalah upah yang patut diterima yang engkau akan miliki oleh karena kebaikanmu' (huruf miring oleh saya).
Kata Yunani yang diterjemahkan 'keuntungan' dalam ayat 17 di dalam Alkitab NASB adalah kata untuk 'buah.' Para akuntan menggunakan istilah ini untuk mengacukan bunga uang dalam suatu rekening, dan kata itu digunakan dalam pengertian itu di dalam ayat 17. Alkitab REB menulis 'bunga dalam rekening Anda bertambah.' Saya punya rekening di bank lokal yang memberikan tingkat suku bunga yang kecil. Setiap hari, saldo di rekening itu meningkat beberapa sen. Ketika jemaat Filipi membantu Paulus, mereka mendepositokan 'harta di sorga' (Matius 6:20; lihat 1 Timotius 6:17-19). Paulus memberitahu mereka bahwa bunga di 'rekening bank' rohani mereka sedang bertambah. Ia menggunakan bentuk present tense, yang menunjukkan, bahwa sebagaimana rekening bank saya menambah bunga setiap hari, maka 'rekening' sorgawi mereka juga terus menerus menambah 'bunga.' Di dalam terjemahan bahasa Inggris atau Indonesia hal itu tidak selalu jelas, tetapi Paulus menggunakan bahasa bisnis di seluruh catatan 'terima kasih'nya itu:
Dalam ayat 15 ia mengatakan 'tidak ada satu jemaatpun yang mengadakan perhitungan *berbagi denganku; NASB+ < selain dari pada kamu.' Kata Yunani yang diterjemahkan 'berbagi' bisa diterjemahkan 'memiliki kemitraan dengan.'3Jemaat Filipi telah menjadi 'mitra' rohani' Paulus. Avon Malone menerjemahkan ayat 15 seperti ini: 'Tidak ada jemaat lain yang melakukan bisnis denganku <.'4
Kemitraan memerlukan pencatatan yang ketat. Dengan demikian, dalam ayat 15, Paulus mengacu kepada 'hutang *menerima+ dan piutang *memberi+' Menurut Jac Muller, ini adalah 'istilah bisnis, dan menunjukkan catatan pengeluaran dan penerimaan.'5Alkitab TEV menulis 'keuntungan dan kerugian.' Arndt dan Gingrich menggunakan 'debet dan kredit,'6seperti pada lembaran buku besar keuangan.
Kita telah melihat ayat 17, di mana Paulus, dalam terminologi akunting, berbicara tentang 'keuntungan yang meningkatkan rekening Anda.' Alkitab CJB menulis, 'Aku mengusahakan apa yang akan meningkatkan saldo kredit rekeningmu.'
Penggunaan bahasa komersial oleh Paulus mencapai klimaksnya pada bagian pertama ayat 18, ketika ia berkata, 'Aku telah menerima semua yang perlu dari padamu.' Kata Yunani yang diterjemahkan 'Aku telah menerima semua' (apecho panta) adalah 'ungkapan teknis yang digunakan tentang menulis kwitansi'7Perkataan itu 'ditulis pada tagihan di abad pertama untuk menunjukkan bahwa tagihan itu telah 'dibayar penuh.''8Dengan demikian, Alkitab NRSV menulis 'Aku telah dibayar penuh,' sedangkan Alkitab TEV menulis 'Ini < adalah tanda terimaku untuk semua yang engkau telah berikan kepadaku.' Implikasinya adalah 'Setiap hutangmu kepadaku telah dibayar—sehingga tidak perlu mengirim lebih banyak lagi.' Dengan menggunakan terminologi akutansi, apakah Paulus sedang berusaha untuk mengecilkan pemberian jemaat Filipi kepada transaksi keuangan biasa saja? Tidak, ia hanya senang menggunakan bahasa kiasan, bahkan seperti yang dilakukan beberapa orang di zaman kini. Bahasa yang indah dari rasul itu hanya suatu cara untuk meyakinkan jemaat Filipi bahwa Allah telah 'mencatat' perbuatan baik mereka dan tidak akan melupakannya (lihat Ibrani 6:10). Tuhan tidak akan gagal untuk menghargai mereka (1 Korintus 3:8b)—dan penghargaan akan melebihi apa yang mereka sudah lakukan!
Kita dapat memiliki jaminan yang sama ketika kita memberi untuk memajukan kepentingan Allah. Itu adalah salah satu berkat dari memberi!
TFTWMS: Flp 4:18 - Korban Untuk Tuhan! "KORBAN" UNTUK TUHAN! (Filipi 4:18b)
Paulus tidak ingin siapa saja berpikir bahwa persoalan memberi dapat dipindahkan ke lembaran buku besa...
"KORBAN" UNTUK TUHAN! (Filipi 4:18b)
Paulus tidak ingin siapa saja berpikir bahwa persoalan memberi dapat dipindahkan ke lembaran buku besar. Ia bergerak cepat dari istilah perbankan yang banyak kata kepada terminologi keimamatan 'Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah' (ay. 18b).
Gambaran di sini diambil dari pelbagai acuan korban dan persembahan Perjanjian Lama yang dibuat untuk Tuhan. Misalnya, asap korban bakaran yang aromanya menyenangkan, menenangkan Allah (Kejadian 8:21; Imamat 1:9, 13, 17). Luangkanlah waktu sejenak untuk memikirkan pelbagai aroma yang menyenangkan Anda. Anda mungkin membayangkan bunga yang harum < atau parfum yang istri Anda gunakan < atau aroma menyenangkan dari seorang bayi yang baru selesai mandi. Sekarang perhatikan ini: Tidak ada 'bau' yang lebih baik bagi Allah—tidak ada yang memberi Dia kesenangan yang lebih banyak—daripada ketika Anda memberi untuk membantu kepentingan-Nya!
Paulus menggunakan ungkapan 'suatu korban yang berkenan.' Semua orang Kristen adalah imam dan harus mempersembahkan korban kepada Tuhan (1 Petrus, 2:5, 9). Di bawah Perjanjian Lama, orang mempersembahkan korban untuk dosa (lihat Imamat 4:2, 3) dan pelbagai korban untuk mengungkapkan ucapan syukur dan pujian (lihat Imamat 7:11, 12). Kita tidak bisa mempersembahkan korban untuk dosa; Yesus sudah melakukan hal itu di kayu salib (Ibrani 9:26; lihat Efesus 5:2). Namun begitu, kita bisa mempersembahkan diri kita—seluruh diri kita dan perbuatan kita—sebagai korban syukur dan pujian (Roma 12:1; Ibrani 13:15, 16; lihat Filipi 2:17). Salah satu cara kita untuk melakukan hal itu adalah dengan memberi secara berlimpah untuk kepentingan Kristus (Filipi 4:18).
Dalam ayat 18 Paulus memberi pujian besar kepada jemaat Filipi. Korban haruslah yang terbaik yang orang harus persembahkan. Barulah korban itu dapat diterima; barulah korban itu menyukakan Allah (lihat Maleakhi 1:6-8). Jadi, ketika Paulus memberitahu jemaat Filipi bahwa pemberian mereka itu merupakan 'suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah,' ia secara tidak langsung berkata, 'Aku tahu engkau mengirim yang terbaik yang kau miliki!' Kita juga harus selalu memberikan yang terbaik untuk Tuan kita.
Paulus sedang mengangkat pemberian kepada tingkat tertingginya. Ia ingin jemaat Filipi memahami bahwa, pada akhirnya, pemberian mereka itu lebih banyak untuk Tuhan daripada untuk dia (lihat Matius 10:40-42; 25:31-40, Kisah 9:3-5). Paulus memang si penerima langsung, tetapi si penerima utamanya adalah Bapa. Mengetahui bahwa pemberian kita adalah untuk Tuhan adalah salah satu berkat dari memberi.
TFTWMS: Flp 4:19 - Setiap Kebutuhan Dipenuhi SETIAP KEBUTUHAN DIPENUHI (Filipi 4:19)
Jemaat Filipi telah memenuhi kebutuhan Paulus. Sekarang rasul itu ingin mereka tahu bahwa Allah akan memenuhi...
SETIAP KEBUTUHAN DIPENUHI (Filipi 4:19)
Jemaat Filipi telah memenuhi kebutuhan Paulus. Sekarang rasul itu ingin mereka tahu bahwa Allah akan memenuhi kebutuhan mereka. Ayat 19 merupakan salah satu janji besar dari Alkitab: '*Dan] Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.' Dwight Pentacost menyebut ayat ini 'batu karang di bawah kaki anak-anak Allah di sepanjang zaman.'9Ada pertanyaan apakah di sini Paulus sedang mengungkapkan fakta atau keinginan. Bukti naskah mendukung fakta10—'Allah akan memenuhi"—dan begitulah Alkitab NASB menerjemahkannya.
Ayat ini diawali dengan kata 'dan.' Kata ini mengaitkan nas ini dengan ayat-ayat sebelumnya: Karena jemaat Filipi telah bermurah hati dalam pemberian mereka kepada Paulus, maka Allah akan bermurah hati juga dalam memelihara mereka. Pelajaran bagi kita adalah bahwa jika kita memiliki kebiasaan memberi dengan berlimpah seperti jemaat Filipi, Allah juga akan memenuhi kebutuhan kita. 'Tangan yang tertutup untuk memberi akan juga tertutup untuk menerima, sedangkan tangan yang terbuka untuk memberi terbuka juga untuk menerima.'11
Kemudian datang perkataan 'Allahku.' Paulus jarang menggunakan ungkapan itu. Kata itu merupakan sentuhan pribadi dan merupakan ekspresi dari kepercayaan individu. "Allahku,' kata Paulus, benar-benar, 'akan memenuhi kebutuhan kamu." Apakah yang akan Allah lakukan? 'Allah akan memenuhi segala keperluanmu.'
Apakah ini berarti Allah akan memberi kita apa saja dan segala sesuatu yang mungkin kita inginkan? Tidak. Seseorang telah berkata bahwa Ia memenuhi 'kebutuhan,' kita bukan 'keserakahan' kita. Tuhan memenuhi apa yang benar-benar kita butuhkan, apa yang baik untuk kita. Earl Palmer menulis, 'Kebutuhan kita ditentukan oleh apa yang Allah inginkan untuk kita, bukan oleh apa yang kita inginkan untuk kita menjadi atau lakukan.'12
Kita memiliki banyak keinginan, tetapi kebutuhan dasar relatif sedikit. Para psikolog dan konselor mengekspresikan kebutuhan dasar umat manusia dalam berbagai cara, tetapi daftar berikut ini akan melayani maksud kita:13
- Kebutuhan fisik—kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan kehidupan lainnya yang penting.
- Jaminan fisik—jaminan bahwa kebutuhan fisik akan terpenuhi di masa depan.
- Keamanan emosi—kebutuhan untuk merasa diterima.
- Tujuan dalam hidup—kebutuhan untuk merasa dibutuhkan.
- Kesempatan untuk mengembangkan potensi seseorang—kebutuhan untuk tumbuh.
Memang indah untuk menyadari bahwa Allah memenuhi semua kebutuhan berikut ini:
- Kebutuhan fisik—Allah telah menjanjikan kepada kita semua kebutuhan hidup jika kita melakukan kehendak-Nya (Matius 6:33).
- Keamanan fisik—Allah telah berjanji untuk menjaga kita di masa depan (Matius 6:34; lihat Filipi 4:6).
- Keamanan emosional—Allah telah memberikan kasih tanpa syarat kepada kita (lihat Roma 5:8; 8:35, 39).
- Tujuan dalam hidup—Menjadi orang Kristen memberi kita alasan untuk hidup (lihat Filipi 1:21; Efesus 2:10).
- Kesempatan untuk mengembangkan potensi seseorang—Kita bisa menjadi dewasa dalam Kristus (lihat Efesus 4:15; Kolose 1:28).
Tentu saja, pada inti penyediaan Allah bagi kita adalah karunia Anak-Nya dan janji keselamatan. Malone mengacukannya sebagai 'hati lapang yang lapar— kebutuhan akan pengampunan, perdamaian, kekuatan rohani.'14Allah memasok semua ini! Selanjutnya, penyediaan rohani-Nya adalah jaminan bagi penyediaan-Nya di semua bidang lainnya: 'Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?' (Roma 8:32). Pentacost mengomentari ayat ini:
Jika saya pergi ke toko perhiasan dan membeli berlian terbaik dari ruang aman mereka, saya yakin mereka tidak akan keberatan jika saya meminta secarik kertas untuk membungkus berlian itu. Allah, yang telah memberikan harta sorgawi yang sangat berlimpah untuk memenuhi kebutuhan rohani kita, menganggap bukan apa-apa untuk memenuhi pelbagai kebutuhan materi kita.15
Karena Tuhan memasok kebutuhan sementara dan kebutuhan rohani kita, haruskah kita berhenti dari pekerjaan kita, memberikan segala sesuatu yang kita miliki kepada orang lain, dan hanya 'bergantung pada Dia'? Tidak. Pekerjaan dan harta benda kita merupakan bagian dari penyediaan Tuhan untuk kita (lihat Yakobus 1:17). 'Adalah suatu kebodohan untuk berpikir bahwa Anda dapat menyia-nyiakan apa yang Allah telah berikan kepada Anda < dan kemudian mengharapkan Dia untuk terlibat dan memenuhi kebutuhan Anda.16Tuhan mengharapkan kita untuk bekerja (2 Tesalonika 3:10) dan melakukan apa yang kita bisa lakukan untuk menafkahi diri kita sendiri dan orang lain (Efesus 4:28; 1 Timotius 5:8). Pada saat yang sama, tidakkah menakjubkan untuk menyadari bahwa Allah mengawasi kita? Ia akan memastikan bahwa kita memiliki apa yang kita butuhkan!
Hal itu menimbulkan pertanyaan: Bagaimanakah Allah memenuhi kebutuhan kita? Sebagaimana ditunjukkan, Ia memberi kita kemampuan dan kesempatan untuk bekerja. Pelbagai cara lain dapat disebutkan, misalnya, Ia memenuhi kebutuhan Paulus melalui orang lain (Filipi 4:18), dan Ia mungkin melakukan hal yang sama untuk kita. Sekali lagi, Ia telah menjanjikan kita penyediaan yang terus menerus (Roma 8:28). Kemudian, selalu, selalu, Ia memenuhi kebutuhan rohani kita dengan kasih dan perhatian pribadi-Nya (Roma 8:39). Yang penting adalah bukan memahami secara persis bagaimana Allah memelihara kita, tetapi percaya bahwa Ia akan memelihara kita—belajar percaya kepada Dia.
Apakah Allah benar-benar mampu memenuhi semua kebutuhan kita? Ayat 19 dilanjutkan dengan kalimat 'menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.' Para komentator berdebat apakah perkataan 'dalam kemuliaan' memperjelas kata kerja 'akan memenuhi' ('dalam mulia') atau kata benda 'kekayaan' ('kekayaan yang mulia'), atau apakah kata itu digunakan untuk mengacukan sorga (tanah 'kemuliaan'). Namun begitu, semua setuju bahwa nas itu menunjukkan bahwa sumber daya Allah adalah mulia—karena sumber daya itu tidak ada habis-habisnya.
Allah bisa memenuhi sejumlah besar kebutuhan anak-anak-Nya yang tak terhitung jumlahnya karena Ia tak terbatas dalam kekayaan kemuliaan-Nya. Orang yang memiliki dana terbatas akan menemukan dana tersebut habis saat ia memberikannya untuk pelbagai kepentingan yang berbeda; tetapi jika seorang [punya] dana yang tidak terbatas, ia [bisa] memberi tanpa batas, dan tidak [akan] ada penipisan pasokannya. Karena Allah itu tak terbatas dalam kemuliaan, Allah dapat memenuhi suatu jumlah kebutuhan yang tidak terbatas dan masih memiliki sisa persediaan yang tidak terbatas.17
Oleh karena itu, Allah 'dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita' (Efesus 3:20)! Warren Wiersbe menulis, Ada perbedaan yang menarik antara Filipi 4:18 dan 19. Kita bisa menyatakannya seperti ini jika kita harus mengungkapkan perkataan Paulus: 'Engkau telah memenuhi kebutuhanku, dan Allah akan memenuhi kebutuhanmu. Engkau memenuhi satu kebutuhan yang kumiliki, tapi Allahku akan memenuhi semua kebutuhanmu. Engkau memberi dari kemiskinanmu, tetapi Allah akan memenuhi kebutuhanmu dari kekayaan-Nya dalam kemuliaan!'18
Kita belum selesai sepenuhnya dengan nas hebat ini. Kita harus jangan melewatkan kata-kata kunci pada akhir ayat itu: 'Kristus Yesus.' Janji luar biasa dari 4:19 dipenuhi 'dalam Kristus Yesus' dan hanya untuk mereka yang berada 'di dalam Kristus Yesus': mereka yang telah dibaptis ke dalam Dia dan yang hidup di dalam Dia (Roma 6:3, 4; Galatia 3:26, 27; Kolose 2:6). Pentacost membuat komentar tepat waktu tentang hal ini:
Janji itu < membutuhkan ketaatan. Mengklaim pemenuhan janji itu tanpa memberikan ketaatan kepada Allah adalah lancang. Hal itu menunjukkan kurangnya iman <.
< Tuhan kita berkata kepada orang banyak, 'Bapa-Ku memelihara burung-burung dan rumput, tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan semuanya ini akan ditambahkan kepadamu.'
Jika Yesus Kristus tidak berada di tempat-Nya yang benar di dalam hidup kita, dan jika kita tidak secara benar dikaitkan dengan kehendak Allah, adalah lancang untuk mengatakan, 'Allah *kita+ akan memenuhi segala kebutuhan *kita+' <.19
Namun begitu, jika kita berkomitmen untuk melakukan kehendak-Nya— termasuk memberi sebagaimana seharusnya—Ia telah berjanji bahwa Ia akan memenuhi setiap kebutuhan. Itu adalah salah satu berkat besar dari memberi.
TFTWMS: Flp 4:20 - Allah Dimuliakan ALLAH DIMULIAKAN (Filipi 4:20)
Seraya Paulus mencapai pemikiran klimaksnya di 4:19, ia tidak dapat menahan pujiannya: 'Dimuliakanlah Allah dan B...
ALLAH DIMULIAKAN (Filipi 4:20)
Seraya Paulus mencapai pemikiran klimaksnya di 4:19, ia tidak dapat menahan pujiannya: 'Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin' (4:20a). Paulus pernah mengatakan "Allahku"; sekarang ia menyatu dengan para pembacanya: 'Allah kita." Allah mereka telah memberi mereka 'kekayaan dalam kemuliaan' (ay. 19); maka Ia, pada gilirannya, harus menerima kemuliaan.
Dalam bahasa aslinya, ungkapan yang diterjemahkan 'selama-lamanya' secara harafiah berarti 'sampai zaman ke zaman.' Satu-satunya cara orang di zaman itu bisa memahami istilah keabadian adalah dengan membayangkan suatu zaman ke zaman lainnya, yang membentang tanpa akhir di luar pemahaman manusia. Allah harus dimuliakan selama-lamanya. Salah satu cara kita melakukan itu adalah dengan melakukan pemberian sebagaimana seharusnya. Mengetahui bahwa kita sedang memuliakan Tuhan adalah salah satu berkat dari memberi.
Ayat 20 ditutup dengan kata 'Amin': 'Jadilah seperti itu' atau 'Ini memang benar.' Tanpa diragukan lagi, apa yang Paulus telah tulis adalah pasti dan tidak meragukan! 'Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin."
TFTWMS: Flp 4:21-23 - Memulihkan Kekuatan MEMULIHKAN KEKUATAN (Filipi 4:21-23)
Arkansas baru-baru ini mengalami badai buruk dengan angin yang kuat dan ganas. Badai itu menumbangkan banyak poh...
MEMULIHKAN KEKUATAN (Filipi 4:21-23)
Arkansas baru-baru ini mengalami badai buruk dengan angin yang kuat dan ganas. Badai itu menumbangkan banyak pohon, termasuk pohon kemiri yang tinggi di halaman rumah saya, serta beberapa kabel listrik. Listrik padam selama berjam-jam di rumah kami; di beberapa daerah listrik padam selama berhari-hari. Setelah badai berlalu, hampir di setiap jalan terdapat truk perbaikan listrik dari perusahaan listrik yang bekerja untuk memulihkan aliran listrik. Sebagian besar dari kita pernah mengalami 'pelbagai badai'—badai pribadi, badai emosi, badai trauma—dalam hidup kita. Akibatnya, beberapa orang merasa bahwa 'kekuatan' mereka telah 'dimatikan.' Beberapa orang duduk dan menerawang ke langit. Yang lainnya. berkecil hati, patah semangat, atau merasa putus asa. Orang-orang ini butuh 'kekuatan' mereka 'dipulihkan.'
KUASA MELALUI AJARAN (Hal-Hal Yang Penting Dalam Kitab Filipi)1
Kitab Filipi telah banyak bicara tentang kekuasaan atau kekuatan. Dalam pasal 2 Paulus berkata bahwa 'Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu < (ay. 13).' 'Mengerjakan' diterjemahkan dari kata Yunani yang darinya kita mendapatkan kata Indonesia 'energi.' Allah "mengenergikan kita! Dalam pasal 3, Paulus menulis bahwa suatu hari nanti Tuhan 'akan mengubah tubuh kita yang hina ini, < menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya' (ay. 21; huruf miring oleh saya). Dalam pasal 4, Paulus menyatakan, 'Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku' (ay. 13; huruf miring oleh saya). Kata Yunani yang berarti 'memberi kekuatan' adalah kata yang sama yang darinya kita mendapatkan kata 'dinamit'!
Salah satu cara 'kekuatan' dapat 'dipulihkan' dalam hidup kita adalah dengan menjadikan ajaran di dalam Kitab Filipi sebagai bagian dari kehidupan kita, bagian dari siapa kita. Waktu yang sudah kita habiskan untuk mempelajari kitab Filipi akan sia-sia jika kita tidak mempraktikkan prinsip-prinsip di dalam surat itu.
< terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya (Yakobus 1:21-25).
Ruang tidak mengizinkan kita untuk melakukan tinjauan yang ekstensif atas isi surat ini, tetapi marilah kita luangkan waktu sejenak untuk merenungkan tema keseluruhan serial ini: 'Agama Kristen Yang Penuh Sukacita.' Berkali-kali, rasul itu telah memberitahu kita untuk 'bersukacita' (Filipi 3:1; 4:4). 'Sukacita' yang dimaksud itu hanya dapat ditemukan "di dalam Kristus" (lihat 4:7, 19; huruf miring oleh saya). Saya berdoa semoga setiap orang yang telah menjadi bagian dari pelajaran ini telah dibaptis ke dalam Kristus (Roma 6:3, 4; Galatia 3:27) dan sekarang setia kepada Dia (Matius 16:24). Anda dapat membuat awal yang baik dalam mengikut Dia dengan melakukan pelbagai petunjuk yang diberikan di dalam surat pendek yang sarat kuasa ini.
KEKUATAN MELALUI MANUSIA
Saya berharap bahwa Anda tidak hanya sekedar membaca pelajaran Filipi ini, tetapi juga mematuhi perintah-perintah Allah di dalam surat itu—dan telah diberi kekuatan. Namun begitu, kita belum benar-benar selesai. Dalam pelajaran sebelumnya, Paulus mencapai klimaks ini di 4:19, 20: 'Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.' Tampaknya itu akan menjadi tempat yang baik untuk mengakhiri surat ini, tetapi Paulus masih punya beberapa hal lagi untuk diliput. Kita bisa saja menganggap tiga ayat terakhir itu sebagai pesan tambahan rasul itu.
Sebagian orang berpendapat bahwa, setelah ayat 20, Paulus mengambil pena dan menulis secara pribadi baris-baris akhir surat itu. Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat Tesalonika, mendekati akhir surat itu, ia berkata, 'Salam dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Inilah tanda dalam setiap surat: beginilah tulisanku' (2 Tesalonika 3: 17; lihat Galatia 6:11; Kolose 4:18). Charles Swindoll berkata, 'Saya bisa membayangkan rasul yang rambutnya sudah beruban itu mengulurkan tangannya yang diborgol kepada Epafroditus, mengambil alat tulis dari tangan dia < dan menuliskan kata-kata penutupan ini dengan tangannya sendiri:'2
Sampaikanlah salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam Kristus Yesus. Salam kepadamu dari saudara-saudara, yang bersama-sama dengan aku. Salam kepadamu dari segala orang kudus, khususnya dari mereka yang di istana Kaisar. Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai rohmu! (Filipi 4:21-23).
Kita tidak bisa memastikan bahwa Paulus menuliskan kata-kata itu dengan tangannya sendiri, tetapi satu hal adalah jelas: Ia tidak ingin mengakhiri surat itu tanpa berfokus pada orang-orang yang ia sayangi. Salah satu cara Allah dapat membantu 'memulihkan' 'kekuatan' rohani adalah dengan melalui orang.
Tiap-Tiap Orang Kudus
Ayat 21 dimulai, 'Tiap-tiap orang kudus dalam Kristus Yesus.' Sebagaimana dicatat sebelumnya, kata 'kudus' berarti 'orang kudus' atau 'orang yang dipisahkan'; kata itu merupakan julukan yang diterapkan ke atas setiap orang Kristen (lihat 1 Korintus 1:2; Filipi 1:1). 'Namun demikian, istilah ini merupakan peringatan yang terus menerus tentang hak istimewa yang ditinggikan dan kewajiban untuk hidup kudus.'3Paulus menulis surat itu untuk 'semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi' (1:1). Sekarang, dalam penutupannya, ia mengirim salam kepada masing-masing orang itu.
Siapakan yang Paulus minta untuk 'menyampaikan salam itu kepada tiap-tiap orang kudus'? Perkataan itu mungkin ditujukan kepada semua anggota gereja Filipi; perkataan itu hanya bisa berarti 'Saling memberi salam.' Ketika saya menyurati anak perempuan saya dan keluarganya di Rumania, saya sering memberitahu mereka untuk 'Berikanlah peluk ciumku untuk setiap orang.' Namun begitu, karena Paulus secara khusus menyebut para pemimpin jemaat itu di dalam kata pembukaannya (1:1), ia mungkin meminta para pemimpin itu untuk menyampaikan salamnya kepada anggota lainnya.
Beberapa orang bertanya-tanya mengapa Paulus tidak melampirkan daftar nama seperti yang kadang-kadang ia lakukan pada akhir surat-suratnya (lihat Roma 16:3-15). Biasanya Paulus melakukan itu ketika ia mengenal beberapa anggota di dalam jemaat itu, tapi ia mungkin mengenal hampir setiap orang yang beribadah dengan gereja di Filipi. Jika ia mulai membuat daftar itu, ia akan menghadapi risiko tidak menyantumkan semua nama anggota. Saya baru-baru ini mengirim surat ke gereja di mana saya mengenal satu keluarga, dan saya menambahkan catatan ini: 'Beritahu [saya menyebut nama keluarga itu+ halo.' Namun begitu, jika saya harus menulis surat kepada gereja Eastside di Midwest City, Oklahoma, saya tidak akan berani menyantumkan nama-nama anggota gereja itu. Saya telah berhubungan dengan jemaat itu selama lebih dari empat puluh tahun—dan saya pasti bisa lupa menuliskan nama seseorang yang istimewa!
Paul selanjutnya berkata, 'Salam kepadamu dari saudara-saudara, yang bersama-sama dengan aku' (Filipi 4:21b). 'Saudara-saudara' yang paling mungkin diacukan adalah mereka yang ambil bagian di dalam pelayanan rasul itu di Roma—termasuk Timotius (1:1) dan lainnya (lihat Kolose 4:14; Filemon 23, 24). (Kita sudah berspekulasi bahwa Timotius berada di Roma pada saat itu [Filipi 2:20], tetapi saudara-saudara lainnya masih menginginkan gereja di Filipi itu mengetahui keinginan baik mereka.)
Setelah itu, Paulus menulis, 'Salam kepadamu dari segala orang kudus' (ay. 22a). 'Orang-orang kudus' ini tentunya adalah anggota gereja lainnya di Roma. Paulus ingin salam dan persekutuan Kristen mengalir dari dua arah.
Orang-Orang Suci Tertentu
Paulus kemudian menyebut kelompok khusus orang-orang kudus yang mengirim salam kepada mereka: 'khususnya dari mereka yang di istana Kaisar' (ay. 22b). 'Kaisar' telah menjadi gelar untuk semua kaisar Roma. Kaisar yang Paulus acukan adalah Nero, yang memerintah atas Kekaisaran Romawi sekitar tahun 54-68 Masehi. Siapakah yang ada di dalam pikrian rasul itu ketika ia berbicara tentang 'mereka yang di istana Kaisar'? Kalimat singkat itu telah mengobarkan imajinasi ribuan orang dan telah menghasilkan lembaran spekulasi yang tak terhitung banyaknya.
Jika Anda berbicara tentang 'rumah tangga David Roper,' yang Anda maksudkan tentunya istri saya dan saya. (Di masa lalu, kalimat tersebut akan juga mencakup tiga anak saya.) Namun begitu, kebanyakan penulis menunjukkan, bahwa meskipun perkataan 'istana Kaisar' bisa mencakup kerabat dekat Nero, namun perkataan itu secara otomatis tidak mencakup hal itu. Satu otoritas menjelaskan bahwa orang-orang ini, 'sesuai dengan pemakaian *kata+ yang berlaku, bukan anggota keluarga atau kerabat kaisar, tetapi para pelayan di istana itu.'4
Sebelumnya, kita telah mencatat kemungkinan beberapa pasukan khusus Nero— pasukan yang bertanggung jawab menjaga Paulus—telah dirubah hidupnya menjadi orang Kristen (lihat 1:13). Beberapa penulis dalam gereja mula-mula juga berspekulasi bahwa Paulus telah dikunjungi oleh para pejabat penting Romawi, yang secara positif terkesan olehnya.5Sebuah legenda bahkan beredar bahwa istri Nero akhirnya menjadi orang Kristen.6Kita benar-benar tidak tahu siapakah orang yang berada 'di istana Kaisar' yang telah dirubah hidupnya kepada Tuhan—tetapi kita bisa yakin bahwa setiap orang dari istana itu yang bertemu Paulus akhirnya bertanya-tanya, 'Mengapakah engkau dirantai?" Ini memberikan kesempatan yang sempurna bagi rasul itu untuk memberitahu mereka tentang Yesus. Demikianlah beberapa dari mereka bertobat (Roma 1:16), dan pada gilirannya orang-orang ini membawa kembali kabar baik itu ke istana kaisar.
Mengapakah Paulus menyertakan catatan ini di dalam suratnya kepada jemaat Filipi? Mungkin ia pikir catatan itu akan mendorong mereka untuk mengetahui kekuatan injil di Roma, yang merupakan pusat dunia beradab. Bahkan mungkin ada hubungan antara anggota gereja Filipi dan umat Kristen di istana Kaisar. Ingatlah bahwa Filipi adalah koloni Romawi. Di antara warga negaranya akan terdapat para veteran perang Romawi yang telah diberi tanah di Filipi sebagai pembayaran atas jasa mereka kepada negara. Mungkin beberapa dari mereka ini yang memiliki hubungan dengan para pasukan khusus yang melayani Nero di Roma telah menjadi orang Kristen. Wilbur Fields berpendapat bahwa kata 'khususnya' dalam 4:22 'tampaknya menunjukkan bahwa orang Kristen di istana Kaisar secara khusus ingin jemaat Filipi mengetahui keberadaan mereka di lingkungan yang sulit seperti itu, dan menginginkan doa dan persekutuan [mereka] .<'7
Kita tidak bisa menjawab semua pertanyaan yang mungkin ditanyakan tentang kalimat menarik 'orang-orang kudus < di istana Kaisar,' tetapi memang luar biasa untuk membayangkan bahwa injil telah menembus 'sarang kejahatan.' Berikut ini adalah contoh pelbagai komentar dari para penulis dan para sarjana:
Itu merupakan salah satu lingkaran terakhir di mana 'orang-orang kudus' bisa diduga untuk ditemukan .< Nero *dulunya+ adalah seorang tiran yang namanya hampir sinonim dengan pemborosan dan kekejaman. Seperti apakah 'istana'nya itu, tidak akan sulit untuk membayangkannya. Namun di tengah semua kegelapan dan takhayul dan kejahatan, injil Kristus telah berakar dan menghasilkan buah yang lebat.8
Kristus telah menyerbu dan menyusup ke dalam benteng orang tidak percaya .< Di pelbagai kamar yang di dalamnya nama-Nya tidak bisa disebut, Kristus sebagai Tuhan < secara terbuka dibicarakan. Dan semua itu terjadi tepat di hadapan Nero <!9
Orang-orang ini [memiliki] segalanya untuk diperoleh dengan menjadi 100 persen orang Roma dan pengikut Kaisar, segalanya hilang karena menjadi orang Kristen. Namun mereka [menjadi] orang Kristen. Mereka menempatkan prinsip di atas kebijakan, kasih di atas kehidupan, Kristus di atas Kaisar.10
Bagi banyak orang kudus ini kesaksian setia mereka mungkin berarti arena, binatang buas, penyiksaan, dan kematian, tetapi memori kekal mereka diabadikan dalam jantung < gereja, oleh karena salam yang mereka kirimkan kepada orang-orang kudus di Filipi <.11
Ada beberapa pelajaran yang bisa diperoleh dari fakta bahwa di dalam istana Kaisar terdapat orang-orang kudus. Salah satunya adalah bahwa jika injil dapat menjangkau orang-orang di lingkungan tersebut, injil juga dapat menjangkau orang-orang di lingkungan apa saja. Injil itu penuh kuasa (Roma 1:16)! Mungkin pelajaran yang paling dibutuhkan oleh banyak orang adalah bahwa mereka dapat menjadi orang Kristen—orang Kristen yang setia—di mana saja Allah telah menempatkan mereka. Erdman berkomentar, Tidak ada kondisi di atas mana kuasa Kristus tidak dapat berjaya. Dalam beberapa keadaan kehidupan rohani tidak berkembang dengan mudah seperti pada keadaan lainnya, tetapi kehidupan rohani itu dapat dihasilkan dan dinikmati bahkan di istana kaisar yang menyembah berhala.
Menemukan orang-orang kudus di dalam istana kaisar mungkin mengejutkan, namun itu juga harus dinyatakan bahwa ini adalah tempat di mana orang-orang kudus sangat dibutuhkan.< Di mana dunia berada pada titik terburuknya, di sana gereja harus berada pada titik terbaiknya.<
Sekali lagi, mungkin bisa dikatakan bahwa istana Kaisar itu bisa membuktikan sebagai pusat pengaruh yang luar biasa. Para saksi yang loyal di tempat itu punya arti lebih bagi kepentingan Kristus daripada di lingkaran lain dari Kota Kerajaan itu.<12
Anda mungkin berada di dalam 'istana Kaisar' Anda sendiri:
- Dalam sebuah keluarga di mana Allah dan jalan-Nya tidak dihormati.
- Dalam sebuah institusi pendidikan di mana Allah dan Alkitab diejek.
- Dalam pekerjaan yang merugikan prinsip-prinsip Kristen.
- Dalam sebuah unit militer di mana keduniawian tumbuh subur.
- Dalam masyarakat yang menghukum ekspresi keagamaan yang 'ortodoks.'
- Dalam sebuah lembaga pemasyarakatan di mana kekejaman dan kejahatan dianggap norma kehidupan.
"KASIH KARUNIA TUHAN YESUS KRISTUS MENYERTAI ROHMU!"
Jika Anda menemukan diri Anda dalam keadaan seperti itu, tekadkanlah 'untuk [tidak] menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi [untuk] dirubah dengan pembaharuan budimu' (Roma 12:2). Percayalah kepada Allah untuk membantu Anda. Itu tidak akan berjalan mudah—tapi, dengan bantuan Tuhan, Anda bisa menjadi orang kudus di dalam 'istana Kaisar'!
Semua Orang Kudus
Sebelum kita meninggalkan Filipi 4:21, 22, mari kita berhenti sejenak untuk melihat semua nama yang dicantumkan oleh Paulus. Betapa suatu contoh yang menakjubkan yang mereka wakili! Pertama, ia menamakan 'orang-orang kudus,' para anggota gereja pada umumnya. Kemudian Paulus mengacukan para pengkhotbah, para guru, dan para pemimpin lainnya ketika ia berbicara tentang 'saudara-saudara yang bersamaku.' Akhirnya, bahkan orang-orang kudus di dalam 'istana Kaisar'! Tubuh Tuhan terdiri dari orang-orang—segala macam orang—dan kita memperoleh kekuatan dari satu sama lainnya. 'Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain' (Roma 12:5); 'Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun' (Roma 14:19).
KEKUATAN MELALUI SESEORANG (Filipi 4:23)
Ada satu ayat yang tersisa di Filipi: ucapan berkat dalam ayat 23. Kita harus luangkan waktu sejenak untuk merenungkannya, karena berkat itu 'memahkotai seluruh surat itu.'13Di zaman Paulus, sudah menjadi kebiasaan untuk mengakhiri sebuah surat dengan 'perpisahan' singkat, tetapi rasul itu mengakhiri surat-surat krimannya dengan ucapan berkat, doa untuk para pembacanya. Perkataannya bervariasi, namun sentimennya pada dasarnya tetap sama: 'Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai rohmu!' (ay. 23).
"Kasih Karunia"
Paulus memulai suratnya dengan mengharapkan 'kasih karunia < dari < Tuhan Yesus Kristus' (1:2) untuk jemaat Filipi. Ia telah meliput banyak topik dalam beberapa paragraf berikutnya, tetapi ketika ia mencapai akhir, ia masih berdoa semoga kasih karunia Kristus (pelbagai keajaiban-Nya, kebaikan-Nya yang tidak layak diterima) akan memberkati hidup mereka.14
Dalam 4:23 Alkitab KJV menulis 'menyertai kamu sekalian,' namun bukti naskah mendukung 'menyertai rohmu.' Terjemahan apa pun yang digunakan, pada dasarnya mengandung arti yang sama. Dalam konteks ini, 'roh' tidak mengacu pada 'satu bagian manusia dengan mengesampingkan bagian lainnya, tetapi seluruh orang dilihat dari sisi batinnya, pada inti dirinya [lihat Galatia 6:18; 2 Timotius 4: 22; Filemon 25].15 Jika ada yang signifikan dalam penggunaan kata 'roh,' mungkin itu untuk menekankan bahwa semangat individu adalah yang paling penting. Roh adalah apa yang mendapat paling banyak manfaat dari rahmat.
"Tuhan Yesus Kristus"
Bagian paling penting dari ayat 23 adalah ungkapan 'Tuhan Yesus Kristus.' 'Ada orang yang lebih besar daripada Kaisar, orang yang berbagi sel dengan Paulus, dan adalah Dia yang Paulus bicarakan dalam perkataan terakhirnya kepada jemaat Filipi.'16 Mata rasul itu kembali berfokus pada Yesus yang dicintainya.
Berikut ini adalah perumpamaan untuk direnungkan.17Suatu hari seorang penguasa dijadwalkan mengunjungi suatu kota tertentu. Para pejabat kota itu bertanggung jawab menjaga ruangan takhta kalau-kalau penguasa itu ingin masuk ke ruangan itu. Karena ia tidak pernah berkunjung ke sana, ruang takhta itu telah berubah menjadi ruang rapat. Ketika para pejabat itu mengetahui kunjungan yang sudah di depan mata, mereka segera menyewa pekerja untuk mengubah kembali ruangan rapat itu menjadi ruang takhta. Kemudian mereka sadar bahwa mereka tidak tahu di mana takhta itu berada! Setelah panik mencari ke mana-mana, mereka akhirnya menemukan takhta itu di ruang toko yang suram tak lama sebelum penguasa itu tiba. Pengalaman mereka itu memalukan dan berpotensi merendahkan, tetapi izinkan saya memberitahu Anda tentang sebuah situasi yang berbahaya dan berpotensi mencelakakan: Beberapa orang telah 'salah menempatkan takhta' Yesus! Entah mereka itu belum memahkotai Dia sebagai 'Raja segala raja' (Wahyu 19:16) melalui kepercayaan dan ketaatan (Ibrani 5:8, 9; lihat Markus 16:15, 16), atau mereka menghapus Dia sebagai Penguasa hidup mereka (Wahyu 1:5). Paulus menempatkan Yesus di atas takhta hatinya: Ia mengakui Dia sebagai 'Tuhan Yesus Kristus'!
"Amin"
Alkitab KJV menutup ucapan berkat itu dengan kata 'Amin.' Kata ini telah dibuang oleh sebagian besar editor teks modern; tetapi, menurut Gerald Hawthorne, 'bukti untuk [kata] itu adalah kuat.'18'Dalam kasus apapun, kata itu membentuk tanggapan yang tepat bagi doa rasul itu untuk gereja di Filipi—dan untuk Gereja Yesus Kristus di setiap tempat dan zaman.'19'Dengan penutup 'amin' Paulus menegaskan kebenaran tentang apa yang ia telah katakan, dan jemaat itu meresponnya dengan 'ya' terhadap janji-janji Allah yang didengar dalam ucapan berkat itu.'20
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Filipi (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Sukacita Dalam Hal Hidup bagi Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 62/63 TM
Latar Belakang
Kota Filipi d...
Penulis : Paulus
Tema : Sukacita Dalam Hal Hidup bagi Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 62/63 TM
Latar Belakang
Kota Filipi di Makedonia timur, yang letaknya enam belas kilometer dari pesisir Laut Aegea, dinamai menurut Raja Filipus II dari Makedon, ayah Aleksander Agung. Pada masa Paulus, kota ini sebuah kota Romawi dan pangkalan militer yang terkenal.
Gereja di Filipi didirikan oleh Paulus dan teman-teman sekerjanya (Silas, Timotius, Lukas) pada perjalanan misi yang kedua sebagai tanggapan terhadap penglihatan yang Allah berikan di Troas (Kis 16:9-40). Suatu ikatan persahabatan yang kuat berkembang di antara rasul itu dan jemaat Filipi. Beberapa kali jemaat itu mengirim bantuan keuangan kepada Paulus (2Kor 11:9; Fili 4:15-16) dan dengan bermurah hati memberi kepada persembahan yang dikumpulkannya untuk orang Kristen yang berkekurangan di Yerusalem (bd. 2Kor 8:1--9:15). Agaknya dua kali Paulus mengunjungi gereja ini pada perjalanan misinya yang ketiga (Kis 20:1,3,6).
Tujuan
Dari penjara (Fili 1:7,13-14), kemungkinan besar di Roma (Kis 28:16-31), Paulus menulis surat ini kepada orang percaya di Filipi untuk berterima kasih kepada mereka atas pemberian banyak yang baru-baru ini mereka kirim kepadanya dengan perantaraan Epafroditus (Fili 4:14-19) dan untuk memberi kabar tentang keadaannya yang sekarang. Lagi pula, Paulus menulis untuk meyakinkan jemaat tentang keberhasilan maksud Allah dalam hukuman penjaranya (Fili 1:12-30), menenangkan jemaat bahwa utusan mereka (Epafroditus) telah menunaikan tugasnya dengan setia dan tidak kembali kepada mereka sebelum waktunya (Fili 2:25-30), dan untuk mendorong mereka untuk maju agar mengenal Tuhan dalam persatuan, kerendahan hati, persekutuan, dan damai sejahtera.
Survai
Surat Filipi tidak ditulis terutama untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan pertentangan dalam gereja seperti banyak surat Paulus yang lain. Nada utama surat ini ialah kasih sayang yang hangat dan penghargaan terhadap jemaat itu. Dari salamnya (Fili 1:1) sampai ke doa berkat (Fili 4:23), surat ini memusatkan perhatian pada Kristus Yesus sebagai tujuan hidup dan pengharapan orang percaya akan hidup kekal.
Dalam surat ini, Paulus memang berbicara mengenai tiga masalah kecil di Filipi:
- (1) _Keputusasaan_ mereka karena masa hukumannya yang begitu lama (Fili 1:12-26);
- (2) benih-benih _perpecahan_ di antara dua orang wanita di dalam gereja (Fili 4:2; bd. Fili 2:2-4); dan
- (3) ancaman _ketidaksetiaan_ yang selalu ada dalam gereja oleh karena para penganut agama Yahudi dan orang-orang yang berpikiran duniawi (pasal 3; Fili 3:1-16).
Karena ketiga masalah yang potensial ini, kita mempunyai ajaran Paulus yang paling kaya mengenai
- (1) sukacita di tengah-tengah segala keadaan hidup (mis. Fili 1:4,12; Fili 2:17-18; Fili 4:4,11-13),
- (2) kerendahan hati dan pelayanan Kristen (Fili 2:1-18), dan
- (3) nilai pengenalan akan Kristus yang melebihi segala sesuatu (pasal 3; Fili 3:1-16).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Sifatnya sangat pribadi dan penuh kasih sayang, serta mencerminkan hubungan akrab Paulus dan orang percaya di Filipi.
- (2) Sangat memusatkan perhatian kepada Kristus, serta mencerminkan hubungan dekat Paulus dengan Kristus (mis. Fili 1:21; Fili 3:7-14).
- (3) Memberikan salah satu pernyataan yang paling mendalam mengenai Kristologi dalam Alkitab (Fili 2:5-11).
- (4) Merupakan terutama suatu "surat sukacita" PB.
- (5) Menyajikan standar kehidupan Kristen yang sangat kuat, termasuk hidup dengan rendah hati dan sebagai seorang hamba (Fili 2:1-8), berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan (Fili 3:13-14), bersukacita selalu di dalam Tuhan (Fili 4:4), mengalami kebebasan dari kecemasan (Fili 4:6), merasa senang dalam segala keadaan (Fili 4:11), dan melakukan segala hal karena kasih karunia Kristus yang memberi kekuatan (Fili 4:13).
Full Life: Filipi (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Fili 1:1-11)
A. Salam Kristen
(Fili 1:1-2)
B. Ucapan Syukur dan Doa untuk Jemaat F...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Fili 1:1-11) - A. Salam Kristen
(Fili 1:1-2) - B. Ucapan Syukur dan Doa untuk Jemaat Filipi
(Fili 1:3-11) - I. Keadaan Paulus Sekarang Ini
(Fili 1:12-26) - A. Injil Mengalami Kemajuan Karena Paulus Dipenjarakan
(Fili 1:12-14) - B. Dalam Segala Hal Kristus Diberitakan
(Fili 1:15-18) - C. Kerelaannya untuk Hidup atau Mati
(Fili 1:19-26) - II. Hal-Hal yang Penting bagi Gereja
(Fili 1:27-4:9) - A. Nasihat Paulus kepada Jemaat Filipi
(Fili 1:27-2:18) - 1. Supaya Tetap Setia
(Fili 1:27-30) - 2. Supaya Bersatu
(Fili 2:1-2) - 3. Supaya Merendahkan Diri dan Menjadi Hamba Tuhan
(Fili 2:3-11) - 4. Supaya Taat dan Berperilaku Tidak Bercela
(Fili 2:12-18) - B. Utusan-Utusan Paulus kepada Gereja
(Fili 2:19-30) - 1. Timotius
(Fili 2:19-24) - 2. Epafroditus
(Fili 2:25-30) - C. Peringatan Paulus Mengenai Ajaran Palsu
(Fili 3:1-21) - 1. Sunat Palsu Lawan Sunat Benar
(Fili 3:1-16) - 2. Berpikiran Duniawi Lawan yang Rohani
(Fili 3:17-21) - D. Nasihat Akhir Paulus
(Fili 4:1-9) - 1. Kemantapan dan Kerukunan
(Fili 4:1-3) - 2. Sukacita dan Kelemahlembutan
(Fili 4:4-5) - 3. Kebebasan dari Kekhawatiran
(Fili 4:6-7) - 4. Pengendalian Pikiran dan Kehendak
(Fili 4:8-9) - Penutup
(Fili 4:10-23) - A. Pernyataan Terima Kasih Atas Pemberian yang Diterima
(Fili 4:10-20) - B. Salam Akhir dan Doa Berkat
(Fili 4:21-23)
Matthew Henry: Filipi (Pendahuluan Kitab)
Filipi adalah sebuah kota utama di kawasan barat Makedonia, prōtē tēs meridos tēs Makedonias polis (Kis. 16:12). Nama kota ini diambil dari n...
- Filipi adalah sebuah kota utama di kawasan barat Makedonia, prōtē tēs meridos tēs Makedonias polis (Kis. 16:12). Nama kota ini diambil dari nama Filipus, raja terkenal dari Makedonia, yang memperbaiki dan memperindah kota itu, dan di kemudian hari dijadikan sebagai salah satu wilayah jajahan Romawi. Tidak jauh dari kota ini terletak Campi Philippici, tempat luar biasa yang menjadi terkenal sebagai ajang pertempuran antara Julius Caesar dan Pompei Agung, dan juga antara Agustus dan Antonius di satu pihak melawan Cassius dan Brutus di pihak lain. Namun, bagi orang-orang Kristen, kota itu menjadi kota yang paling istimewa karena surat kerasulan ini, yang ditulis oleh Rasul Paulus ketika ia menjadi tahanan penjara di kota Roma pada tahun 62 Masehi. Tampaknya Rasul Paulus menaruh kebaikan hati yang khusus bagi jemaat di Filipi ini, di mana ia sendiri telah menjadi alat dalam menanam benih-benih untuk membangun jemaat. Walaupun ia harus memelihara semua jemaat, menurut surat ini, namun ia memiliki kepedulian khusus, bagaikan seorang bapa yang lemah lembut, bagi jemaat ini. Bagi orang-orang yang kepada mereka Allah telah mengutus kita untuk melakukan suatu pekerjaan baik, kita harus giat dan sepenuhnya terlibat dalam mengusahakan yang lebih baik lagi. Rasul Paulus menganggap mereka seperti anak-anaknya sendiri, dan setelah memperanakkan mereka melalui Injil itu, ia sangat ingin untuk mengasuh dan merawat mereka dengan Injil yang sama pula.
- I. Rasul Paulus telah dipanggil dengan cara yang luar biasa untuk memberitakan Injil di Filipi (Kis. 16:9). Ketika itu ia mendapat penglihatan pada waktu malam, ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!” Ia melihat bahwa Allah berjalan di hadapannya, dan menjadi terdorong untuk menggunakan segala macam sarana untuk melaksanakan pekerjaan baik yang telah dimulai di antara mereka, serta membangun di atas dasar yang telah diletakkan.
- II. Di Filipi Rasul Paulus harus menghadapi kesukaran yang luar biasa. Ia disesah dan dilemparkan ke dalam penjara (Kis. 16:23- 24). Namun, ia tidak mengurangi kebaikannya kepada tempat itu karena kesukaran yang ia jumpai di sana. Kita tidak boleh mengurangi kasih kita kepada sahabat-sahabat kita karena perlakuan buruk yang ditimpakan oleh musuh kepada kita.
- III. Pada mulanya jemaat di sana sangat kecil. Dimulai dengan Lidia yang bertobat dan percaya, kemudian si kepala penjara, dan beberapa orang lagi. Walaupun demikian, hal itu tidak mengecilkan hati sang rasul. Jika yang baik tidak dapat dilakukan terlebih dahulu, hal itu dapat dilakukan kemudian, dan pekerjaan terakhir akan menjadi lebih berlimpah-limpah. Kita tidak boleh berkecil hati melihat permulaan yang kecil.
- IV. Tampaknya, dari banyak bagian di dalam surat kerasulan ini, dapat dilihat bahwa jemaat Filipi bertumbuh menjadi jemaat yang berhasil, dan khususnya para saudara di sana menjadi sangat baik kepada Rasul Paulus. Ia telah menuai harta duniawi mereka, dan mengembalikannya dengan harta rohani. Ia mengakui telah menerima pemberian yang dikirimkan kepadanya (4:18), sementara pada waktu itu tidak ada satu pun jemaat lain yang mengadakan pembicaraan mengenai memberi dan menerima (4:15). Di dalam surat kerasulan ini ia memberikan kepada mereka upah nabi dan rasul, yang jauh lebih berharga daripada beribu-ribu emas dan perak.
Jerusalem: Filipi (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Filipi (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT PILIPI
KATA PENGANTAR
Pilipi, sebuah kota dagang di Masedonia, oleh Kaisar Agustus dalam tahun 4-2
seb. Kr. didjadikan ...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT PILIPI
KATA PENGANTAR
Pilipi, sebuah kota dagang di Masedonia, oleh Kaisar Agustus dalam tahun 4-2 seb. Kr. didjadikan suatu kolonisasi Romawi bagi bekas pradjurit jang berdjasa, dan 10 tahun kemudian diangkat mendjadi kota otonom, artinja langsung dibawah kuasa Kaisar.
Dizaman Paulus penduduk sebagian besar terdiri dari keluarga-keluarga bekas pradjurit Romawi, jang lain orang Masedonia asli dan Junani. Golongan Jahudi rupanja sangat ketjil, sebab tidak mempunjai sinagoge. Paulus tiba disitu pada perdjalanannja jang kedua dalam tahun 50 atau 51. Tentang kedatangan, pekerdjaan dan nasibnja disitu batjalah Kis. Ras. 16:1-40. Meskipun Paulus tidak lama tinggal disitu (Kis. Ras. 16:12), namun ia berhasil meletakkan dasar jang kukuh untuk umat disitu. Dari 16:40, dimana "kami" tiba-tiba diganti dengan "mereka" dan hal jang sama dalam 20:6, agak terang bahwa Lukas tinggal di Pilipi, dan tentu untuk melandjutkan pekerdjaan Paulus.
Paulus mengundjungi umat itu lagi sekurang-kurangnja dua kali, jaitu pada achir perdjalanannja jang ketiga. Lih. II Kor. 2:13 dan 7:5-7 lagi Kis. Ras. 20:1-6.
Sebagaimana njata dari isi dan suasana. surat hubungan Paulus dengan umat Pilipi sangat erat dan mesra. Buktinja pula, bahwa umat ini satu-satunja jang memberi (mengirim) sokongan kepada Paulus, dan Paulus menerimanja, walaupun itu berlawanan dengan pendiriannja jang umum, jang kita kenal dari I Kor. 9:1-23 dan II Kor. 11:7-12, dimana ia djuga menjatakan sebab-sebabnja. Tentu mengenai umat Pilipi ia tidak mengehawatirkan akibat-akibat jang mungkin merugikan kewibawaan dan pengaruh kerasulannja. Alasan untuk menulis surat ini adalah penerimaan sokongan pula. Umat telah mengutus seorang bernama Apofroditus untuk mengantarkan sedjumlah uang agak besar baginja dalam pendjara. Apofroditus tinggal beberapa lama, tentu untuk membantu Paulus, tetapi ia djatuh sakit sampai hampir meninggal. la sembuh kembali, tetapi kabar tentang sakitnja telah sampai di Pilipi dan sangat menggelisahkan umat. Mendengar itu ia ingin pulang selekas mungkin.
Kesempatan perginja Apofroditus digunakan Paulus untuk menulis surat ini. Memang untuk menjatakan perasaan terima kasih kepada umat jang baik hati terhadapnja itu. Tetapi bertentangan sekali dengan djiwa Paulus, mendjadikan kepentingan-kepentingan dirinja sendiri dari pusat minatnja. Ia memandang sokongan umat itu semata-mata sebagai suatu persembahan kepada Allah guna pemakluman Indjil.
Memang surat ini sangat bertjorak pribadi, sebagai suatu pertjakapan dari hati kehati, tetapi Paulus bukan lagi Rasul Paulus, kalau ia tidak mengisinja dengan djiwa Indjil sepenuh-penuhnja, dan memberi adjaran-adjaran jang penting. Dan itu dibuatnja sampai surat inipun bernilai tinggi sekali untuk seluruh Geredja pada segala abad, bagi kita pribadi djuga.
la tidak memberi uraian-uraian tentang isi dan pengertian suatu adjaran pokok. Adjaran-adjaran jang diberikannja melulu mengenai praktek hidup.
Pengadjaran jang agak luas, ialah peringatan dan dorongan, supaja umat tetap bersatu dalam tjinta-kasih berdasarkan roh dan sikap kerendahan hati. Itu chususnja dalam 1:27--2:11. Ditengah pengadjaran itu, sebagai pusatnja, terdapat madah-pudjian jang indah sekali, atas tjinta Kristus kepada kita, jang karena tjintanja itu merendahkan dirinja sampai mati disalib (2:6-11). Patutlah madah ini tetap berkumandang dalam telinga kita, mendjadi pendorong untuk membalas tjinta itu, chususnja dengan meneladan tjontoh Jesus itu dengan tjinta kasih jang rela berkurban terhadap sesama kita.
Satu peringatan jang luas pula meliputi seluruh bab 5. Isi dan maksudnja supaja umat waspada terhadap andjuran-andjuran palsu jang mungkin sampai keumat Pilipi djuga.
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) DAMAI SEJAHTERA YANG MELAMPAUI AKAL
Filipi 4:4-7
Dunia kita yang bermasalah sangat membutuhkan perdamaian. Mereka yang hidup di negeri yang dicabik...
DAMAI SEJAHTERA YANG MELAMPAUI AKAL
Filipi 4:4-7
Dunia kita yang bermasalah sangat membutuhkan perdamaian. Mereka yang hidup di negeri yang dicabik-cabik oleh perang menatap kematian dan kehancuran di sekitar mereka dan merindukan perdamaian. Beberapa orang hidup di pelbagai negara, lingkungan, atau keluarga yang dikoyak-koyak oleh perselisihan, dan mereka sangat merindukan sekali perdamaian. Yang lainnya hidup di lingkungan yang damai, namun hati mereka penuh dengan perselisihan dan putus asa; mereka merindukan ketenangan pikiran.1
Tuhan menghendaki kita memiliki kedamaian. Kelahiran Yesus diberitakan dengan pesan 'Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya' (Lukas 2:14). Pada saat-saat terakhir Kristus bersama murid-murid-Nya sebelum kematian-Nya, Ia memberitahu mereka:
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu (Yohanes 14:27).
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia (Yohanes 16:33).
Mengapa kita tidak memiliki kedamaian? Setidaknya ada dua hambatan: Pertama, banyak yang tidak mengerti bentuk kedamaian yang sebenarnya; konsep kedamaian mereka sering dibatasi pada keadaan damai atau tidak adanya perselisihan. Kedua, kebanyakan tidak memahami bahwa satu-satunya kedamaian yang sejati, yang sepenuhnya memuaskan, dan yang abadi hanya datang dari Tuhan.
Dalam teks untuk pelajaran ini dan berikutnya, Paulus, dalam urut-urutan yang cepat, memberikan instruksi terakhir kepada para pembacanya (lihat 4:8). Filipi 4:4-9 berisi beberapa ayat yang paling menggembirakan pikiran di dalam Alkitab. Topik utamanya adalah kedamaian: 'Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus' (4:7), 'Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu' (4:9b). Warren W. Wiersbe menyebut Filipi 4 ''pasal kedamaian' Perjanjian Baru.'2Dalam sajian ini, kita akan berkonsentrasi pada ayat 4 sampai 7. Pelajaran selanjutnya akan meliput ayat 8 dan 9.
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN(Filipi 4:4-7)
Kedamaian—kita menginginkannya, tetapi apakah kita sungguh-sungguh menginginkannya sehingga mau melakukan apa yang diperlu...
KESIMPULAN(Filipi 4:4-7)
Kedamaian—kita menginginkannya, tetapi apakah kita sungguh-sungguh menginginkannya sehingga mau melakukan apa yang diperlukan untuk memilikinya? James Ramsay MacDonald, mantan Perdana Menteri Inggris, sedang berbicara dengan seorang pejabat pemerintah tentang kemungkinan perdamaian abadi. Pejabat itu menganggap naif pandangan Tuan MacDonald itu. 'Keinginan kepada perdamaian tidak selalu menjamin perdamaian,' katanya. 'Benar,' kata Tuan MacDonald 'Keinginan kepada makanan juga tidak menjamin bisa memuaskan rasa lapar Anda, tetapi setidaknya rasa lapar akan mendorong Anda untuk mulai pergi ke rumah makan.'28Jika keinginan kita kepada perdamaian cukup kuat, hal itu akan memulai kita untuk melakukan apa yang perlu kita lakukan:
- Bersukacita dalam Tuhan,
- Berhubungan dengan orang lain dengan kebijaksanaan yang ramah
- Menahan diri dari perasaan khawatir, sambil <
- Mengungkapkan segala permintaan kepada Tuhan
Jika kita mematuhi instruksi Paulus, kita akan memiliki hasil yang diinginkan: "Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal," yang "akan memelihara hati dan pikiran [kita] dalam Kristus Yesus"
TFTWMS: Filipi (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Sadur dan kembangkanlah paragraf ini sesuai keperluan agar cocok dengan tempat Anda tinggal.
2 Warren W. Wiersbe, The Bible Expo...
Catatan Akhir:
- 1 Sadur dan kembangkanlah paragraf ini sesuai keperluan agar cocok dengan tempat Anda tinggal.
- 2 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 96. See also John F. Walvoord, Philippians: Triumph in Christ, Everyman's Bible Commentary (Chicago: Moody Press, 1971), 100.
- 3 Sebuah daftar yang berisi pelbagai faktor kehidupan yang tak menentu yang di luar kendali kita diberikan di dalam Avon Malone, Press to the Prize (Nashville: 20th Century Christian, 1991), 104. Buatlah daftar yang sesuai dengan tempat Anda tinggal.
- 4 Diambil dari sebuah renungan oleh Truman Spring dalam Power for Today (June 1956): 40.
- 5 Gerald F. Hawthorne, Word Biblical Commentary, vol. 43, Philippians, ed. David A. Hubbard and Glenn W. Barker (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 182.
- 6 Ibid.
- 7 Richard B. Gaffin, notes on Philippians, The NIV Study Bible, ed. Kenneth Barker (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985), 1808.
- 8 Hawthorne, 182. Kata Yunani yang diterjemahkan 'hendaklah < diketahui' adalah gnostheto.
- 9 Jadikanlah hal ini lebih spesifik agar sesuai dengan tempat Anda tinggal. Perhatikanlah bahwa paragraf ini menggunakan sindiran. Sindiran ini tidak dimaksudkan untuk dipahami secara harfiah.
- 10 Bob Lyons, 'God's Survival Kit,' pelajaran yang dikhotbahkan di Judsonia church of Christ, Judsonia, Arkansas, 16 February 2003.
- 11 Terjemahan 'hati-hati (careful)' oleh Alkitab KJV adalah terjemahan yang akurat, tetapi hari ini kita tidak menggunakan kata 'hati-hati' dalam arti yang sama ketika kata itu digunakan pada zaman Raja James. Waktu itu artinya 'penuh perhatian (full of care)'; sekarang kata itu berarti 'berhati-hati agar selamat.' Karena Alkitab KJV menulis 'hati-hati,' banyak buku komentari menulis bahwa Paulus tidak sedang mengutuk 'kepedulian dan perhatian yang sah,' tetapi 'keegoisan, perasaan khawatir yang kontra produktif '(lihat Gaffin, 1808).
- 12 W. E. Vine, The Expanded Vine's Expository Dictionary of New Testament Words, ed. John R. Kohlenberger III (Minneapolis: Bethany House Publishers, 1984), 160.
- 13 Dikutip dalam John A. Knight, Beacon Bible Expositions, vol. 9, Philippians, Colossians, Philemon (Kansas City, Mo.: Beacon Hill Press, 1985), 114.
- 14 Maxie D. Dunnam, Galatians, Ephesians, Philippians, Colossians, Philemon, The Communicator's Commentary series, ed. Lloyd J. Ogilvie (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 313-14.
- 15 Walvoord, 106.
- 16 Ralph P. Martin, The Epistle of Paul to the Philippians, rev. ed., Tyndale New Testament Commentaries, ed. R. V. G. Tasker (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1987), 171.
- 17 Charles R. Erdman, The Epistle of Paul to the Philippians (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1983), 141.
- 18 Ada juga pelbagai permintaan yang kita harus jangan buat (lihat, misalnya, Yakobus 4:3). Coffman memberikan daftar permintaan yang sah (James Burton Coffman, Commentary on Galatians, Ephesians, Philippians, and Colossians [Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1977], 321-22).
- 19 William Barclay, The Letters to the Philippians, Colossians, and Thessalonians, rev. ed., The Daily Study Bible Series (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 77.
- 20 Leon Barnes, That You May Know Christ: Studies from Philippians (Searcy, Ark.: Resource Publications, 1992), 149.
- 21 Coffman, 321.
- 22 Tepatnya, ayat itu mengatakan "dalam segala hal,' bukan "untuk segala hal.' Bahkan ketika Anda tidak bisa bersyukur untuk hal tertentu, pada umumnya ada sesuatu dalam situasi itu yang untuknya Anda dapat bersyukur. Bagian yang baik tentang bagaimana bersyukur dalam situasi apapun diberikan di dalam Coffman, 320.
- 23 Joe R. Barnett, Live! with Peace, Power and Purpose, The 20th Century Sermons Series, vol. 11 (Abilene, Tex.: Biblical Research Press, 1978), 64-70. The illustration of the fleas is found on 66-68.
- 24 Diucapkan 'nun.'
- 25 Dunnam, 320-21.
- 26 Vine, 513.
- 27 Knight, 115. Komentar yang serupa dibuat dalam Martin, 173, dan Hawthorne, 185.
- 28 Disadur dari James S. Hewett, ed., Illustrations Unlimited (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1988), 403.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) BERPIKIR DAN BERTINDAK SEPERTI ORANG KRISTEN 1
Filipi 4:8-9
Untuk menjalani kehidupan Kristen, orang harus berpikir jernih dan bertindak benar. Ora...
BERPIKIR DAN BERTINDAK SEPERTI ORANG KRISTEN 1
Filipi 4:8-9
Untuk menjalani kehidupan Kristen, orang harus berpikir jernih dan bertindak benar. Orang yang berpikir tanpa bertindak adalah seperti pemburu yang membidikkan senjatanya tetapi tidak pernah menembakkannya. Orang yang bertindak tanpa berpikir adalah seperti pemburu yang menembakkan senjatanya tanpa membidik. Baik berpikir dan bertindak dibahas di dalam teks kita ini:
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu (ay. 8, 9).
TFTWMS: Filipi (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Judul ini disadur dari David George, "Preaching on Philippians," Southwest Journal of Theology 23 (Fall 1980): 48.
2 G...
Catatan Akhir:
- 1 Judul ini disadur dari David George, "Preaching on Philippians," Southwest Journal of Theology 23 (Fall 1980): 48.
- 2 Gerald F. Hawthorne, Word Biblical Commentary, vol. 43: Philippians, ed. David A. Hubbard and Glenn W. Barker (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 188.
- 3 W. E. Vine, The Expanded Vine's Expository Dictionary of New Testament Words, ed. John R. Kohlenberger III (Minneapolis: Bethany House Publishers, 1984), 613.
- 4 Ibid., 953.
- 5 Ibid., 1201-02.
- 6 Geoffrey W. Bromiley, Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittle and Gerhard Friedrich, trans. Geoffrey W. Bromiley, abr. (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 77-78.
- 7 Vine, 870.
- 8 Ibid., 1139.
- 9 Dikutip dalam Thomas A. Harris, I'm OK-You're OK (New York: Harper & Row, 1969), 264.
- 10 Richard Dacus, "Watch," pelajaran yang dikhotbahkan di South Burns, Oklahoma, church of Christ, 2 September 1945.
- 11 Kata yang diterjemahkan "menerima" adalah "kata teknis untuk penerimaan tradisi (Pat Edwin Harrell, The Letter of Paul to The Philippians, The Living Word Commentary series, ed. Everett Ferguson [Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969+, 141). (Lihat Markus 7:4.) Dalam Filipi 4:9 "tradisi" itu bukanlah tradisi dari manusia (lihat Marks 7:8; Kolose 2:8), tetapi "tradisi" yang diturunkan dari Allah melalui para pembicara dan para penulis terilham seperti Paulus (lihat 1 Korintus 11:2; 2 Tesalonika 2:15; 3:6)
- 12 Vine, 322.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (Filipi 4:9b)
Pada akhir ayat 9, Paulus kembali ke tema perdamaian: "Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu." Ini...
KESIMPULAN (Filipi 4:9b)
Pada akhir ayat 9, Paulus kembali ke tema perdamaian: "Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu." Ini merupakan ucapan berkat kesukaan Paulus (lihat Roma 15:33; 2 Korintus 13:11; 1 Tesalonika 5:23; 2 Tesalonika 3:16). Sekali lagi, jangan mengabaikan kata "dan," Rasul itu, pada dasarnya, mengatakan, "Jika kalian mau berpikir seperti seharusnya kalian berpikir dan hidup seperti seharusnya kalian hidup, maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kalian."
Dalam ayat 7, Paulus berbicara tentang "Damai sejahtera Allah"—kedamaian yang Allah, dan hanya Allah, yang bisa berikan. Sekarang istilahnya dibalik: "Allah sumber damai sejahtera"—dengan kata lain, Pihak yang menjadi sumber damai sejahtera. Dalam ayat ini, Paulus berkata bahwa "Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." Bayangkanlah seorang warga negara yang hidup dengan aman di dalam sebuah kota yang dilindungi. Ayat 9 menambahkan rincian bagi adegan itu: Di samping warga negara itu adalah Pelindungnya: "Dan Allah damai sejahtera akan menyertai kamu"!
Tidakkah Anda mengingkan "Damai sejahtera Allah" dan "Allah sumber damai sejahtera"? Jika ya, seperti dicatat pada awal pelajaran ini, Anda harus berpikir dengan jernih dan bertindak dengan benar.
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) SATU-SATUNYA "RAHASIA" YANG PERLU KITA KETAHUI
Filipi 4:10-14
'Aku punya rahasia': Ada sesuatu yang menarik tentang kata-kata it...
SATU-SATUNYA "RAHASIA" YANG PERLU KITA KETAHUI
Filipi 4:10-14
'Aku punya rahasia': Ada sesuatu yang menarik tentang kata-kata itu. Daun telinga kita berdiri, dan orang-orang menyondongkan tubuhnya ke depan saat mereka berbisik, 'Apa itu? Aku tidak akan beritahu siapapun!' Beberapa 'agama misteri' memanfaatkan keingintahuan manusia terhadap rahasia untuk memangsa orang yang polos. Agama-agama itu memiliki pelbagai ungkapan 'rahasia' dan ambil bagian dalam pelbagai ritual 'rahasia.' Mereka mengklaim memegang kunci misteri alam semesta. Mereka menjanjikan pengetahuan yang hanya tersedia bagi orang yang sudah menjadi anggota. Berbeda dengan penipuan ini, lihatlah ayat 12 dari teks kita. Di sana, Paulus menyinggung sebuah 'rahasia' yang asli dan penting yang ia miliki: '< Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.' Earl Palmer menyebut ini 'satu-satunya rahasia yang kita butuhkan.'1
Kita mendekati akhir surat Paulus kepada jemaat Filipi. Ia punya satu tugas akhir: mengungkapkan penghargaannya atas pemberian yang mereka telah kirim kepada dia melalui Epafroditus. Tentu saja, rasul itu tidak hanya berkata, 'Terima kasih.' Sebaliknya, 'seperti sudah menjadi kebiasaan pada pelbagai tulisan Paulus, bahkan sesuatu yang sederhana seperti mengucapkan terima kasih bisa berubah menjadi satu paragraf panjang yang berisi saat-saat mendalam tentang kerohanian dan wawasan yang praktis.'2Kita akan menjumpai beberapa dari 'saat-saat yang mendalam' itu di dalam pelajaran ini—termasuk 'rahasia' rasul itu tentang mencukupkan diri.
TFTWMS: Filipi (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Earl F. Palmer, Integrity in a World of Pretense: Insights from the Book of Philippians (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, ...
Catatan Akhir:
- 1 Earl F. Palmer, Integrity in a World of Pretense: Insights from the Book of Philippians (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1992), 170.
- 2 Ibid., 169.
- 3 Wayne Jackson, The Book of Philippians (Abilene, Tex.: Quality Publications, 1987), 85.
- 4 W. E. Vine, The Expanded Vine's Expository Dictionary of New Testament Words, ed. John R. Kohlenberger III (Minneapolis: Bethany House Publishers, 1984), 966.
- 5 Palmer, 169.
- 6 Ada penekanan ganda pada kata 'Aku.' Pertama, kata itu ditekankan melalui pengulangan: Ada kata 'Aku' yang tersirat pada kata kerja yang diterjemahkan 'Aku telah belajar,' tetapi kata Yunani untuk 'Aku' (ego) ditambahkan sebelum kata kerja itu. Kedua, kata itu ditekankan melalui posisinya dalam ayat itu: Kata itu ditempatkan lebih dahulu di dalam kalimat itu (sebelum kata Yunani untuk 'untuk'); ini merupakan posisi yang sangat penting.
- 7 James M. Tolle, Notes on Philippians (San Fernando, Calif.: Tolle Publications, 1972), 73.
- 8 Leon Barnes, That You May Know Christ: Studies from Philippians (Searcy, Ark.: Resource Publications, 1992), 161.
- 9 Vine, 226.
- 10 Ibid.
- 11 Gerald F. Hawthorne, Word Biblical Commentary, vol. 43, Philippians, ed. David A. Hubbard and Glenn W. Barker (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 198.
- 12 Dikutip dalam William Barclay, The Letters to the Philippians, Colossians, and Thessalonians, rev. ed., The Daily Study Bible Series (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 85.
- 13 Alec Motyer, The Message of Philippians: Jesus Our Joy, The Bible Speaks Today series, ed. John R. W. Stott (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1984), 217.
- 14 Charles R. Erdman, The Epistle of Paul to the Philippians (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1983), 148.
- 15 Vine, 595.
- 16 Hawthorne, 200.
- 17 Erdman, 148.
- 18 Hawthorne, 201.
- 19 Vine, 1097.
- 20 Hugo McCord, McCord's New Testament Transla-tion of the Everlasting Gospel (Henderson, Tenn.: Freed-Hardeman University, 1988), 197.
- 21 See Barclay, 84.
- 22 Oliver Cromwell, dikutip dalam Ralph P. Martin, The Epistle of Paul to the Philippians, rev. ed., Tyndale New Testament Commentaries, ed. R. V. G. Tasker (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1987), 179.
- 23 John F. Walvoord, Philippians: Triumph in Christ, Everyman's Bible Commentary (Chicago: Moody Press, 1971), 113-14.
- 24 Gagasan ini disadur dari Avon Malone, Press to the Prize (Nashville: 20th Century Christian, 1991), 118
- 25 Daftar ini disadur dari Coy Roper, 'I Can Do All Things,' sermon preached at the Metro church of Christ, Greater Detroit, Michigan, 7 June 1987.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) MANFAAT MEMBERI BAGI DIRI ANDA
Filipi 4:14-20
Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita memulai sebuah pemeriksaan atas tulisa 'terima kasih'...
MANFAAT MEMBERI BAGI DIRI ANDA
Filipi 4:14-20
Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita memulai sebuah pemeriksaan atas tulisa 'terima kasih' di akhir isi surat Paulus kepada jemaat Filipi. Beberapa orang bertanya-tanya mengapa di awal surat itu Paulus mengacukan pemberian itu tetapi tidak menyelesaikan ungkapan penghargaannya hingga sampai kesimpulan suratnya. Perlu diingat bahwa ini adalah surat pribadi dengan pengaturan yang minim. Paulus segera membiarkan para penerima surat itu mengetahui niatnya, tapi ia menyimpan ucapan terima kasih yang sebenarnya hingga akhir klimaks dari surat ini.
Seorang instruktur pernah memberitahu kelasnya cara untuk mengatakan 'Terima kasih.' Ia berkata, 'Gunakanlah 'terima kasih sandwich.' Katakan 'terima kasih.' Itu merupakan potongan roti bagian bawah pada sandwich itu. Kemudian tambahkan pelbagai rincian yang berkaitan. Itu merupakan isi sandwich tersebut. Akhirnya, katakanlah 'terima kasih' lagi. Itu merupakan potongan roti bagian atas pada sandwich itu.' Saya yakin Paulus tidak pernah mendengar tentang ucapan 'terima kasih sandwich,' tetapi itu adalah apa yang ia berikan kepada jemaat Filipi.
Mungkin hal yang paling mengejutkan tentang ungkapan terima kasih Paulus adalah bahwa ia tidak pernah menggunakan kata Yunani untuk 'terima kasih' (eucharistia). Kenyataannya, pernyataan syukur rasul itu dalam Filipi 4:10-20 adalah salah satu ucapan 'terima kasih' yang paling tidak biasa yang pernah ditulis. Untuk memahami alasan Paulus mendekati masalah itu seperti yang ia lakukan, mungkin bisa membantu untuk mengetahui sesuatu tentang sikapnya terhadap bantuan keuangan.
Yesus telah menekankan bahwa guru dan pemberita Firman memiliki hak untuk dibantu oleh orang-orang yang mereka ajar (Lukas 10:7). Paulus mengatakan hal yang sama (1 Korintus 9:9-11, 13, 14; Galatia 6:6). Ketika seorang penginjil tidak harus bekerja dalam pekerjaan 'sekuler' ia bebas untuk menghabiskan lebih banyak waktunya untuk belajar, mengajar, dan melayani kebutuhan orang banyak.
Namun begitu, Paulus enggan untuk menerima bantuan uang dari jemaat di mana ia saat itu sedang bekerja (lihat 1 Korintus 9:18; 2 Korintus 11:7, 9; 1 Tesalonika 2:9; 2 Tesalonika 3:8). Ia tidak ingin orang berpikir bahwa motifnya dalam memberitakan injil adalah untuk menerima uang (lihat 2 Korintus 12:14). Rasul itu sering membiayai dirinya sendiri dengan bekerja sebagai pembuat tenda (Kisah 18:1-3; lihat 1 Korintus 4:12a; 1 Tesalonika 2:9; 2 Tesalonika 3:8).
Pada saat yang sama, Paulus bersedia untuk menerima bantuan dari tempat di mana ia sebelumnya memberitakan injil (lihat 2 Korintus 11:8, 9). Bantuan uang seperti itu membuat dia punya lebih banyak waktu untuk menyebarkan injil (lihat Kisah 18:5). Meskipun begitu, ia tetap sensitif terhadap kemungkinan bahwa orang tertentu mungkin menuduh dia 'memberitakan injil demi uang.'
Ketegangan yang muncul dalam diri Paulus itu bisa membantu untuk menjelaskan mengapa ia mengucapkan terima kasihnya kepada jemaat Filipi seperti yang ia lakukan. Ia ingin mereka tahu bahwa ia menghargai pemberian mereka tetapi ia tidak ingin meninggalkan kesan bahwa ia memberitakan injil untuk menerima pemberian. Dalam teks pelajaran kita sebelumnya, ia pertama kali mengatakan bahwa ia bersukacita atas bantuan mereka (4:10) tetapi kemudian menambahkan bahwa ia tidak bergantung kepada bantuan tersebut (ay 11-13). Namun begitu, untuk menghindari kesan tidak menghargai, ia cepat-cepat menambahkan bahwa mereka telah melakukan hal yang baik dalam membantu dia (ay. 14). Seraya kita melanjutkan pelajaran kita dengan memeriksa ayat 10 sampai 20, kita akan melihat bahwa Paulus bergerak bolakbalik antara mengekspresikan penghargaan atas pemberian itu (ay 14-16, 19) dan penyangkalan bahwa ia harus memiliki bantuan itu (v. 17a).
Judul pelajaran ini adalah 'Manfaat Pemberian Anda Bagi Diri Anda.' Pandangan kita tentang memberi sering dibatasi oleh manfaat apa yang pemberian itu dapat rasakan oleh si penerima, dengan sedikit pikiran tentang manfaat pemberian itu bagi si pemberi. Menurut Alkitab, pemberian lebih bermanfaat bagi pemberi daripada bagi penerima (lihat Maleakhi 3:10; Lukas 6:38; Kisah 20:35; 2 Korintus 9:6-11).
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (Filipi 4:14)
Sekali lagi, saya telah gagal untuk bertindak adil terhadap teks itu. Namun begitu, kali ini masalahnya tidak terletak pada ...
KESIMPULAN (Filipi 4:14)
Sekali lagi, saya telah gagal untuk bertindak adil terhadap teks itu. Namun begitu, kali ini masalahnya tidak terletak pada kompleksitas bahasa Yunani, tetapi pada diri saya. Saya masih bergulat dengan tantangan untuk mencukupkan diri dalam setiap kondisi kehidupan. Saya masih belajar untuk bergantung kepada Tuhan daripada kepada sumber daya diri saya sendiri. Saya meminta Tuhan untuk membantu saya—dan semoa Ia juga membantu Anda jika Anda memiliki pergumulan yang serupa.
Setelah Paulus bersukacita karena bantuan jemaat Filipi, ia berkata bahwa ia tidak bergantung pada pemberian seperti itu—bahwa Tuhan membantu dia, apakah ia punya sedikit atau banyak. Hal ini bisa saja diartikan bahwa ia tidak menghargai pemberian jemaat Filipi itu, jadi ia cepat-cepat menambahkan, 'Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku' (ay. 14; huruf miring oleh saya). Dalam pelajaran kita berikutnya, kita akan terus memeriksa tulisan 'terima kasih' Paulus yang tidak biasa kepada para pembacanya yang mula-mula.
Seraya saya menutup pelajaran ini, izinkan saya bertanya apakah Anda telah atau belum mempelajari 'rahasia' kecukupan Paulus. Ada banyak rahasia yang mungkin ingin Anda temukan—seperti rahasia keberhasilan, rahasia perkawinan yang baik, rahasia pengasuhan, atau mungkin sekedar 'rahasia resep masakan Nenek.' Pada akhirnya, bagaimanapun, 'rahasia' yang penting adalah Yesus Kristus: mengenal Dia, tinggal di dalam Dia, belajar untuk mempercayai dan mengandalkan Dia. Jika Anda belum dibaptis ke dalam Dia (Roma 6:3, 4), lakukanlah sekarang juga. Jika Anda adalah orang Kristen namun belum hidup bersama Dia, jika Anda selama ini sesat (lihat Ibrani 3:10), kembalilah sekarang juga kepada Dia dan umat-Nya (1 Yohanes 1:9; Yakobus 5:16).
Reruntuhan Filipi—Tiang-tiang ini tetap berdiri hingga hari ini di situs Basilika B, sebuah gedung gereja yang mungkin dibangun sekitar tahun 550 Masehi. Bangunan yang dahulunya megah itu memiliki kubah yang ditopang oleh pilar-pilar marmer ini.
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN(Filipi 4:14-20)
Kita telah menyantumkan sejumlah berkat yang adalah milik kita ketika kita memberi seperti yang Tuhan telah perintahkan. A...
KESIMPULAN(Filipi 4:14-20)
Kita telah menyantumkan sejumlah berkat yang adalah milik kita ketika kita memberi seperti yang Tuhan telah perintahkan. Apakah jemaat Filipi itu memberi agar dapat menerima berkat-berkat ini? Mungkin tidak. Mereka hanya mengasihi Paulus. Ketika mereka mengetahui keberadaan Paulus dan apa kebutuhannya, mereka segera mengirimkan bantuan kepada dia. Mereka mungkin terkejut mengetahui banyaknya manfaat yang dihasilkan dari kemurahan hati mereka itu:
- Mereka memiliki berkat yang turun lewat berbagi.
- Mereka mengetahui kepuasan dalam membantu orang lain.
- Mereka menambahkan simpanan 'rekening' sorgawi mereka.
- Pemberian mereka itu adalah 'korban' menyenangkan bagi Tuhan.
- Mereka memiliki janji bahwa Allah akan memenuhi setiap kebutuhan.
- Akibatnya, Allah dimuliakan.
Jangan pernah meragukan ini: Apa yang telah dilakukan oleh pemberian yang berlimpah kepada jemaat Filipi, akan dilakukan juga kepada Anda! 'Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.' (Lukas 6:38).
Namun begitu, pertama Anda harus memberikan diri Anda kepada Tuhan (lihat 2 Korintus 8:5b). Ingatlah bahwa berkat-berkat ini hanya untuk mereka yang berada 'di dalam Kristus.' Jika Anda belum dibaptis ke dalam Yesus sebagai orang percaya yang menyesali dosa (Markus 16:16; Kisah 2:38; Galatia 3:26, 27), lakukanlah sekarang juga.
Penjara (atas)—Jalan masuk ini menuju ke dalam sel berbatu yang kecil. Sejak abad kelima, lokasi di Filipi ini telah dianggap sebagai penjara di mana Paulus pernah dipenjarakan. Di dalam ruang bawah tanah ini terdapat sisa-sisa bangku di sekitar dinding dan lukisan-lukisan yang sebagian kemudian diawetkan. (John McRay, Archaeology & the New Testament [Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1991], 288.)
Reruntuhan Filipi (kiri)—Tiang-tiang ini tetap berdiri hingga kini di situs forum Romawi di Filipi. Pusat administrasi kota ini berada antara dua jalan beraspal, yang satu adalah jalan raya Egnatia Via. Bagian dari basilika dari abad keenam terlihat di bagian belakangnya.
TFTWMS: Filipi (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 W. E. Vine, The Expanded Vine's Expository Dictionary of New Testament Words, ed. John R. Kohlenberger III (Minneapolis: Beth...
Catatan Akhir:
- 1 W. E. Vine, The Expanded Vine's Expository Dictionary of New Testament Words, ed. John R. Kohlenberger III (Minneapolis: Bethany House Publishers, 1984), 30-31.
- 2 Ibid., 494.
- 3 Alfred Marshall, The Interlinear Greek-English New Testament (London: Samuel Bagster & Sons Ltd., 1958), 788.
- 4 Avon Malone, Press to the Prize (Nashville: 20th Century Christian, 1991), 121.
- 5 Jac J. Muller, The Epistles of Paul to the Philippians and to Philemon, The New International Commentary on the New Testament, ed. F. F. Bruce (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1955), 149.
- 6 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 2d ed., rev. William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich (Chicago: University of Chicago Press, 1957), 204.
- 7 John A. Knight, Beacon Bible Expositions, vol. 9, Philippians, Colossians, Philemon (Kansas City, Mo.: Beacon Hill Press, 1985), 122.
- 8 Pat Edwin Harrell, The Letter of Paul to the Philippians, The Living Word Commentary series, ed. Everett Ferguson (Austin: R. B. Sweet Co, 1969), 147-48.
- 9 J. Dwight Pentecost, The Joy of Living: A Study of Philippians (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1973), 239.
- 10 Gerald F. Hawthorne, Word Biblical Commentary, vol. 43, Philippians, ed. David A. Hubbard and Glenn W. Barker (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 208. Komentar Hawthorne mendukung gagasan keinginan tetapi memberikan catatan, 'Jika orang bergantung sepenuhnya pada bukti naskah untuk jawaban itu, kemungkinan besar ia akan memilih < 'ia akan memenuhi' <.'
- 11 Wendell Winkler, 'Christian Fellowship; God Will Provide; Saints in Caesar's Household; Salutations and the Benediction,' A Homiletic Commentary on the Book of Philippians, ed. Garland Elkins and Thomas B. Warren (Memphis: Getwell church of Christ, 1987), 285.
- 12 Earl F. Palmer, Integrity in a World of Pretense: Insights from the Book of Philippians (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1992), 176.
- 13 Disadur dari catatan kelas yang tidak diterbitkan oleh David L. Roper: 'Victory over the Challenge of Life.' Daftar itu didasarkan pada beberapa buku konseling.
- 14 Malone, 122.
- 15 Pentecost, 245.
- 16 Ibid., 244.
- 17 Ibid.
- 18 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 99.
- 19 Pentecost, 243-44.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN(Filipi 4:21-23)
Surat Paulus kepada jemaat Filipi sudah berakhir. Ia berhenti mendiktekan surat itu atau—jika ia menulis baris-baris akh...
KESIMPULAN(Filipi 4:21-23)
Surat Paulus kepada jemaat Filipi sudah berakhir. Ia berhenti mendiktekan surat itu atau—jika ia menulis baris-baris akhir—ia meletakkan alat tulis itu. Ketika tinta mengering, ia akan sudah memberikan instruksi akhir kepada Epafroditus, termasuk petunjuk tentang kepada siapa ia harus menyampaikan surat itu. Tidak diragukan lagi rasul itu memanjatkan doa ke sorga bagi perjalanan aman Epafroditus. Lalu ia akan menggulung gulungan surat itu, menyerahkannya kepada rekan kerjanya, dan memeluk dia. (Kita bisa membayangkan adegan seperti yang digambarkan di dalam Kisah 20:36, 37.) Ketika kita membayangkan hal itu, hamba yang tinggi kuat itu menghilang di kejauhan, itu juga adalah waktu kita untuk pergi. Alkitab CEV menutup surat itu dengan kata-kata ini: 'Aku berdoa semoga Tuhan kita Yesus Kristus akan baik kepadamu dan akan memberkati hidupmu!' Itu juga adalah doa saya untuk Anda. Jika selama ini Anda butuh 'kekuatan' untuk dipulihkan kepada hati Anda, saya harap pelajaran kita tentang surat pendek yang sarat dengan energi untuk jemaat Filipi ini telah membantu Anda. Semoga Allah memberkati Anda.
TFTWMS: Filipi (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Bagian dari pelajaran kita ini dimasukkan sebagai kesempatan untuk meninjau kembali kitab itu. Anda mungkin ingin melakukan tinjau...
Catatan Akhir:
- 1 Bagian dari pelajaran kita ini dimasukkan sebagai kesempatan untuk meninjau kembali kitab itu. Anda mungkin ingin melakukan tinjauan yang lebih luas.
- 2 Charles R. Swindoll, Laugh Again (Dallas: Word Publishing, 1992), 237.
- 3 Charles R. Erdman, The Epistle of Paul to the Philippians (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1983), 1.
- 4 William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature , 4th ed., rev. and aug. (Chicago: University of Chicago Press, 1957), 560.
- 5 Earl F. Palmer, Integrity in a World of Pretense: Insights from the Book of Philippians (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1992), 176-7.
- 6 Swindoll, 235. Lihat Wendell Winkler, 'Christian Fellowship; God Will Provide; Saints in Caesar's Household; Salutations and the Benediction,' A Homiletic Commentary on the Book of Philippians ed. Garland Elkins and Thomas B. Warren (Memphis: Getwell church of Christ, 1987), 289-90.
- 7 Wilbur Fields, Philippians-Colossians-Philemon, Bible Study Textbook Series (Joplin, Mo.: College Press, 1969), 112.
- 8 Erdman, 153.
- 9 Swindoll, 235.
- 10 Carroll Simcox, They Met at Philippi (New York: Oxford University Press, 1958), 158.
- 11 Erdman, 154.
- 12 Ibid., 153-54.
- 13 Ralph P. Martin, The Epistle of Paul to the Philippians, rev. ed., Tyndale New Testament Commentaries, ed. R. V. G. Tasker (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1987), 187.
- 14 Anda mungkin ingin berhenti sejenak untuk membaca syair lagu terkenal dari Newton John 'Amazing Grace.' Jika sesuai, Anda bisa meminta para pendengar Anda untuk menyanyikan lagu itu.
- 15 Richard B. Gaffin, notes on Philippians, The NIV Study Bible, ed. Kenneth Barker (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985), 1810.
- 16 Palmer, 177.
- 17 Disadur dari Maxie D. Dunnam, Galatians, Ephesians, Philippians, Colossians, Philemon, The Communicator's Commentary series, ed. Lloyd J. Ogilvie (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 275.
- 18 Gerald F. Hawthorne, Word Biblical Commentary, vol. 43, Philippians, ed. David A. Hubbard and Glenn W. Barker (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 216.
- 19 Martin, 187.
- 20 Hawthorne, 216.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Filipi (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI FILIPI
PENGANTAR
Jemaat di Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan Paulus di Eropa. Filipi
terletak di Makedonia,
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI FILIPI
PENGANTAR
Jemaat di Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan Paulus di Eropa. Filipi terletak di Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Surat \\Paulus Kepada Jemaat di Filipi\\ ini ditulis ketika Paulus berada di penjara. Hatinya pada saat itu cemas karena ada pekerja-pekerja Kristen yang menentangnya. Juga karena di dalam jemaat di Filipi itu ada orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Meskipun demikian surat Paulus ini bernada gembira dan penuh harapan. Apa sebabnya demikian? Tidak lain hanyalah karena Paulus percaya sekali kepada Kristus.
Paulus menulis surat ini karena pertama-tama ia mau mengucap terima kasih kepada jemaat di Filipi atas pemberian yang telah diterimanya dari mereka ketika ia berada dalam kesukaran. Dan dalam kesempatan ini pula ia ingin memberi dorongan kepada mereka supaya mereka berani dan tabah dalam menghadapi kesukaran. Ia minta dengan sangat supaya mereka rendah hati seperti Yesus, dan tidak dikuasai oleh perasaan angkuh dan mementingkan diri sendiri. Ia mengingatkan mereka bahwa hanya karena rahmat Allah sajalah, Allah membuat mereka bersatu dengan Kristus berdasarkan percaya mereka kepada-Nya, bukan karena mereka taat menjalankan upacara-upacara agama yang ditentukan dalam hukum agama Yahudi. Selanjutnya Paulus menulis juga tentang kegembiraan dan sejahtera yang diberikan Allah kepada orang-orang yang hidup bersatu dengan Kristus.
Ciri khas surat ini ialah tekanannya pada kegembiraan, keteguhan hati, kesatuan, dan ketabahan orang Kristen dalam mempertahankan percayanya kepada Kristus dan dalam menjalani hidup sebagai orang Kristen. Surat ini menunjukkan juga betapa cintanya Paulus kepada jemaat di Filipi itu.
Isi
- Pendahuluan
Filipi 1:1-11 - Keadaan Paulus sendiri
Filipi 1:12-26 - Kehidupan orang Kristen
Filipi 1:27-2:18 - Rencana untuk Timotius dan Epafroditus
Filipi 2:19-30 - Peringatan terhadap musuh-musuh dari luar dan dari dalam
Filipi 3:1-4:9 - Paulus dan kawan-kawannya di Filipi
Filipi 4:10-20 - Penutup
Filipi 4:21-23
Ajaran: Filipi (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti pentingnya pemeliharaan terhadap persekutuan dan
kesatuan dengan Kristus sebagai Tuhan dan Rajanya, sehingga In
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti pentingnya pemeliharaan terhadap persekutuan dan kesatuan dengan Kristus sebagai Tuhan dan Rajanya, sehingga Injil dapat disebarluaskan.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Filipi. (Dan juga semua orang percaya di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Filipi terbagi atas 4 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas ajaran Rasul Paulus tentang kesukacitaan hidup di dalam Tuhan Yesus.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Filipi
Pasal 1 (Fili 1:1-30).
Pengajaran bahwa Kristus adalah hidup orang percaya
Dalam bagian ini, Rasul Paulus menyatakan bahwa seluruh hidupnya adalah untuk memberitakan Injil, baik melalui perkataan maupun melalui perbuatan/sikap hidup.
Pendalaman
- Bacalah pasal Fili 1:21-22. _Tanyakan_: Apakah arti hidup bagi Rasul Paulus? Dan bagaimanakah dengan saudara?
- Bacalah pasal Fili 1:27. _Tanyakan_: Apakah perintah Rasul Paulus untuk hidup berbuah?
Pasal 2 (Fili 2:1-30).
Pengajaran tentang kehidupan Kristus merupakan teladan bagi kehidupan orang Kristen
Dalam bagian ini, Rasul Paulus mengajarkan bahwa kerendahan hati, kelemahlembutan, kasih, kesabaran dsb. dari sikap hidup Tuhan Yesus, merupakan teladan bagi hidup segenap orang Kristen.
Pendalaman
Bacalah pasal Fili 2:1-4,11. _Tanyakan_: Apakah yang ada di dalam Tuhan Yesus? Mengapakah Tuhan Yesus dipermuliakan?
Pasal 3 (Fili 3:1-21).
Pengajaran tentang pengenalan akan Kristus sebagai kebahagiaan bagi kehidupan orang Kristen
Pendalaman
Bacalah pasal Fili 3:1-11. _Tanyakan_: Apakah yang dikehendaki oleh Rasul Paulus dalam ayat 10 (Fili 3:10)? Apakah yang diperoleh dari mengenal Kristus ayat 11 (Fili 3:11)?
Pasal 4 (Fili 4:1-23).
Pengajaran tentang Kristus sebagai pendamaian bagi kehidupan orang Kristen
Pendalaman
Bacalah ayat (Fili 4:1-4,8-9). _Tanyakan_: Apakah yang diperintahkan oleh Rasul Paulus dalam ayat 2 (Fili 4:2)? Apakah yang harus dilakukan oleh orang Kristen menurut ayat 8-9 (Fili 4:8-9)?
II. Kesimpulan
Dalam Kitab Filipi, Rasul Paulus mengajarkan bahwa kehidupan yang bersukacita senantiasa ada di dalam Tuhan Yesus, walaupun di dalam kesulitan dan kesusahan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Filipi?
- Apakah pokok pengajaran Kitab Filipi?
- Kehidupan siapakah yang harus menjadi teladan bagi orang Kristen?
Intisari: Filipi (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat ucapan terima kasih
KOTA FILIPI.Filipi adalah koloni Romawi yang sebagian besar penduduknya adalah pendatang dari Italia yang tetap set
Sepucuk surat ucapan terima kasih
KOTA FILIPI.
Filipi adalah koloni Romawi yang sebagian besar penduduknya adalah pendatang dari Italia yang tetap setia kepada Roma. Filipi adalah sebuah kota besar, pusat kegiatan dagang yang ramai, tetapi tidak terkenal karena standar moral penduduknya.
SURAT FILIPI.
Jelas bahwa Paulus menulis dari dalam penjara (Fili 1:12) boleh jadi di Roma, dan bila demikian surat ini ditulis antara tahun 61 dan 63 M. Beberapa orang beranggapan bahwa surat ini ditulis dari Efesus, berarti 10 tahun lebih awal dari anggapan pertama. Pada dasarnya surat ini merupakan surat'ucapan terima kasih' yang dikirim melalui Epafroditus untuk gereja di Filipi atas pemberian yang telah mereka kirimkan. Surat ini datang dari Paulus dan kawannya, Timotius.
GEREJA DI FILIPI.
Paulus dipakai Tuhan sebagai pendiri gereja di Filipi. Di sana ia bertemu dengan kelompok wanita yang sedang berbakti di tepi sebuah sungai dan salah satu dari mereka, bernama Lidia, menyambut Injil (Kis 16:14). Tak lama kemudian Paulus dan Silas digiring ke muka pengadilan dengan tuduhan yang dibuat-buat, dipukuli dan dijebloskan ke dalam penjara. Pada tengah malam, sementara mereka berdoa dan memuji Allah, terjadilah gempa bumi dahsyat yang menggoncangkan penjara sampai ke fondasinya. Pengawal penjara yang menyadari bahwa para tawanan dapat melepaskan diri, hampir saja bunuh diri. Paulus menghalangi niatnya dan orang itu menangis memohon pertolongan sambil berkata "Tuan-tuan apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" (Kis 16:30). Setelah mengetahui jalan keselamatan, bukan hanya pengawal penjara itu saja, tetapi seluruh keluarganya pun bertobat dan dibaptis.
CIRI-CIRI UTAMA.
Rupanya rasul Paulus mempunyai kasih yang istimewa terhadap gereja di Filipi. Orang Kristen di sana menjadi sumber sukacita besar dan dorongan baginya (Fili 1:3-5). Nada sukacita dan gembira mengalir dalam seluruh isi surat. Dalam pasal ketiga Paulus membuat suatu perbandingan dengan menuliskan pada satu sisi hal-hal yang paling dihargainya sebelum ia menjadi Kristen dan pada sisi lain apa yang kini menjadi kesukaannya sebagai seorang Kristen. Jelaslah bahwa ia telah mendapat keuntungan yang lebih besar daripada kerugiannya karena penyerahannya kepada Kristus.
Pesan
1. Hal-hal yang harus disyukuri:o persekutuan dalam Injil. Fili 1:5, 7
o kemampuan mengatasi situasi sulit. Fili 1:12
o khotbah penginjilan walaupun motivasinya beragam. Fili 1:15-18
2. Hal-hal yang perlu didoakan:
o untuk kasih yang melimpah. Fili 1:9
o untuk pilihan yang benar. Fili 1:10
o untuk kehidupan yang memuliakan Allah. Fili 1:11
3. Sikap yang harus dimiliki:
o tidak mementingkan diri sendiri. Fili 2:4
o keinginan untuk melayani. Fili 2:7
o keinginan untuk berkorban. Fili 2:8
4. Nilai-nilai yang harus diperbarui:
o latar belakang agama. Fili 3:5
o ketulusan yang nyata. Fili 3:6
o kehidupan moral. Fili 3:6
5. Kemuliaan harus disambut: Fili 3:20, 21
6. Pelajaran untuk dipelajari:
o hidup dalam keserasian. Fili 4:2
o selalu bersukacita. Fili 4:4
o mengatasi kekuatiran. Fili 4:6
o berpikir positif. Fili 4:8
o selalu merasa cukup. Fili 4:11
o percaya kepada Allah. Fili 4:19
Penerapan
Jemaat Filipi mengajar kita...
1. Seperti apa seharusnya orang Kristen.o penuh kasih
o sanggup menilai benar-salah
o jujur
o siap bekerja sama
o penuh sukacita
o rendah hati
o puas
o berpusatkan Kristus
2. Seperti apa seharusnya pemimpin-pemimpin Kristen.
o penuh perhatian
o rela berkorban
o tidak mengeluh
o praktis
o penuh terima kasih
3. Tentang orang yang dapat kita teladani.
o Timotius - seorang anak rohani yang berharga
o Epafroditus - seorang pembawa pesan yang simpatik
o Euodia dan Sintikhe - wanita-wanita yang sedang berselisih
Tema-tema Kunci
1. Sukacita.
Kata itu menjadi lebih berkesan ketika kita tahu bahwa orang yang mengatakan "bersukacita selalu", menulisnya dari dalam penjara! Mudah untuk kelihatan bersukacita ketika keadaan di luar menggembirakan. Namun, Kristen harus tahu rahasia sukacita hati yang dalam dan menetap, yang tidak terpengaruh oleh keadaan luar. Sukacita itu dijanjikan sendiri oleh Yesus kepada para pengikut-Nya (Yoh 15:11). Telusuri tema tentang sukacita dalam seluruh surat dan berikan pendapat tentang alasan utama dari sukacita Rasul Paulus terhadap gereja di Filipi.
2. Keserupaan dengan Kristus.
Filipi 2:5-11 boleh jadi merupakan bagian dari lagu pujian dalam gereja mula-mula. Ini juga merupakan salah satu perikop tentang Kristologi yang terkenal dalam Perjanjian Baru. Perikop ini menelusuri langkah-langkah yang diambil oleh Putra Allah dalam memberikan keselamatan kepada kita. Namun juga, merupakan teladan yang harus kita ikuti. Kita harus mempunyai sikap mental seperti Kristus, dengan kata lain, tahu mengorbankan diri. Paulus sering menulis tentang mencontoh Kristus dan bahkan mencotoh dia sendiri (Efe 5:1; 1Kor 4:16; 11:1; Fili 3:17). Haruskah kita mampu membuat orang meneladani kita?
3. Nilai-nilai
Pertobatan bagi Paulus berarti perubahan pandangan secara total -- hal-hal yang dahulunya sangat dihargai sekarang tidak berarti sama sekali. Bagi Paulus hal yang dibanggakannya ialah pendidikan agama yang diterimanya sejak kecil. Bagi orang lain kebanggaan itu bisa status sosial, latar belakang pendidikan dan keadaan keuangan mereka. Kristus mengarahkan pandangan kita kepada hal yang lebih tinggi dan mengingatkan kita akan kewargaan kita di surga. Tuhan kita sendiri banyak membicarakan hal ini.
Pelajarilah ajaran Tuhan kita tentang harta duniawi (Luk 12:15; Mat 6:19-21, 33). Apakah ini yang menjadi penyebab mengapa orang kaya susah menjadi Kristen? (Mar 10:23, 24).
4. Kepuasan.
Paulus memberikan kesan bahwa ia telah belajar untuk mencukupkan diri dan mungkin hal itu bukan pelajaran yang mudah baginya. Ia pernah berkata, "...ibadah disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar" (1Tim 6:6).
Lihat 2Korintus 11:24-28 dan renungkan pernyataan Paulus sehubungan dengan pengalamannya itu. Pikirkan bagaimana Paulus belajar tentang kepuasan.
Garis Besar Intisari: Filipi (Pendahuluan Kitab) [1] SUKACITA DALAM PENDERITAAN Fili 1:1-30
Di sini kita membaca Rasul Paulus
Fili 1:1, 2mengirim salam
Fili 1:3-7menyampaikan terima kasih
Fil
[1] SUKACITA DALAM PENDERITAAN Fili 1:1-30
Di sini kita membaca Rasul PaulusFili 1:1, 2 | mengirim salam |
Fili 1:3-7 | menyampaikan terima kasih |
Fili 1:8-11 | berdoa |
Fili 1:12-14 | berkemenangkan |
Fili 1:15-26 | mempercayai |
Fili 1:27-30 | menantang |
[2] SUKACITA DALAM PELAYANAN Fili 2:1-30
Paulus memberikan kepada kita beberapa nasihat praktis tentang pelayanan Kristen
Fili 2:1-4 | hidup bersama dalam keharmonisan |
Fili 2:5-11 | meneladani Kristus |
Fili 2:12, 13 | mempertahankan keselamatan |
Fili 2:14-18 | berhenti mengeluh |
Fili 2:19-30 | menghormati pelayan-pelayan Tuhan |
Timotius (Fili 2:19-24) | |
Epafroditus (Fili 2:25-30) |
[3] SUKACITA DI DALAM KRISTUS Fili 3:1-21
Fili 3:1-11 | Yang dulu dibanggakan dianggap sampah |
Fili 3:12-16 | Perlombaan yang belum selesai |
Fili 3:17-21 | Kewargaan yang harus dijunjung tinggi |
[4] SUKACITA DALAM KEPUASAN Fili 4:1-20
Fili 4:1-4 | Sumber sukacita |
Fili 4:5-9 | Rahasia sukacita |
Fili 4:10-20 | Pemberian sukacita |
Fili 4:21-23 | Salam perpisahan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi